absurd

1 0 0
                                    

Dewa dan Zabeth memutuskan untuk pergi ke cafe dulu sebentar sebelum ke mall. Entah mengapa Zabeth menerima ajakan Dewa dengan senang hati tanpa berpikir panjang. Padahal Dewa sudah menjelaskan bahwa di cafe nanti akan ada beberapa temannya yang akan ikut pergi ke mall bersama. Satu mobil pula. Zabeth yang biasanya anti dengan teman-teman abangnya pun entah mengapa hari ini biasa saja.

Mereka berdua turun dari mobil ketika sudah tiba di cafe, yang menurut Zabeth bukanlah sebuah cafe, melainkan warung kopi. Karena disini isinya hanya cowok semua geng! Dewa yang mengerti Zabeth sedikit tidak nyaman pun memutuskan untuk menggenggam tangan adiknya, lalu mengajaknya masuk.

"Woi, whatsup bro, lama lo gak keluar kandang lagi, sekali keluar di intilin sama adik lo hahaaa..." Ujar salah seorang teman Dewa yang berpawakan tak jauh seperti Dewa, hanya saja kornea matanya berwarna hitam gelap, dan juga rambutnya sedikit blonde.

Zabeth menatap dia yang baru saja berbicara dengan tatapan tajam.

Dewa yang tahu bahwa adiknya akan membalas perkataan sahabatnya pun lebih memilih untuk mendahului Zabeth.

"Ngintilin pala lo. Gue yang ngajak. Biar dia ga sendirian. Gue juga biar ada gandengan. Kan lo udah pas tuh berdua sama gandengan lo." Ujar Dewa sambil menunjuk teman satunya lagi menggunakan dagu

"Iya-iya, galak amat si. Eh btw, kenalin nama gue Taufan. Lebih tepatnya Taufan Arzuwan Khakim. Panggilannya Topan. Salam kenal ya, gue sahabat abang lo." Ujar cowok yang tadi sempat ingin di musuhin oleh Zabeth sambil mengulurkan tangan.

Tak ingin merusak acaranya malam ini, Zabeth pun dengan berat hati menerima uluran tangan tersebut sambil memperkenalkan diri. "Gue Elizabeth. Panggil aja El."

Setelah selesai bersalaman dengan Topan, giliran sampingnya yang akan melakukan perkenalan.

Baru saja ingin membuka suara, Elizabeth lebih dahulu berbicara.

"Gue udah kenal lo. Si Arjun kan?" Tanya Zabeth yang mendapat pelototan dari Topan.

"Bentar-bentar. Perasaan seumur-umur gue main ke rumahnya si Dewa, si Arjun kalo main kan sama gue terus. Gue aja gapernah kenalan langsung sama si El, kenapa lo udah kenal sama dia Ar?" Tanya Topan dengan ekspresi penasaran.

"Gue aja sama kaya lo. Belum kenalan langsung sama dia anjir." Jawab Arjun menjelaskan.

"Gue cuma denger abang gue sekali dia teriak Ar... Arjuna... Gitu. Gue denger dari kamar. Nah ketika abang gue ada temennya main, pasti kan cuma dua orang doang. Soalnya bibi laporan ke gue. Terus, kalo yang satu aja udah kenalan dan namanya bukan Arjun, berarti lo kan yang namanya Arjuna?" Jelas Zabeth panjang lebar.

"Wuihh, pinter juga adik gue ternyata. Hahaa." Tawa Dewa meledak seketika.

Disaat Dewa dan Topan sibuk tertawa, Zabeth melirik Arjun, dan kemudian Arjun yang mengetahuinya pun membalas dengan menganggukkan kepalanya. Tanda bahwa apa yang diucapkan oleh Zabeth adalah kebenaran.

Lega... Itulah yang Zabeth rasakan. Ternyata dugaannya tidak salah.

Setelah sesi perkenalan selesai, Zabeth buru-buru mengajak abangnya untuk pergi ke mall sesegera mungkin. Ia tak ingin waktunya terbuang sia-sia hanya karena dua makhluk aneh ini.

"Kita berangkat sekarang yuk bang... Daripada kemaleman nanti, katanya mau nonton. Udah hampir jam delapan ini." Kata Zabeth.

"Yaudah kita berangkat. Kalian sama gue aja bareng. Gapapa kan dek?" Tanya Dewa yang mendapat anggukan dari Zabeth.

"Let's go!!" Teriak Topan heboh sambil berjalan keluar dari cafe diikuti oleh Arjun, Zabeth dan juga Dewa.

Gue yang tadi ngajak kok dia yang ninggalin ya? Batin Zabeth sambil menatap punggung Topan dengan ekspresi dongkol.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GOVHINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang