Darwin's Dirty Mind

1.1K 148 1
                                    

Sepasang mata cokelat indah sedang terlihat sendu.

5 menit bel pulang sekolah berlalu.

Gladys telah keluar dari ruang kelasnya.

Seorang lelaki berlari menuju ke arahnya. "Gladys, jadi kan?"

Gladys menoleh. Lelaki itu adalah Darwin, dengan senyum manis menghias wajahnya.

Gladys hanya mengangguk.

"Oke, sebentar ya, aku harus nemuin Miss Ve dulu, sebentar. Kamu tunggu lobi ya.."

Gladys mengangguk lagi, membiarkan Darwin berlari kembali menuju ke arah ruang guru.

Ia menghela nafas.

Matanya lesu.

Wajahnya sendu.

Gladys membalik badan, dan langsung menabrak sesosok tubuh lelaki.

Ia tidak terkejut, apalagi ketika tau siapa lelaki itu.

Untuk ke sekian kalinya, Gladys menghela nafas. "Kenapa selalu nabrak dia sih"

"Darwin ngomong apa?" Tanya Gavriel tanpa basa-basi

"Suruh nunggu di lobi." Jawab Gladys malas-malasan.

"Mau kemana?"

Gladys menghela nafas. "Dia minta foto-foto dan video-nya kemarin lebih HD dan diedit lebih memukau."

"Kok dia ngatur gitu?"

Gladys mengangkat bahu. "Entah."

Gavriel mengerutkan kening. Tetap menatap Gladys yang juga menatapnya lekat.

"Ada yang mau diomongin?" Tanya Gavriel.

"Loe vampir." Tuduh Gladys

Gavriel tertawa pelan. "Buktinya mana?"

"Loe suka makan daging." Jawab Gladys cepat.

"Emang loe nggak makan daging?"

"Makan."

"Berarti loe vampir-nya."

"Ya enggak lah. Loe tuh terobsesi banget sama daging. Gue liat kok semalem gimana loe makan daging." Ucap Gladys serius

"Ciee, merhatiin gue." Goda Gavriel.

Gladys menghela nafas kesal, memalingkan wajahnya dari pria tampan itu.

"Loe ngaku aja deh Gav. Demi kebaikan semua orang. Demi keselamatan semua orang." Ucap Gladys serius.

"Jangan mempersulit tugas semua orang buat nyari tau siapa vampirnya, siapa pelakunya deh." Lanjutnya

Gavriel mengangkat bahu. "Buat apa gue ngaku hal yang nggak gue lakuin?"

Gladys menatapnya tajam. Lalu membuang muka dengan malas.

Gavriel tersenyum tipis menatap gadis itu. "Dis, semua orang makan daging kali. Gue emang nggak suka sayur. That's why gue makan daging doang semalem. Loe masalahin gue makan apa?"

"Serah loe."

Tanpa perlu mendengar apapun lagi, Gladys berlalu, berjalan menuju lobi untuk menunggu Darwin.

Tak lama, Darwin menyusulnya untuk berangkat bersama.

Mereka berdua menuju ke salah satu media percetakan untuk mengurus foto dan video Darwin.

Lelaki itu tidak tahu menahu soal media, jadi menyerahkan segalanya kepada Gladys.

Selama foto dan video Darwin diurus oleh pihak media percetakan, mereka berdua duduk manis di kursi tunggu.

BITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang