Yuhuuu dibaca ya guys :)
Vote dan coment juga^^
Terimakasih sebelumnya :)
.
.
.
Bel sekolah itu telah berbunyi, tepat jam 07.30. Pertanda semua gerbang di SMA 1 Tunas Bangsa harus ditutup. Tak ada pengecualian, karna sekolah ini terkenal akan kedisiplinannya yang ketat.
Tampak sekumpulan siswa dan siswi yang berlarian dari jauh, mereka tergopoh-gopoh, menghampiri satpam yang berjaga di depan gerbang utama sekolah.
" Pak bukain dong pak" ucap salah seorang siswa yang masih mengumpulkan sisa-sisa nafasnya karna berlari tadi.
" Iya pak, masa bapak tega ngurung kami diluar" balas siswa yang lainnya.
" Kurung kami tu didalam pak!" seru salah satu dari siswa tersebut. Sontak saja disetujui para siswa yang lainnya.
" Kalian ini, sudah telat masih aja mau minta dispensasi. Gak ada untuk hari ini. Maaf anda kurang beruntung, silahkan menunggu sampai pelajaran pertama selesai. Mohon bersabar ini ujian~" Ucap satpam itu sarkastis yang langsung mendapatkan respon sorak-sorai tak terima dari sekumpulan siswa-siswi tersebut. Tak terkecuali dari dua orang yaitu Julia dan Satria dari Geng Kuper, yang mereka beri nama sendiri.
Satria menarik tangan Julia kearah belakang kerumunan para siswa tersebut.
" Ikut gue!" ucapnya singkat.
" Mau kemana sih Sat?, gue belum siap kawin lari apalagi sama lo. Ogah bangettt!" balas Julia setengah terhuyung karna tarikan tiba-tiba dari Satria.
" Ahh brisik banget lo, ikut aja" potong Satria cepat.
Mereka sampai di atas sebuah gedung sekolahan, tepatnya rooftop tempat pelarian mereka disekolah.
Semilir angin berhembus sepoi-sepoi pagi ini, ditambah sinar matahari yang menembus celah-celah pepohonan.
" ihhh cantik bangettt, kok bisa sih", Ucap Julia dramatis seraya mengotak atik ponselnya.
" Mana- mana, gue mau liat secantik apa sih?" Satria bersemangat bangkit menuju Julia
" Nih, cantik kan!" balasnya menunjukkan sebuah foto ke arah Satria
" Cantik apaan kayak nenek lampir gitu" ucapnya yang langsung mendapat bogem dari Julia.
" Uhuk-uhuk, Vin tolongin, gue diserang sama mak lampir" Satria tergolek memegangi perutnya dramatis, mengadu pada Galvin.
Mereka sekarang sudah berkumpul bertiga di atas rooftop, tepat dijam istirahat tadi Galvin menyusul mereka kesini sekalian membawakan cemilan dadakan.
" Diam lo Bang-Sat, mau gue bogem lagi, hah?" Julia siap meluncurkan kembali bogeman kearah Satria.
" Ampun-ampun" Satria berlari kearah Galvin meminta perlindungan.
Sementara Galvin hanya diam tak menghiraukan mereka yang setiap hari selalu bertengkar seperti Tom and Jerry saja. ia menghiraukan mereka yang masih setia kejar-kejaran tak tentu arah.
Galvin menutup bukunya dan beranjak melangkahkan kakinya dari sana.
" Heh vin mau kemana lo?" sargah Satria yang melihat Galvin melangkahkan kakinya ke arah pintu keluar.
Galvin berhenti sejenak dengan gaya cool memasukkan satu tangan ke saku celana sedangkan satu tangan lagi memegang buku. " Mau ke kelas, belajar. Kalian mau bolos seharian?" ucapnya tanpa menoleh ke arah mereka berdua.
" Emang bel udah bunyi ya?" timpal Satria lagi dengan polos menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.
" Udah lah, lo aja yang gak denger. Dasar budek." Potong Julia sembari menoyor kepala Satria dengan santainya.
" Awas lo ye kutu kupret" Timpal Satria yang hendak membalas Julia.
Namun usahanya seperti sia-sia karna Julia lebih dulu berlari ke arah Galvin.
" Vin tungguin gue, hap dapat" ucapnya bergelantungan dipundak Galvin.
Mereka bertiga keluar dari daerah rooftop menuju kelas masing-masing. Kelas mereka memang terpisah karna Galvin berada dikelas XII IPA 1 sedangkan Julia dan Satria terdampar di kelas XII IPS 1, sebenarnya Satria bisa saja masuk ke dalam lingkungan anak-anak IPA 1 dengan kapasitas otaknya yang sebelas dua belas dengan Galvin, namun ia tak tega meninggalkan Julia yang terdampar ke lingkungan IPS 1. Makanya ia lebih memilih menemani sahabatnya Julia yang notabene nya agak sedikit "kurang" tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Friendzone
Teen FictionPernah terfikir gak kalau kalian bakalan terjebak percintaan dalam lingkup pertemanan?! Pasti sering deh denger kalimat ini, "Gak bakalan ada yang namanya murni pertemanan antara cowok sama cewek". Umumnya kalimat itu emang bener. Sama ceritanya kay...