-03- SORE || SEULRENE

9.3K 704 77
                                    

Note : finally bisa up yg ini juga~
sorry ye jahanamers~
baru bisa up sekarang, dan mungkin ntar gue ubah konsep ceritanya. Tapi ntar deh gue pikir belakangan, 😂😂😂

yg mau baca ya baca yg kaga mau baca yodah skip aja,, gue mah kaga maksain~

====================================

"Bun, sini biar abang yg bawa" Jeno meraih kantong belanja dari tangan Irene.



"ehh abang,, engga bang,," Irene tetap menggenggam belanjaan nya dengan erat.



"Bunda lagi hamil, ga boleh angkat yg berat-berat" Jeno mulai mengerutkan keningnya.



"Abang juga tangan nya lagi sakit itu" Irene menunjuk tangan kanan Jeno yg masih berbalut gips.



"Abang masih punya tangan kiri Bund,, udah sini kasih ke abang" dan akhirnya Jeno merebut paksa plastik dari tangan Irene.



"Bunda masuk aja sama adek sama abang" Seulgi menahan bahu Irene saat Irene berbalik menuju kearah mobil.



Irene melirik kearah bagasi mobil yg terbuka, belanjaan mereka masih sangat banyak. Karena hari ini kedua orang tua Seulgi dan Irene akan makan malam dirumah. Mereka berbelanja semua kebutuhan makanan setelah mengantar si kembar kerumah sakit. Mengantar Jeno untuk mengecek tangan kanan nya yg patah dan mengatar Yerim yg tiba-tiba saja alergi saat sarapan.




"Bunda masuk, pakein bedak buat Adek sma panggil mbak buat bantuin ayah bawa belanjaan" Seulgi mengusap kepala Irene. Dia tau apa yg dipikirkan Irene.



"Bunda bisa bawa yg ringan, Yahh" Irene masih sesekali menatap belanjaan mereka dimobil.



satu kecupan dikening Irene membuat perempuan cantik itu menatap 'suami' atau bisa dibilang istrinya.



"ada ayah, bund. Gihh bunda sama dedek masuk kedalem susulin adek" tangan Seulgi mengusap perut buncit Irene dan tersenyum.



Irene menggeleng pelann dan tersenyum. bagaimana bisa dia menang berdebat dengan Seulgi?? Tidak. Tidak akan bisa. Seulgi terlalu protektif dan memanjakan keluarganya. Mana mungkin Seulgi membiarkan Irene melakukan pekerjaan berat?? terlebih dengan kondisi hamil??. Irene hanya bisa tersenyum dan menurut jika seperti ini.



"pak Kim" panggil Irene pda sopir mereka "tolong bantu tuan bawa belanjaan kedalem ya,," Irene menoleh menatap Seulgi yg terkekeh sebelum dia masuk kedalam rumah.



"ibu mau angkat belanjaan nya sendiri, Tuan??" tanya pak Kim sambil mengangkat beberapa barang dari bagasi.



"ya gitu pak, bawa perut aja udah susah, berat mau bawa belanjaan,," Seulgi tersenyum.



"karena ibu istri yg baik Tuan, makanya dalam kondisi seperti apapun, pasti ibu selalu pengen bisa bantuin Tuan" pak Kim sang sopir tersenyum mengingat bagaimana sifat kedua majikan nya.



Meskipun mereka masih muda tapi untuk urusan hidup mapan, pendidikan, kesopanan dan kebaikan keluarga Kang adalah yg terbaik. Mereka menghargai dan menghormati para pekerja mereka dengan sangat baik. Mereka memperlakukan pegawai mereka dengan sopan dan sangat memanusiakan. Itu yg membuat para pekerja keluarga Kang menjadi betah bekerja dengan mereka.



"Iya saya tau pak,, tapi masa semangka bawa semangka pak" jawab Seulgi membuat sang sopir ikut tersenyum.



Alis dan kening Irene berkerut saat melihat si bungsu duduk dimeja makan dan mengunyah peer. Tepat didepan nya terlihat larcel buah yg berisi lengkap. 'kapan bunda beli parcel buah??'



Kang Family Daily || SEULRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang