Eskul Musik 🎼

25 5 0
                                    

Sepertinya hari ini dewi fortuna tidak berpihak pada Maira. Pasalnya gobrek yang ia pesan tak kunjung ada yang menerima.

Ia melirik arloji putih yang bertengger manis di pergelangan tanganya. Matanya yang sipit seketika membulat saat jam menunjukkan pukul 7 lewat lima menit. Dia hanya Punya waktu 20 menit sebelum gerbang sekolahnya ditutup. Dengan bermodalan tekad ia menerobos dengan berlari ke sekolahnya.
🎵🎵🎵

Maira menyeka keringat yang membasahi wajahnya. Beruntung gerbang sekolahnya belum ditutup. Namun ia merasa ada sesuatu yang aneh. Sekolahnya terlihat sepi tidak seperti biasanya.

Matanya tak sengaja menangkap sesosok makhluk yang sedang berjalan dengan tangannya yang membawa bola voli.

"May, "Panggilnya
Merasa namanya disebut pria tersebut segera menolehkan padangannya ke arah Maira. Dan berjalan menghampiri Maira.

"Lo baru Dateng? "tanya Mayaffa yang merupakan teman satu kelas Maira

"Iya, btw kok sekolah kek sepi gitu ya? "

"Ya iyalah orang mereka pada dilapangan outdoor semuanya."

"Ngapain mereka disono? "

"Lo lupa sekarang kan pendataan eskul."

"Serius?? Kok gue bisa lupa sih??" Maira terkejut bisa bisanya dia melupakan hari ini.

"Lagian pikun dipelihara, "ucap Mayaffa dengan nada sedikit ketus.

"Bodo, gue duluan ya dadahh, "setelah itu Maira pergi meninggalkan Mayaffa, "Dasar temen gak ada adab. "
🎵🎵🎵

Suasana lapangan outdoor sangat ramai. Dipenuhi para siswa dan siswi SMA Bantara Garuda atau dengan nama kerennya Bangar.

Dari banyaknya stan eskul yang ada. Maira hanya tertarik pada sebuah stan yang banyak alat musik didepannya, ya itu merupakan stan musik. Ia berjalan menuju stan tersebut. Tanpa disangka antriannya sepanjang rel kereta api.

Saat sedang mengantri tiba-tiba saja ada yang menepuk bahunya, "Hei, "ucapnya.

Maira membalikkan tubuhnya. Mendapati seorang pria dengan tatapan tajam namun tampan tersebut. Tentu hal itu membuat Maira kebingungan, apalagi ia juga tidak mengenal pria yang berada didepannya sekarang.

"Lo pasti lupa sama gue ya? "
Maira menggangukkan kepalanya.

"Gue Arid, temen SMP lo, masih inget gak? "

Maira mengerutkan keningnya. Mencoba mengingat.

"Oh, lu Arid yang suka jadi tukang gobrek gue kan? "tebak Maira

"Iya, inget juga lo sama gue. Kirain bakal lupa. "

"Lo sekolah disini? Kok gue gak pernah ngeliat sih. "

"Beda jurusan kali, gue anak ips. Terus juga gue masuk bangar telat"

"Pantesan. "

"Bukannya lo suka musik? Tapi kenapa gak masuk eskul musik? "

"Makanya gue disini. "

"Taun kemaren lo gak ikutan? "

"Iya, ada something yang ngebuat gue gak bisa ikutan, "tutur Maira

Percapakan mereka terhenti saat tiba-tiba seseorang menaruh tanda pendaftaraan ditutup. Raut wajah Maira berubah seketika.

"Seriusan udah tutup pendaftarannya. "ucap Maira kecewa

"Coba gue tanyain dulu sama panitia,"Arid berjalan menuju seorang pria yang sedang membelakangi mereka.

"Tolong data data peserta barunya lo tulis di daftar member, nanti lo kirim ke gue datanya, "

"Permisi."

Si pria sontak membalikkan tubuhnya, "Iya, perlu bantuan? "

"Ini temen gue mau masuk eskul ini, "ucap Arid menunjuk kearah Maira.

Pria tersebut menengok ke arah Maira. Membuat Maira tersenyum kikuk.

"Terus? " pria tersebut menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan datar

"Formulirnya pendaftaraannya udah abis kah? Soalnya tiba tiba pendaftaraannya ditutup."

"Kalo udah ditutup berarti formulirnya udah abis, "jelas pria tersebut masih dengan wajah datarnya.

"Emangnya gak bisa nambah anggota kak Ravi, "sergah Maira.

Ia tidak membiarkan harapannya untuk masuk eskul musik pupus.

"Lo punya berapa penghargaan musik, sampe gue harus nerima lo, "ucap Ravi datar

Perkataan Ravi membuatnya bungkam. Ia tidak punya penghargaan apapun. Tapi ia sangat menyukai musik. Apa itu tidak cukup?.

"Lo diem kan? Gue gak mau nerima sembarangan orang buat masuk eskul ini, "setelah mengucapkan kalimatnya Ravi pergi meninggalkan Arid dan Maira.

"Gila omongannya gak ada filter, "sarkas Maira

"Lo kaya gak kenal dia aja. "

Ya Mumfaravi asegra. Sang ketos dengan omongannya yang membuat orang orang ingin mengumpatinya ditambah wajahnya yang datar. Sebuah kombinasi yang luar biasa.

"Daripada stress mending kita beli susu kotak, lo masih suka susu kotak gak? "

Mendengar itu Maira tertawa kecil, "Aelah masih inget ae kesukaan gue, yuk beli daripada gue ngumpatin kak Ravi. "
🎵🎵🎵

Maira pulang lebih cepat karena memang agenda sekolahnya hanya pendataan eskul. Kini ia sedang berbaring ditemani sekotak susu rasa stroberi sambil mengotak atik handphonemya.

Tiba tiba sebuah notifikasi masuk.

@aridd. Mengirimi anda sebuah pesan

Arid

P
Ini maira kan?

Iya, ini siapa ya?

Ini gue arid

Ouh arid

Lo masih galau gara gara tadi pagi y?

Sedikit sih

Gue sempet cerita sama temen gue yg kebetulan anak musik, katanya kalo lo serius bujuk aja kak Ravi. Ya semacem ngebuktiin diri kalo lo pantes masuk eskul musik

Tapi gue sendiri gak yakin pantes apa enggak masuk eskul musik. Secara anak anak disana bukan maen kerennya

Elah masa lo nyerah sih, gue tau lo pantes. Coba dulu aja siapa tau kan berhasil

Iya deh gue coba

Nah gitu dong, tidur gih dah malem
Read

Maira menaruh benda pipih itu diatas nakas. Ia melirik jam dan bergegas menuju alam mimpi.
~MAIZARA~

Hola balik lagi sama author.
Makasih banyak yang udah mau baca cerita ini. Jangan lupa di vote and coment nya ya...

Jangan lupa baca cerita Marsyaman series lainnya

Annyeong 👋

-TATAKIM-










MAIZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang