—Episode Sebelumnya—
Semua orang di sana menghirup udara dingin. Promosi Langsung! Promosi yang dilakukan secara langsung oleh Kepala Sekolah mereka! Bahkan dalam seratus tahun sekali, Kepala Sekolah mereka tidak pernah repot-repot mempedulikan hal semacam itu! Charlaze merasa bahwa jiwanya sudah terbang entah kemana. Hari ini benar-benar sesuatu untuknya. "Terima kasih, Lady El. Kami sangat bersyukur atas kemurahan hati Anda." ujar Myrtlefern yang terlebih dahulu berhasil mengendalikan diri.
"Terima kasih, Lady!" ujar Charlaze dan Drastein diikuti dengan tubuh ketiganya yang membungkuk. Zaviel tersenyum diam-diam kemudian mengambil benda-benda yang dikumpulkan oleh tiga sekawan itu sebelum akhirnya berjalan meninggalkan Aula Misi bersama dengan Raziel.
⚜⚜⚜
Capitulum VI : Latihan Tertutup
⚜⚜⚜Sepeninggalnya kepala sekolah mereka dari Aula Misi, semua orang di sana menatap Chavelia dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya. Tatapan ini memiliki beragam maksud. Ada yang tak percaya, ada yang menghakimi, ada pula yang mengejek secara terang-terangan. Hal ini tentu saja membuat Chavelia marah sekaligus malu dan memutuskan untuk pergi dari Aula Misi secepat yang ia bisa diikuti oleh kedua temannya.
Charlaze hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat hal tersebut kemudian mengajak kedia temannya untuk kembali ke kamar mereka untuk beristirahat dan melupakan kejadian-kejadian yang terjadi pada hari itu. "Ayo kembali. Aku lelah sekali, ingin rasanya berendam di air panas dan berbaring di ranjang empuk itu setelah sepekan lebih tidak bersua." Ajakan itu tentu saja disetujui dengan senang hati oleh Myrtlefern dan Drastein.
⚜⚜⚜
"Setelah perang berakhir, apa yang kau lakukan?" Raziel memutuskan untuk memulai topik baru ketika melihat Zaviel sudah selesai dengan omelannya tentang si kembar yang menjadi murid di akademinya itu. Zaviel menyandarkan dirinya di sofa kemudian matanya berkeliling ke langit-langit ruangan. "Yang aku lakukan, ya? Tidak banyak yang bisa aku lakukan saat itu. Demi meredam rasa bersalahku, dan semua perasaan campur aduk tentang perang, aku memutuskan untuk mengurung diri di rumah, selama satu tahun lebih, mungkin?"
Zaviel memperbaiki posisi duduknya, "Di saat itu, Nenek dan Kakek memutuskan untuk membuka gembok ingatan milikku dan kedua kakakku. Arus ingatan yang muncul tiba-tiba itu tentu saja membuatku terkejut, bahkan aku sempat tak sadarkan diri selama satu pekan penuh, juga tiga hari untuk Kak Ranz dan Kak Lyxa. Kau tahu mengapa semua orang di sini memanggilku Lady El?" tanya Zaviel sembari tersenyum jahil. Raziel menggeleng pelan sebagai jawaban.
"Itu karena aku mengenalkan diriku sebagai seorang Ellixenriell. Ellixenriell adalah nama belakang yang Papa berikan padaku. Papa tidak ingin memberikan marga yang sama untuk kami berempat karena Papa tidak mau musuh-musuhnya tahu kami adalah saudara yang memiliki darah yang sama dengannya. Luxversmith untuk Kak Ranz, Luxenciver untuk Kak Lyxa, Ellixenriell untukku, dan Elluxenriell untuk Kakak." Zaviel menghela napas sembari tersenyum sendu mengingat memori tentang dirinya saat kecil menanyakan hal tersebut kepada Ayahnya.
Setelah itu, Zaviel menceritakan banyak hal kepada Raziel sembari menikmati anggur merah yang disimpan oleh Zaviel di dalam ruangannya. Zaviel memulai dari hal-hal yang berupa detail penting hingga beberapa hal yang sebenarnya tidak perlu dijelaskan, namun Raziel tetap mendengarkan seacak apapun yang dikatakan oleh Zaviel. Semakin Raziel mendengarkan, semakin ia yakin kalau sebenarnya, selama ini, gadis yang sudah tumbuh menjadi seorang wanita dewasa di hadapannya sangatlah kesepian, terlepas dari adanya sepupu ataupun keponakannya di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sacred Imperium Legacy : True Form
Fantasy[Fantasy & Romance] BUKU KEDUA dari THE SACRED IMPERIUM LEGACY SERIES. [Bisa dibaca terpisah dari buku pertama, namun lebih disarankan untuk membaca buku pertama sebelum menengok ke sini untuk pengenalan tokoh dan pengenalan latar cerita yang umum.]...