Romeo's Fact

59 9 0
                                    

"Ikut aku!" Romeo yang berhasil menahan daun pintu agar tidak tertutup berhasil meraih tangan Ratu dan menyeretnya keluar.

"Kamu sudah gila? Kita nggak saling kenal, ngapain aku harus ikut kamu?" protes Ratu seraya mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Romeo, tetapi jelas saja dia kalah kuat. Semakin ia berusaha lepas, justru tangannya yang semakin sakit.

"Bisa nggak cerewet? Tinggal ikut aku, nggak usah banyak tanya!" sahut Romeo dengan tidak ramah.

Sepertinya cowok ini sinting. Tuhan, bagaimana aku bisa lepas dari dia. Bagaimana kalau ternyata dia kanibal. Tunggu, jangan-jangan dia teman pria yang tinggal di rusun tiga belas, haduh ... sepertinya aku akan menjadi target pertamanya. Siapapun, tolong aku!. Ratu berharap dalam hati. Dia terpaksa mengikuti langkah Romeo dengan pergelangan tangan yang masih tetap dicengkeram oleh lelaki itu.

Ratu memperhatikan pisau yang ada di tangan lelaki itu. Ada darah. Dia semakin gusar, detak jantungnya tidak menentu. Lorong rusunnya sunyi. Semua penghuni sedang berada di bawah, berbelanja dan melakukan aktivitas lainnya. Ratu pucat pasi, tidak ada harapan untuknya bisa melarikan diri.

Dia semakin panik saat lelaki itu membawanya naik ke lantai atas. Ya, lantai atas adalah rusun 10,11,12, dan 13. Ratu sudah sangat yakin, kalau lelaki yang membawanya satu komplotan dengan pria yang tinggal di rusun nomor 13.

"Kamu mau bawa aku kemana? Aku cuma tanya sekali ini saja. Tolong jawab aku." Ratu memelas. Dia bicara selembut mungkin supaya lelaki itu mau menjawab pertanyaannya.

"Tempat tinggalku, rusun tiga belas." jawab Romeo santai, tetapi itu membuat rasa takut Ratu semakin tinggi. Keyakinan atas kejahatan pria itu meningkat.

Aneh, kemarin dia menolongku, tetapi hari ini dia akan memangsaku. Hah! Bodoh. Aku kemarin kurang waspada, pasti dia mengikutiku. Dasar kamu bodoh, Ratu! Harusnya kamu nengok kebelakang kemarin. Sepertinya kamu harus mengucapkan selamat tinggal pada para penghuni rusun. Teman-teman, sepertinya ini hari terakhirku. Maaf, aku tidak bisa melindungi kalian. lirih gadis itu dalam hati.

"Masuk!" Romeo mendorongnya masuk ke dalam tempat tinggalnya setelah lelaki itu membuka pintunya lebar-lebar. Berikutnya, dia melangkah masuk, mengawasi sekitar dan menutup pintu rapat-rapat.

"Ikuti aku!" pinta Romeo dengan nada tak ingin di bantah.

Dengan kaki gemetar, Ratu mengikuti langkah pria itu menuju dapur. Dia memberanikan diri mengamati ruangan. Hiasan dinding milik pria itu membuatnya semakin yakin kalau Romeo adalah orang jahat.

Lukisan-lukisan orang bunuh diri dan beberapa lukisan hantu tergantung di beberapa sudut ruangan. Ada juga tengkorak yang tersimpan di dalam kotak kaca. Tidak ada hal yang bisa dia
lakukan selain pasrah.

Dia menatap Romeo yang kini menghadap ke meja dapur. Lelaki itu tampak sedang memotong sesuatu. Ratu tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya berdiri diam di depan pintu.

"Aku mengundangmu kesini bukan untuk menjadi penonton. Cepat buatkan aku bumbu rendang." perintah lelaki itu, membuat Ratu terkejut.

"Bumbu rendang? Jadi kamu menarikku begitu sadis hanya untuk membuatkanmu bumbu rendang?" Ratu menyatakan ketidak percayaannya.

"Kamu pikir aku mau apa? Menculikmu? Membunuhmu? Sepertinya kamu terlalu banyak membaca novel. Halumu sudah tidak bisa terdeteksi." Romeo tertawa kecil.

Rasa takut yang menghinggapi Ratu lenyap seketika. Dia salah terka. Ternyata Romeo tidak seseram itu.

"Yah, aku pikir begitu. Lagian kamu, kenapa harus tinggal di sini. Ini rusun paling angker, asal kamu tahu. Dan lagi, penampilanmu itu terlihat seperti orang jahat." protes Ratu.

Reaksi Romeo diluar dugaan, lelaki itu tertawa lepas. Dia melepas maskernya dan berbalik ke arah Ratu. Seperti Senja, Ratu juga gagal fokus saat melihat wajah Romeo.

Ternyata dia ganteng juga. Astaga, mikir apa aku, sadar! Fokus! Gimana kalau ini cara dia mengalihkan fokus korbannya. Aku tidak boleh lengah. Ratu tetap waspada, dia tidak ingin tertipu oleh lelaki yang kini menghadap ke arahnya dengan tawa yang masih menggema.

"Rusun angker? Justru itu yang aku cari. Aku sengaja masuk ke rusun ini setelah Tante Susan bilang kalau rusun ini tidak ada yang mau menempati. Soal penampilan, aku sengaja. Aku pengen fansku penasaran denganku. Itu saja. Tidak ada tujuan lain." jelasnya panjang lebar.

"F-fans?" Ratu tertarik pada kata itu.

"Iya, fans. Aku ini youtuber. Hari ini aku dapat tantangan masak rendang dari fansku. Karena aku nggak bisa masak rendang, makanya aku cari partner Buat bantuin aku menyelesaikan tantangan." penjelasan Romeo semakin menggelitik Ratu. Ternyata Romeo benar-benar jauh dari ekspetasinya selama ini.

"Bentar, bentar, jadi kamu youtuber? Aku nggak salah denger, nih?" Sekarang giliran Ratu yang tertawa.

"Iya, beneran. Kenapa? Aku nggak pantes jadi youtuber?" Romeo butuh penjelasan dari pertanyaan Ratu yang seolah meragukan kemampuannya.

"Bukan gitu. Kamu tu lebih mirip psiko daripada youtuber. Pakek baju serba hitam, maskeran, astaga." Ratu tergelak menertawakan Romeo.

"Plis, nggak usah ngetawain aku. Dari awal aku memang sudah membangun image misterius, tetapi sepertinya hancur gara-gara kamu." Romeo kembali berbalik dan menyelesaikan tugasnya memotong daging.

"Kok aku?" tanya Ratu lagi.

"Kamu membuatku bicara banyak, kesan misteriusku hilang. Ingat, ya. Jangan pernah bocorin siapa aku ke penghuni yang lain atau aku akan benar-benar menculikmu." ancam lelaki itu dengan nada serius.

"Sayangnya aku sama sekali tidak takut dengan ancamanmu, Rom. Tenang saja, aku bisa merahasiakan sesuatu yang diminta oleh narasumber, tetapi kalau keceplosan, itu di luar tanggung jawabku." ledek Ratu yang mulai menyiapkan bumbu-bumbu yang akan digunakan.

"Itu sama saja bohong, Maemunah!" sergah Romeo sedikit kesal.

"Piss" Ratu membentuk jari telunjuk dan tengahnya menjadi huruf v. Dia memandang Romeo yang menatapnya kesal dengan seyum jenaka dan wajah berekspresi seimut mungkin.

"Lagian kamu kan youtuber, ngapain kamu nyeret aku ke sini. Kamu bisa lihat tutorial masak dan praktek." omel Ratu.

"Masalahnya aku nggak bisa masak. Kalau gagal, aku akan malu. Lagian ada untungnya menjadi partnerku. Aku akan mempromosikan akun sosial media kamu, kamu juga akan terkenal." sahut Romeo dengan nada seenaknya.

"Aku nggak pengen tenar. Bukan tipe orang yang begitu. Lagipula kenapa harus aku, sih?" gerutu gadis berkacamata itu.

"Kenapa harus kamu? Karena semua pintu yang aku ketuk tidak berpenghuni, kecuali pintumu. Aku akan sangat berhutang budi asal kamu membantuku. Satu hal, jangan kamu bocorkan apapun tentang aku." pinta Romeo sekali lagi.

"Baiklah-baiklah, Tuan Sok Misterius. Aku akan membantumu buat konten kali ini." Ratu menyerah dan tidak ingin berdebat lagi dengan pria yang ada di sisinya.

"Bagus, itu yang aku mau Nona Bermata Empat." balasnya dengan menyunggingkan senyum.

Keduanya mulai mengakrabkan diri. Acara memasak itu membuat keduanya banyak bicara. Romeo melakukan rekaman kegiatan masaknya dengan Ratu. Tidak lupa dia memperkenalkan Ratu sebagai partner pembuatan kontennya kali ini.

Apa yang bisa Ratu sampaikan saat penghuni rusun menanyakan rumor Romeo yang telah ia sebarkan? Ada gosip menarik apa lagi di rusun gibah? Nantikan jawabannya di episode selanjutnya, ya! Jangan lupa tekan bintangnya.

#Day4
#30DWCjilid27

Rusun Gibah SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang