"Ngintipin kak Jeongyeon lagi, Kak?" Tanya Tzuyu santai seraya melahap cilok yang baru ia beli di warung Mang Yayat.
"Lah lo bisa ngomong rupanya?" Tanya Jihyo bingung hingga menoleh pada laki-laki di sebelahnya. Atensinya pada orang yang sedang ia untit tadi bahkan teralihkan sejenak. Bukan tanpa alasan Jihyo bingung, pasalnya adik kelasnya itu tadi di kelas bimbingan MPLS hanya diam saja, bahkan ketika Jihyo dan partner OSIS-nya di kelas itu mengajak Tzuyu berbicara berujung hanya dihiraukan saja. Akan tetapi lihatlah sekarang, cowok jangkung ini tiba-tiba sudah berdiri di sebelahnya, berbicara pada Jihyo dengan santai sambil makan cilok seolah mereka sudah saling mengenal sangat lama, dan seolah ia sudah tau kebiasaan Jihyo untuk memperhatikan Jeongyeon setiap hari.
"Wah rupanya lo nggak bisu, ya. Tapi untuk sekarang lo diem dulu, gue lagi ngintipin orang. Nanti aja ngomongnya!" Lanjut Jihyo seraya menghadap ke arah depan. Tzuyu hanya mengangguk sekilas kemudian sibuk menyuap potongan cilok yang lain ke dalam mulutnya. Semua tampak damai sebelum Jihyo memekik kencang
"TUHKAN ILANG JEONGYEON NYA! LO SIH AH!" Tzuyu menarik napas dalam ketika Jihyo menyenggol lengannya kasar. Ciloknya sampai terjatuh hingga meninggalkan noda saus di bajunya.
"Kak baju gue!" Keluh Tzuyu.
"BODO AMAT ISH MINGGIR GUE MAU LEWAT!" seru Jihyo seraya berjalan rusuh melewatinya. Benar-benar ini kakak kelas, memancing emosinya saja. Sudah tau Tzuyu sedang lapar-laparnya malah membuat cilok terakhir Tzuyu jatuh. Untung cantik, kalau nggak sudah Tzuyu sleding tadi sewaktu lewat.
****
"Jangan suka sama gue lagi, Jiyo!" Ucap Jeongyeon santai seraya menyesap rokok di antara jari telunjuk dan jari tengahnya dalam-dalam. Ia bicara begitu seolah omongannya tidak menyakiti hati siapapun "Gue ini brengsek!"
Perempuan bermata bulat di sebelahnya hanya diam dan menunduk. Buku-buku tangannya memutih karena genggaman tangannya sendiri, ia mencari kekuatan dan menahan diri untuk tidak menangis di hadapan orang yang spesial di hatinya.
"Lebih baik lo nyerah!" Tidak. Jihyo tidak ingin menyerah, ia menggelengkan kepala sambil menahan emosi agar air matanya tidak jatuh.
"Lagi pula sampai kapanpun gue nggak akan pernah suka sama lo!" Lagi, Jeongyeon masih menyerangnya dengan kata-kata. Tapi Jihyo tetap bersikukuh untuk terus berjuang.
"Dengan lo ngejer-ngejer gue gini lo keliatan murahan tau nggak, Ji!" Serangan telak. Dada Jihyo serasa dihantam beton yang begitu besar dan berat. Detik itu juga pertahanan Jihyo hancur. Manik bulatnya dibanjiri air mata yang sedari tadi ia tahan. Kata-kata Jeongyeon begitu menohok hatinya. Dadanya yang sedari tadi sudah sesak kini berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sesak kala mendengar kata-kata pahit dari orang yang benar-benar ia cintai selama hidupnya.
Kini Jihyo sadar, seharusnya ia menyerah dari awal saja.
"Okay Jeong, gue nyerah! Mulai sekarang gue nggak akan ganggu lo lagi!"
___________
16-12-2020Masih coming soon ye. Nitip sendal, kalo udah rame bilang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Deux (Jeonghyo - Jitzu)
FanfictionPark Jihyo tidak tau apakah cinta yang sedang ia perjuangkan ini pantas untuk dipertahankan atau tidak. Semua ini masih terlalu abu-abu baginya. (angst banget)