"Semua orang pasti punya potensi untuk sukses dan menjadi hebat di masa depan. Namun, itu semua kembali lagi pada diri masing-masing. Adakah usaha untuk mencari dan menggali lalu mengembangkan potensi tersebut, atau sebaliknya?”
Salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam meraih impian adalah ketika dia mampu mengenali potensi yang dia miliki, kemudian ia kembangkan. Ibarat kita sedang mengerjakan suatu pekerjaan dan pekerjaan itu adalah pekerjaan yang bukan keahlian kita atau pekerjaan yang tidak sama sekali kita minati. Kira-kira, apa yang akan kita rasakan dan apa yang akan terjadi pada diri kita ke depan? Ya, tentu kita akan merasa kurang nyaman, bekerja seperti terpaksa, apalagi jika kita di hadapkan pada pilihan yang rumit. Misalkan, kita harus bekerja untuk keuangan keluarga, dan pekerjaan yang kita dapat adalah pekerjaan yang tidak kita suka. Namun jika kita menolak, belum tentu pekerjaan yang kita minati mau menerima kita di sana. Ada sepenggal kalimat motivasi yang pernah saya baca, lebih kurangnya seperti ini; “Jangan hanya memilih mengerjakan pekerjaan yang kamu cintai (sukai), tapi belajarlah juga mencintai pekerjaan yang kamu kerjakan meski pekerjaan itu awalnya tidak kamu suka”. Begitu pula dengan usaha meraih impian, jika kamu mengerjakan sesuatu yang bukan passion-mu dan bukan keahlianmu, maka akan banyak kesulitan yang kamu temui untuk mencapai keberhasilan dalam usahamu itu. Tapi, jika kamu mau berusaha mencintai dan menyukai setiap usaha (pekerjaan) yang kamu kerjakan, maka dengan izin Tuhan setiap apa pun yang kamu kerjakan akan mudah untuk kamu jalankan.
Di sini, saya akan sedikit berbagi tips dan trik. Bagaimana cara agar kita mampu untuk mengenali dan menemukan potensi dalam diri kita. Semua yang saya bagi di sini adalah hasil dari apa yang pernah saya rasakan dan pelajari dari kisah saya sendiri, orang lain, juga dari buku-buku dan halaman media sosial serta website-websitenyang pernah saya baca. Semoga ada manfaatnya, ya!
Pertama, kenali hobi. Ini adalah langkah paling sederhana untuk mengenali potensi dalam dirimu. Kamu pasti punya kebiasaan baik yang sering kamu lakukan, kan? Misalkan, sejak kecil kamu suka baca buku. Nah, bisa jadi itu adalah tanda-tanda potensimu. Kamu bisa menjadi seorang penulis dari hobi membacamu itu. Bukan hal mustahil tentunya, sebab dulu saya pun demikian. Yang hanya dari membaca, kemudian mencoba menulis satu demi satu tulisan, kemudian saya menyadari adanya kecenderungan saya ke hobi menulis saya ini. Dan, jadilah saya sekarang, bisa menulis buku yang sedang kalian baca ini. Kalian pun bisa, jika memang kalian mau berusaha. Yuk, cari hobi apa yang kita punya, lalu kembangkan jika memang kebiasaan itu baik dan berpotensi membawa kita pada kebaikan dan kesuksesan. Kenapa tidak?
Kedua, mintalah pendapat orang lain tentang dirimu dan jangan menutup telinga dari kritik dan saran. Terkadang kita butuh untuk disadarkan dari mimpi semu yang membuat kita lama terlelap dalam kegalauan. Ya, seperti yang pernah saya katakan di awal, blind spot. Kita punya titik di mana kita buta dalam melihat potensi yang ada dalam diri kita. Itulah mengapa kita pun sangat butuh pendapat dari orang lain tentang diri kita. Agar apa? Agar kita bisa tahu, ternyata seperti ini diri kita di mata orang lain. Jika pendapat itu buruk, cobalah minta saran untuk perbaikan. Jangan langsung menolak dan jangan mudah merasa tersinggung, sekali pun orang yang memberi pendapat adalah orang yang tak suka pada kita. Terlebih jika memang orang tersebut adalah orang terdekat kita, tentu kritik dan saran dari mereka bukanlah pendapat yang asal-asalan. Sebab orang yang benar-benar sayang pada kita, pasti tak ingin melihat kita terjatuh dalam jurang keterpurukan. Benar, kan? Dan jika pendapat itu baik atau berisi pujian, jangan langsung merasa terbang ke awan. Tetaplah rendah hati, bersyukur tak henti-henti, kemudian kembangkan kebaikan itu lagi. Percayalah, kebaikan itu akan membawamu pada kebaikan-kebaikan yang lain.
Ketiga, jangan takut untuk menjadi berbeda. Jika kamu merasa bahwa potensi dirimu adalah hal yang abnormal dari apa yang ada di sekitarmu, jangan langsung merasa kecil hati. Jika memang potensimu itu berpotensi membawamu dalam hal-hal baik, maka jangan ragu untuk mengembangkannya. Kamu tak pernah dituntut untuk tumbuh sama persis dengan orang-orang yang berada di sekitarmu. Karena hidupmu sepenuhnya adalah kamu yang berhak mengarahkannya. Tak apa, jika di awal kamu akan merasa lain daripada yang lain. Bahkan, dikucilkan sebab perbedaan itu tadi. Ketahuilah, kebaikan yang terus dijaga, tak akan pernah mengecewakan si pemilik kebaikan itu pada akhirnya.
Keempat, belajar menghargai diri sendiri. Belajarlah untuk lebih menghargai dirimu, sesekali luangkan waktu menyepi dan menepi. Hanya ada kamu dan dirimu. Coba telisik lebih dalam, apa-apa yang dirimu mau dan apa-apa yang membuatnya nyaman berada dalam dirimu. Kemudian, sesekali berterimakasihlah pada dirimu sendiri, sebab dirimu telah menjadi sosok tabah yang tak pernah meninggalkanmu barang sedetik. selama kalian masih terpaut dalam satu raga dan jiwa. Ini semacam terapi untuk meyakinkan diri atas potensi apa yang ia miliki. Cobalah.
Maka, kembali lagi. Mencari dan menggali potensi dalam diri adalah sesuatu hal yang amat sangat penting. Hidup yang dijalani berdasarkan apa yang kita sukai, apa yang membuat kita nyaman dan apa yang selaras dengan hati dan pikiran kita. Tentu, akan membuat pekerjaan itu jauh lebih mudah untuk kita jalani. Seberat apa pun usaha kita menjalaninya. Namun, apabila pada titik tertentu kita di hadapkan pada situasi di mana kita harus menjalani suatu hal yang bukan passion kita atau hal-hal yang tidak kita suka. Jangan langsung menolak begitu saja atau menjalaninya dengan acuh tak acuh. Cobalah cintai apa yang kamu kerjakan, meski pekerjaan itu bukan pekerjaan yang kamu inginkan. Barangkali, Tuhan ingin kamu menambah wawasanmu lagi dengan berani mencoba hal-hal baru. Tetap berprasangka baik, yah!

KAMU SEDANG MEMBACA
MIMPI
SachbücherJangan takut tuk bermimpi, sebab setiap kita berhak tuk memiliki cita-cita. Untukmu yang takut tuk menggantungkan harapan, takut tuk bermimpi setinggi-tingginya, takut untuk kembali gagal atas pencapaian yang sudah berkali-kali kamu usahakan. Buku i...