Part 18

11 2 0
                                    

Jimin Pov

Saat gue masuk kedalam ruang ICU pemandangan yang pertama gue lihat yaitu seorang gadis imut yang sedang tidak sadarkan diri dan masih terbaring lemah diatas bangkarnya. Gue bisa melihat ada alat bantu oksigen yang terpasang diantara hidung dan mulutnya. Gue menghapirinya dan duduk disamping bangkar sambil memegang tangannya yg dingin.

"Fitri Maafin gue, gue nggak bisa jagain lo. Gue ini sahabat yang buruk" Gue hanya bisa memaki diri gue sendiri.

"Andai saja gue nemenin lo, pasti ini tidak akan terjadi. Ini semua karna gue, cewek itu lakuin ini ke lo karna gue pengang tangan lo tadi. Harusnya gue dengerin lo. Harusnya gue sadar sama posisi gue, Lo bisa saja terluka karna gue. Hikkss.... Gue benci diri gue, maafin gue fit" Gue udah nggak bisa nahan Air mata gue saat melihat kondisinya yang begitu lemah.

Gue memperhatikan wajahnya yang pucat, walau seperti itu di tetap cantik dan imut. Gue menenggelamkan wajah gue di telapak tangan Fitri dan menangis disana.

"C...chim, lo itu sahabat gue yang paling baik" Tiba tiba gue dengar suara Fitri. Langsung saja gue mengangkat kepala gue dan melihat kearahnya, benar saja Fitri sudah sadar dia melihat gue sambil tersenyum.

Seetttt..

Gue langsung memeluk tubuh mungilnya sangat erat dan menangis dipundak dia. Gue bisa rasa Fitri mengelus punggung gue.

"Hikksss..... Maafin gue fit, karna gue lo jadi kae gini" Lirih gue dan gue makin menengelamkan kepala gue di pundaknya.

"Ini bukan salah lo chim, harusnya gue itu bisa jaga jarak dengan lo. Karna gue sadar posisi lo dan gue itu beda" Jelasnya walau terdengar sangat kecil namun dapat gue dengar dengan jelas.

"Enggak lo nggak perlu jaga jarak dari gue, pliss gue mohon sama lo. Gue janji gue tidak akan dekat dengan lo jika kita ada diluar rumah" Gue memohon sambil memegang tangannya.

"Yaudah, kalau diluar kita harus bersikap profesional okee" Jawabnya dan itu membuat gue sedikit lega.

"Okee" Gue

Gue liat wajahnya kembali sedih dan dia menangis. Gue yang melihat itu pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Fit lo baik baik aja kan?" Tanya gue sedikit hati hati karna mengingat kata dokter bahwa dia masih dalam keadaan syok.

"Hikkss... Hikks... Makasih Chim kalau lo nggak datang tadi, gue nggak tau apa yang akan terjadi sama gue" Ternyata dia beneran syok dengan kejadian berapa jam yang lalu. Gue berusaha membuat dia tenang dan tak menjawab itu lagi.

"Huutsss, sudah jangan fikirkan itu lagi, anggap aja itu adalah mimpi yang tak pernah terjadi. Gue ada disini gue akan selalu ada buat jagain lo" Kata gue dan itu berhasil membuay tangisannya agak mereda.

"Si cewek brensek dan temannya itu dimana?" Dia bertanya mengenai dua gadis itu dengan nada marah.

"mereka berdua audah dibawa kekantor polisi" Jawab gue

"Kalau pria bajingan itu dimana, gue harap di juga ditangkap" Lanjutnya masih agak marah setelah menyebutkan pria itu.

"Dia ada disini, kondisi dia sangat kritis dan sekarang dia Koma. Karna pukulan yang gue kasih ke dia itu sangat keras dan menyebabkan dia kehilangan banyak darah. Ditambah pukulan adek lo yang juga nggak kalah kerasnya" Jelas gue mengenai kondisi pria itu.

"Heh, bagus lah gue harap dia mati saja" Fitri benar benar marah dan syok jadi gue berhenti untuk bertanya dan menjawab pertanyaannya.

"Gue panggil yang lain dulu yaa, pasti mereka udah nunggu. Mama sama papa lo juga ada sini" Saat gue mau berdiri untuk panggil yang lain, tangan gue udah ditahan sama Fitri.

Bangtan Is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang