Ketos Rese

19 3 0
                                    

Setelah saran yang diberikan Arid. Maira bertekad untuk membujuk sang ketos yang dijuluki si wajah datar.

Ia sudah membuat sebuah rencana. Membayangkannya saja sudah sangat menyenangkan apalagi saat menjadi nyata.

Sekolah masih cukup sepi. Karena memang ia memilih untuk datang lebih awal. Untuk misi pertamanya, yaitu mencari Ravi. Langkahnya terhenti. Pria yang ia cari kini sedang berjalan dengan memakai seragam rapih dengan almamaternya.

"Kak Ravi," sahut Maira

Namun sepertinya Ravi tak mendengar sahutan Maira. Ia malah berjalan menuju arah lain. Maira mengejar Ravi. Maira tidak boleh menyia nyiakan kesempatan ini.
Naas kakinya malah menyandung sebuah batu,"arghh, "rintihnya

Suara tersebut membuat Ravi menoleh. Dan mendapati Maira yang terduduk tak berdaya di atas tanah.
Meski terlihat aneh dimatanya. Tapi entah mengapa ia malah menghampiri Maira.

"Ngapain lo duduk disitu? "tanya Ravi datar.

"Gue bukan duduk, tapi abis jatoh tau! "seru Maira

Ravi hanya mengangguk lalu memilih berlalu. Maira yang melihat itu segera menghentikan langkah Ravi, "Kakak mau kemana? "

Ravi menoleh, "Ke kelas lah."

"Gak ada niatan mau nolongin gue? "

"Gak, "jawabnya datar. Ia berjalan dengan santai.

'sumpah ya pagi pagi dah buat emosi aja nih orang'

Rasanya Maira ingin sekali membunuh pria bernama Mumfaravi Asegra.

Namun siapa sangka, Ravi malah kembali. Ia tidak sendiri ada seorang gadis mungil di belangkangnya. Siapa lagi kalo bukan Areta yang dijuluki bayinya bangar.

"Re, coba lo obatin dia. Katanya kakinya luka, "

Maira melongo tak percaya. Ia masih tak bisa mencerna semua ini.

"Lo nyuruh gue obatin dia? "

"Iya. "

"Dia jatoh? Terus terus gue harus gimana? Berdarah gak? Kalo jatoh dikasih apa? " bukannya membantu, Areta justru menambah suasana menjadi panik.

"Emang Areta anak PMR? "

"Dia mau berevolusi jadi anak PMR. "
sahut Ravi

"Yaudah gue ambil obat dulu di uks, " ucap Areta berlari menuju UKS

Setelah beberapa menit Areta kembal dengan membawa sebuah botol alkohol.

"Ngobatiinya pake alkohol? "tanya Ravi heran

"Iya kali, gak tau ah gue mau balik ke kelas aja."

Setelah kepergiaan Areta. Tidak ada percakapan apapun, tak tahan dengan kecangguan ini. Maira berniat untuk pergi. Ravi menahan lengan Maira dan menyuruhnya untuk duduk kembali, "Sini gue aja yang obatin. "

Ravi mulai membaluri kaki Maira dengan alkohol. Maira tak menyangka akan melihat pemandangan konyol seperti ini. Ia segera menghentikan aktivas Ravi.

"Kak masa iya, kaki gue dibaluri pake alkohol, Gak lucu da sumpah."

"Daripada gak di obatin sama sekali."

"Kalo kaki gue nambah sakit gimana? "
Bukannya menghentikan aktivitasnya, Ravi malah semakin serius mengobati lukanya. Karena sudah lelah berdebat, akhirnya ia membiarkan Ravi mengobati lukanya.                       🎵🎵🎵

Jika ada pelajaran yang ingin Maira hapuskan didunia. Ia akan sangat lantang mengatakan FISIKA. bukan hanya pelajarannya, namun gurunya pun membuat Maira malas memperhatikan pelajaran. Makanya selama pelajaran dirinya hanya bengong memikirkan sesuatu yang entah apa itu. Sambil sesekali tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAIZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang