Hope u like it^3^
●●●●
*Door opened*
Suara operator dari pintu itu berbunyi ketika seseorang masuk ke sebuah ruangan dimana tempat itu layaknya seperti rumah yang memiliki dapur, tempat tidur, ruang tamu, kamar mandi, alias tempat persembunyian.
"Astaga!!, Dafa lo kenapa?, Apa ada masalah?"
Seseorang yang baru masuk ke ruangan itu melempar tas selendangnya asal, kemudian menghampiri seorang yang bernama Dafa dengan cepat yang sedang meminum begitu banyak soju di ruang tamu.
"Mereka bersenang-senang, dan yang lain bernangis-nangis, hah...haha...hahaha... HAHAHAHHA, lucu banget kan Pat"
Jelas Dafa meracau yang sudah dikuasai alkohol. Saat Dafa mau melanjutkan tegukan soju untuk keberapa-kalinya, namun digagalkan oleh seseorang bernama Pat. Dia Pati Mahazzara, sahabat Dafa Naryaka.
"Daf, jangan minum lagi, udah banyak, udah ya?, nanti lo pusing dan sakit perut besoknya", Pati memutar tubuh Dafa menghadap dirinya serta mengelus tengkuk Dafa, kemudian memeluknya, lalu mengusap-usap punggung dan kepalanya.
"Mereka lagi-lagi kencan Pat", Pati mengangguk-angguk dengan sirat sedih
"Mereka lagi-lagi nyakitin ibu gue", Pati mengangguk lagi sambil memejamkan mata dalam dan mengulum bibirnya.
Pati masih tetap diposisinya, masih mengelus punggung dan kepala Dafa lalu menempatkan kepalanya diatas kepala Dafa. Tak sadar, Dafa membalas pelukannya, dia memeluk kedua bahu Pati, Menyandarkan Kepalanya di dadanya. "Mereka nggak ada habisnya nyakitin ibu gue, mereka...mereka..."
Perkataan yang terdengar seperti bisikan itu menggantung saat Dafa mulai memejamkan matanya kemudian air matanya basah di bahu Pati.
"Daf"
"Daf"
Panggilan Pati tidak mendapatkan sahutan, kemudian dia mencoba melepaskan pelukannya, namun sebelum melakukan itu, Dafa semakin mengeratkan pelukannya.
"Tolong....sebentar saja...biarkan gue... sampai tidur," bisikan Dafa dengan suara serak dan berat, suaranya sangat rendah. Nafasnya yang hangat mulai menyapu leher sampai ketelinga Pati.
"Y-Yaudah," Pati kembali dengan posisinya.
Terdiam cukup lama selama beberapa menit, Pati bergumam sendiri memecah keheningan yang sedang melanda di ruangan gelap yang terbantu dengan cahaya temaram.
"Bunda baik banget sama kita"
"....hmm," sahut Dafa yang masih bangun walaupun dengan mata tertutup. Awalnya Pati kaget mengira Dafa sudah tertidur, tapi dia lanjut bergumam lagi.
"Bunda suka banget masak makanan banyak kalo kita datang, kalo buka restoran, pasti restoran bunda ramai, makanannya selalu enak, bunda pintar masak semua makanan"
"...hmm"
"Bunda, kami semua masih ada dan akan tetap sayang sama bunda"
Sahutan dari Dafa tidak lagi terdengar, pelukannya mulai mengendur, tangannya sudah lepas dari bahu Pati, suara nafasnya yang mulai teratur menandakan dia sudah terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Friend To You
Teen FictionNnti dulu pas klimaks bakal dibuat, masih bingung soalnya