Chapter 2

1 0 0
                                    

Suara merdu terdengar dari kamar berpintu putih itu, padahal ini masih fajar buta. Bahkan matahari saja belum terbangun dari tidur nyenyaknya.

Nada-nada itu semakin merdu, suara-suara itu semakin indah.

But I can't help falling in love with you~

Sentuhan melodi piano yang indah untuk mengakhiri lagunya.

Adelia bangun dari kursi tempat ia bermain piano tadi menuju ke balkon. Melihat ke sekelilingnya yang bahkan rasanya belum ada yang terbangun. Adelia menarik nafas panjang menikmati udara senja yang segar.

Tring tring tring

Alarm berbunyi, Adelia meninggalkan balkon untuk mematikan pengingat itu di handphone miliknya.

"Huh, gue bahkan bangun lebih dulu dari lo", kata Adelia seakan sedang berbicara dengan alarm itu.

Ia kembali berjalan ke arah balkon, dan menikmati indahnya senja itu kembali.

================================

Sekarang matahari mulai perlahan muncul, cahaya hangat mulai terasa. Adelia hanya berbaring malas di kasurnya sambil memainkan ponselnya.

"Perusahaan KarlS telah mengkonfirmasi untuk menjadi donatur terbesar dalam organisasi ini"

"Cih, 2 faces", kata Adelia sembari menutup layar ponselnya.

KarlS adalah perusahaan milik orangtuanya, sedangkan perusahaan milik kakeknya adalah KarlF, dimana jika dibandingkan KarlF lebih berpengaruh terhadap KarlS

"Dunia akan terkejut kalau mengetahui kebenarannya", lanjutnya.

Adelia turun dari kamarnya dan menuju ke dapur untuk mengisi energinya.

"Selamat pagi nek, selamat pagi kakek", ucap Adelia sambil menciumi pipi mereka satu persatu.

Adelia terlalu dimanjakan oleh mereka berdua dan menurut Adelia merekalah orangtua mereka.

Adelia tampak seperti seorang anak kecil di depan kakek dan neneknya, tapi tidak luar.

"Kamu masih tidak bisa tidur?", tanya neneknya, Katrina Karl.

"Belum", jawab Adelia. Ia senang sekaligus bersyukur karena ia bisa tinggal dengan orang yang sangat memperhatikannya.

"Mau kakek antarkan ke dokter? Sudah lama sekali kamu susah untuk tidur, kakek bisa panggilkan dokter pribadi untukmu"

"Tidak usah kek, Ayla baik-baik saja"

Jika kalian tidak mengenalnya maka kalian akan menganggapnya orang paling beruntung. Ia bisa mempunyai semua yang ia mau.

"Kek, nek, hari ini Ayla ada meeting, sekalian mau ke luar, mungkin Ayla agak telat pulangnya", kata Adelia sambil memakan makannya, membuatnya terlihat menggemaskan di depan kakek dan neneknya.

"Asalkan kamu tidak pulang larut nak", kata neneknya sambil menyelipkan rambut Adelia dan kemudian mengelusnya pelan.

"Ohya, karena Ayla mau ke luar, kakek sama nenek mau apa? Biar Ayla beliin"

"Tidak usah nak, yang penting kamu senang, mentang-mentang sudah punya banyak uang kamu ya, hahaha", kata kakek.

"Hahaha, itu semua juga karena kakek sama nenek, pokoknya tungguin saja ya hadiah dari Ayla-ahah", kata Adelia tersedak.

"Iya iya, makan dulu sana", kata nenek sambil tertawa kecil.

Sederhana tapi bahagia, mungkin kata-kata itu paling cocok untuk mendeskripsikan keadaan sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dawn's Secret MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang