Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah. Sekalian, ramein cerita ini sama komennya, ya.
Selamat membaca✨
______________________________________________
"Oke, semangat!" ucap Nayya sambil melangkahkan kakinya memasuki kelas.
Nayya menyugesti dirinya sendiri. Ia berniat untuk memulai hari ini dengan baik. Tanpa dimulai dengan bacotan. Semoga saja niatnya kali ini benad-benar terlaksana.
Setelah duduk di kursinya, Nayya mengeluarkan buku pelajarannya. Walaupun banyak bacot, sebenarnya Nayya ini sangat rajin. Ia juga merupakan salah satu anggota ekskul olimpiade. Ia juga menduduki peringkat tiga besar di kelasnya.
Nayya mulai membaca buku yang terbentang di hadapannya saat ini. Tanpa memedulikan murid kelas yang satu persatu mulai berdatangan.
"Nay."
"Nay."
"Nay."
Nayya hanya mendiamkan dua orang yang memanggilnya bergantian itu. Ia masih berusaha untuk fokus dengan sumber pengetahuan yang ada di hadapannya.
"Nay."
"Nay."
Kali ini dua orang yang memanggil Nayya itu menarik rambutnya dengan pelan. Yang satu menarik rambut di sebelah kanan dan satu lagi menarik rambut sebelah kiri. Hal ini dengan mudahnya memancing emosi Nayya.
"Apa sih?! Apa?" teriak Nayya.
"Masih pagi Nay, nggak usah teriak-teriak." ucap salah satu dari dua orang itu sambil mendorong kepala Nayya dengan pelan.
"Tau tuh, merusak pagi gue aja," ucap orang yang satunya lagi sambil mendorong kepala Nayya dengan pelan juga.
Nayya memejamkan matanya sejenak. Mencoba mengumpulkan energi untuk berteriak. "Dery! Ojun! Kalian berdua yang merusak pagi gue!!"
Tangan Nayya tidak mau diam saja. Ia juga membalas perbuatan duo setan ini. Bahkan Nayya mendorong kepala Dery dan Ojun dengan sekuat tenaganya.
"Bang, udah berani dia," remeh Dery.
"Der, balas jangan?" tanya Ojun.
"Mampus aja lo berdua! Ganggu mulu! Mati sana!" teriak Nayya sangat frustasi dengan kedua orang ini.
Ngomong-ngomong Ojun dan Dery. Mereka ini bestfriendnya Nayya. Mereka berdua ini sepupuan. Akur banget, makanya berdua terus. Apa lagi kalau gangguin Nayya, kompaknya mereka itu nggak ada lawan.
"Bang, lo jangan gangguin gue mulu lah," keluh Nayya. Fyi, gara-gara si Dery manggil Ojun pakai embel-embel abang, Nayya jadi ikutan manggil abang.
"Nggak bisa, Nek. Itu udah ritual pagi gue."
Nayya itu dipanggil nenek sama duo setan ini. Bukan tanpa alasan. Nayya itu pelupa, udah kayak lansia. Ojun aja kadang mikir kalau Nayya itu juga kelupaan bawa otaknya. Atau otaknya Nayya emang nggak ada? Eh, tapi kan Nayya pintar, mustahil otaknya tidak ada.
"Gue juga."
Nayya lagi-lagi memejamkan kedua matanya. Selama dua orang ini masih berotasi dalam hidup Nayya, Nayya tidak akan bisa hidup dengan kalem. Bawaannya pengen emosi mulu.
"Mulai aja ritualnya yok, mulai!" tantang Nayya.
Semua murid yang sudah berada di kelas mengamati mereka. Tontonan pagi seperti apa lagi yang akan disuguhi trio bacot ini. Semua murid di kelas sudah terbiasa dengan adegan seperti ini. Jadi mereka hanya duduk anteng sambil menonton tanpa berniat memisahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZhafraNayya
Teen Fiction"Apa alasan kamu nggak mau ikut pindah?" "Aku itu cinta Indonesia, nggak mau tinggal di negara orang." "Cinta Indonesia atau cinta salah satu rakyatnya?" "Itu iya juga." Dari sini, kisah baru dalam hidup Nayya dimulai. Nayya boleh tinggal di Indone...