Hari Pertama [ Kesepakatan Bersama ]

131 22 10
                                    

Hari Pertama [ Kesepakatan Bersama ]

🐝
🐝
🐝
🐝

"Pfftt..."
"Pfftt..."
"HAHAHAHA"
Wanita pirang itu akhirnya tertawa lepas saat menduduki bangku sopirnya. Bahkan pria cantik disebelahnya menunggu dengan manis mobil tersebut berjalan.
"Sudahlah Phi,kau tak berhenti tertawa sejak tadi. Orang-orang akan menganggapku sedang membawa kabur orang gila yang belum sembuh." Mata besarnya berputar dan menepuk pelan paha kecil wanita disampingnya.

Yang disebelah hanya menganggukkan kepalanya dan memegang perutnya,menarik nafasnya lalu ikut menepuk paha yang lebih kecil disebelahnya.
"Okay..okay.. Phi akan berhenti,tapi Pfftt.. HAHAHAHA, ekspresi konyolnya masih terbayang disini." Ucapnya samar disertai tawa puas lalu menunjuk keningnya. Pria cantik disebelahnya hanya tersenyum dan ikut terbawa suasana.

Ia tersenyum mengejek, "Sudah kubilang bukan? Bahwa dia sangat bodoh dan cengeng. Tidak salah aku menolaknya dulu saat casting. Tapi sial! Sekarang aku bergantung padanya!Ck!" Decaknya kesal lalu menoleh ke jendela.

Mengingat bahwa dulu dengan tampang high class nya ia menolak perannya saat tau bahwa lawan mainnya adalah Billkin. Aktor yang saat itu juga sedang terkenal dan memiliki reputasi yang hampir sama dengannya. Pria tua yang selalu memiliki senyum aneh di wajahnya,memiliki selera humor yang rendah dan sangat menjengkelkan baginya. Itu adalah pertama kali mereka bertemu,tapi PP sangat bukan orang yang ramah dan sangat membenci orang yang banyak mulut. Awalnya ia cukup sopan kepada seniornya ini,tapi saat kejadian diruangan casting saat mereka disuruh mempraktekkan beberapa scene dari sebuah adegan di series itu. Ia membuang jauh-jauh sopan santunnya dan langsung menampar pria cabul didepannya.

"Apa-apaan ini? Mengapa kau melewati batas Phi?" Teriak PP memegang bibirnya dan melotot kehadapan pria yang kini sedang memegang pipi panasnya. Semua orang didalam ruangan tersebut membeku sesaat menatap pasangan yang sedang memegang anggota tubuhnya masing-masing.

"Mengapa kau menciumku?!Bukankah itu hanya sebuah pelukan?!" Teriaknya masih tak percaya dengan sikap dadakan pria di depannya.
Sutradara yang sedang menonton mereka langsung berdiri dan menghampiri mereka.

"Pi apa yang salah dengan itu? Bukankah itu bagus? Ini yang kita sebut improvisasi agar membuat penonton terkejut." Ucap laki-laki setinggi dagunya berusaha mencairkan suasana di dalam ruangan.

PP yang masih memegang bibirnya menatap intens kearah sutradara disebelahnya, "Apa mencari keuntungan dengan pelecehan seksual kalian sebut improvisasi? Aku tau ini casting pertamaku,tapi setidaknya ini bukan kali pertamaku dipasangkan dengan lelaki." Lalu kembali menatap pria didepannya, "Dan maaf,sepertinya aku tidak akan mengikuti casting ini lebih lanjut. Jika tau pasanganku adalah seorang pria tua cabul,aku jelas tidak akan berada disini hari ini." Ia membalikkan tubuhnya dan saat akan meninggali ruangan tersebut,langkahnya terhenti di ambang pintu.

"Jadi ini casting pertamamu Nong?" Sangat jelas kalimat tersebut terselip ejekan untuk dirinya.
PP membalikkan ke sumber suara dan menyilangkan kedua lengannya didepan dadanya,menatap dari bawah ke atas penampilan pria yang sedang berdiri menatapnya.

"Jadi kau adalah Malaikat Thailand yang terkenal dengan senyum hangat dan penuh cinta itu?" Alis laki-laki itu terangkat bersama dengan salah satu sudut bibirnya. Ini benar-benar sebuah ledekan yang ditampar di depan wajah mulusnya.

PP tidak menjawab hanya mengerutkan keningnya. Kesal? Tentu saja! Saat ini ia sangat ingin menampar sebelah pipi pria yang belum terkena jemari lentiknya.

90 Days FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang