1..

838 85 212
                                    

Hai hai, sehat semua?
Lama gak jumpa ya kita 🤭
Ini ff akhir tahun 2020 btw dan setelah ini gak ada ff lagi, bahkan world jg koma.

Jumpa lagi 2021 or 2022 ya 👌

🌹🌹🌹

Winter Garden Theatre sudah penuh oleh para penonton yang akan menyaksikan penampilan para artis dan aktor yang lahir dari panggung demi panggung di Broadway, New York.

"Aku harap pertunjukanmu juga akan mendapatkan antusias seperti ini, Jess." Sosok rambut blonde berhidung mancung yang sudah di duga warga lokal ini memberi semangat pada temannya.

Jessica Jung hanya mengangguk, ia justru merasa gerogi menyaksikan teater malam ini. Pertunjukan ini merupakan acuan dirinya yang kemungkinan akan tampil di gedung yang sama.

Mahasiswi seni di salah satu perguruan tinggi kota New York itu memang sedang mencoba mendirikan satu pertunjukan bersama teman-temannya, selain hobby, Jessica juga ingin suatu saat bisa terjun di seni peran sesuai bidang yang ia ambil.

"Dimana dia? Sampai sekarang belum juga datang? Pertunjukan sudah akan dimulai." Gadis blonde itu terlihat mencari sosok yang sudah janji akan menonton pertunjukan malam ini.

"Kau tenang saja, J. Oppa pasti datang, dia bukan orang yang lupa atau ingkar janji." Jessica mencoba menenangkan temannya itu.

Jennifer Zinke, gadis itu mendengus kesal kala Jessica selalu saja membela Pria yang ditunggunya.

"Awas saja dia ke tempat ini badannya bau lobster, akan aku panggang jika kemari tidak berpakain rapi."

Jessica tertawa kecil mendengar gadis yang biasa dipanggil J ini mengumpat tentang teman mereka berdua.

"See, dia datang kan?" Jessica menunjuk dengan dagunya pada seorang Pria berkemeja putih dan bercelana jeans. "Oppa. Kami disini, Tyler Oppa~" Jessica melambaikan tangan agar Tyler bisa melihat dimana mereka duduk.

Tyler Kwon, pengusaha lobster itu membalas lambaian tangan Jessica, tak lama ia menyusul ke tempat duduk dimana Jessica dan Jennifer berada.

"Aku kira kau akan lupa, Tyler." Ucap Jennifer begitu Pria itu sudah duduk di sebelah Jessica.

"Mana mungkin aku lupa, J. Sebisa mungkin aku meluangkan waktu untuk kalian. Apalagi sebentar lagi kau akan berkelana. Again?"

Jennifer mengangguk, sesekali kaki nya diangkat ketika ada orang yang melewati barisan mereka duduk. "Yeah, aku sudah bosan dengan tawaran Daddy untuk bergabung di gedung putih. Oh God." Ia memutar bola matanya merasa malas jika mengingat mengenai keluarganya.

"Why not, J. Daddy mu pasti ingin yang terbaik untuk putrinya satu ini, lagipula tidak sembarang orang bisa bekerja di gedung putih, kan?"

"Yes, kau ada benarnya juga Jess. Tapi aku sungguh tidak minat dengan politik, bukan duniaku. Aku lebih suka--"

"Kebebasan? Sudah berapa kali kau mengatakan hal itu pada kami. Kau baru kembali ke New York belum ada satu bulan, lalu akan pergi lagi? Kali ini akan kemana? Afrika, Eropa sudah kau jelajahi. Tsk!!"

Jennifer tertawa, tapi mulutnya ia bungkam, tidak ingin menjadi pusat perhatian, bisa-bisa semua orang akan sadar bahwa anak Menteri Dalam Negeri di Pemerintahan Donald Trump ini ada di gedung theatre bersama dua temannya.

"Asia. Aku akan mengunjungi negara kalian berdua. How? Menyenangkan pasti kan? Kalian harus memberiku rekomendasi apapun disana, oke?" Setelahnya Jennifer memusatkan pandangan pada panggung yang sudah akan memulai pertunjukan teater.

The Last OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang