Pagi hari setelah memastikan kondisi tubuh seokjin membaik dari demamnya, Jungkook bergegas untuk kembali ke rumahnya.
Sebelum itu Jungkook juga sudah menyiapkan semangkuk bubur yang ia masukan ke dalam tupperware agar tetap hangat.
dia menaruhnya di atas lemari kecil samping tempat tidur seokjin, lengkap dengan segelas Air putih.Seokjin yang terbangun pun langsung melihat sekeliling, Ia mendapati jungkook sudah tidak ada disana.
Diturunkan kakinya itu untuk berpijak tubuhnya sudah tidak demam lagi dan Ia merasa lebih segar.
Seokjin melihat ada sepucuk kertas tergeletak di atas lemari kecil persis samping tempat tidurnya,
Pasti itu dari jungkook fikirnya.♡♡♡
JIN...
Ketika kamu membaca ini aku sudah berada di rumah, aku tidak tega jika harus membangunkanmu hanya untuk berpamitan.Oh ya...jangan khawatir tubuhmu sudah terbalut piyama kembali, tidak ada yang hilang dari sana dan aku tidak menyentuh apapun saat kamu tertidur meskipun aku ingin.
" seokjin tersenyum "Pagi-pagi sekali bibi menelpon Ia bilang keran di salah satu kamar mandi kami bocor karena sudah lama tidak di gunakan, jadi aku pulang untuk memperbaikinya.
Aku juga menyiapkan bubur untukmu, rasanya tidak buruk ko jadi tolong di habiskan.Semalam aku bertemu dengan Jimin, kami sedikit berselisih paham, tapi ada satu hal yang membuatku mensyukurinya.
Jimin mengatakan kalau selama ini kamu tidak pernah membalas perasaannya karena kamu menyukaiku, apa itu benar Jin?Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan, tapi aku ragu untuk memulainya dan kurasa aku memang tidak bisa menatap matamu jika menyampaikannya secara langsung.
Jin Ini sedikit tentang hidupku, dulu aku adalah anak yang paling bahagia, bahagia karena memiliki keluarga yang utuh.
Eomma memang memiliki sikap yang dingin tapi aku yakin kalau dia menyayangiku, hanya saja mungkin caranya berbeda dengan Appa.
Appa yang lebih mudah mengungkapkan kasih sayangnya dan Ia orang yang sangat hangat.Tetapi setelah aku berusia 15 tahun aku mulai menyadari bahwa keluarga kami tidak baik-baik saja, Setiap hari eomma selalu mengenakan kaca mata hitam.
Eomma tidak pernah mengatakan apa penyebabnya saat kutanyakan Ia pun menghindar dan selalu mengatakan semuanya baik-baik saja.
Pernah satu kali aku melihat eomma melepas kacamatanya dan ada luka lebam di sekitaran matanya itu,
Tapi untuk memastikan penyebabnya dan bertanya langsung pun lagi-lagi aku tidak berani, aku hanya diam bertanya-tanya dalam hati, begitulah suasana di rumah sunyi dan semakin minim interaksi,Sunyi dari canda tawa layaknya keluarga, sunyi dari senyum Appa dan eomma.Hingga suatu ketika Appa meninggal dunia, kufikir tidak ada yang lebih menyakitan di bandingkan kehilangan Appa untuk selamanya dan eomma yang harus di tahan, tapi ternyata kenyataan bahwa eomma mengabaikanku jauh lebih menyakitkan.
Eomma bisa melihatku tapi dia enggan menatapku bahkan menolak menemuiku saat aku menjenguknya, Eomma bisa membaca surat yang ku titipkan ke sipir, tapi aku tidak pernah mendapatkan balasan mungkin eomma enggan membalasnya, aku hanya ingin eomma sedikit saja mendengarkanku bercerita tapi itu pun tidak kudapatkan.
Dan mulai saat itu Aku selalu menguatkan hati, aku tidak ingin bergantung kepada orang lain kufikir aku bisa merasakan beban hidup sendiri.
Tetapi semakin mengenalmu ada satu hal yang tidak bisa aku pungkiri ternyata selama ini aku memang kesepian, Iya benar, aku membutuhkan seseorang untuk bersandar berbagi duka dan sukaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone I Want To Be With Forever
FanfictionAku Pencinta Drama Korea Yang Jatuh Cinta Dengan Jinkook,Menurut ku banyak sekali Drama Korea dengan cerita yang Bagus tapi berakhir dengan Sad Ending Karena Aku Addicted Jinkook Otomatis Jinkook ku Wajib Happy Ending dong😂 Dan ini Book Pertamaku Y...