20

565 111 28
                                    

Jung Yerin

Hari ini adalah tepaf dimana aku sadar dari koma selama 3 hari di lima tahun yang lalu. Dokter dan saudaraku bilang aku bisa selamat karena sebuah keajaiban karena mereka mengira benturan yang sangat kencang akibat kecelakaan saat itu membuat peluang hidupku sangat tipis. Eunbi langsung memelukku saat itu bahkan ia sampai menangis selama hampir satu jam karena aku bisa melewati masa kritis saat itu. Orang yang menabrakku di parkiran bawah tanah saat itu ditahan karena telah melanggar dua peraturan yakni karena ia menyetir dalam keadaan mabuk dan juga menabrak seseorang dengan kecepatan tinggi. Sampai sekarang aku bahkan tidak paham mengapa orang itu menggunakan kecepatan yang tinggi bahkan saat di tempat parkir, apa karena dia mabuk? Mungkin saja.

Hidupku telah banyak berubah selama lima tahun terakhir, bahkan saat ini aku sudah menjadi seorang bibi dari dua keponakanku. Yap, adikku Jung Eunbi sudah menikah dengan kekasihnya yang melamar setahun sebelumnya dan sekarang mereka sudah dikaruniai seorang putri bernama Lee Eunji yang masih berusia 2 tahun. Selain itu dua tahun yang lalu Hansol benar-benar menikahi perawat Kim dan saat ini mereka sudah memiliki sepasang anak laki-laki kembar berusia 5 bulan kalau aku tidak salah menghitung. Astaga bahkan aku masih tidak percaya bocah campuran Korea dan New York yang sangat keras kepala itu berhasil menikah Kim Yewon yang sangat lembut dan polos, bahkan sampai memiliki anak kembar. Kau mengejutkan Chwe Hansol, dia bahkan benar-benar melepas pekerjaannya yang sebagai seorang DJ demi mendapat restu dari orangtua perawat Kim yang sangat perfeksionis.

"Imo?" Lamunan ku langsung buyar saat mendengar suara seorang bocah memasuki gendang telingaku. Jung Eunbi kau menerobos rumahku lagi? Astaga, sifat burukmu itu tidak pernah berubah sejak dulu.

"Jung Yerin akan marah saat kau tahu kau menerobos pintu rumahnya lagi,"

"yeobo, dia eonni ku dan aku yang paling tahu bagaimana cara menangani amarahnya. Kau tenang saja."

Bocah itu, aku mengangkat bocah perempuan berusia 2 tahun itu gendonganku dan membawanya keluar, "kau menggemaskan sekali Eunji-a. Jadi anak imo saja? Tinggalkan eomma mu yang menyebalkan itu," Ujarku sambil menjiwil pipinya. Wajah Eunji adalah salinan dari ibunya, yang menurun dari sang ayah mungkin hanya otaknya saja yang sangat cerdas. Bocah ini sudah pintar bicara dan berjalan bahkan saat umurnya belum menginjak satu tahun, belum lagi sekarang dia sudah pintar membedakan warna.

"Jung Eunbi apa yang kau lakukan di pagi-pagi buta seperti ini?" Tanyaku saat sudah bertemu dengan mereka di ruang tengah.

"Hanya berkunjung dan ingin menginap saja, lagipula ini sudah menjelang siang bisa-bisanya kau menyebut ini pagi buta." Aku melihat Lee Jihoon sudah berpakaian sangat rapih, tidak biasanya. Pria itu bahkan hanya memakai hoodie dan celana training saat berangkat ke agensi. Seolah dia bukan seorang vocal trainer melainkan traine itu sendiri.

"Kau ingin pergi Jihoon-sshi?"

Pria irit bicara itu mengangguk lalu mengambil alih putrinya yang ada di gendonganku. "Lee Eunji, jangan mengacaukan rumah imo. Appa ke Jeju hanya beberapa hari, jaga adikmu oke?" Eunji mengangguk dengan cengiran khas anak kecil yang biasa ia tunjukkan. Ah aku baru ingat keponakanku sebentar lagi akan bertambah karena enam bulan dari sekarang Lee Eunji akan memiliki adik. Lalu aku? Entahlah, mungkin seumur hidup aku tidak akan bertemu dengan jodohku.

Setelah Lee Jihoon berangkat Eunji bermain di ruang tengah dengan beberapa bonekanya yang memang ada di unit ku karena bocah ini terbilang sering bermain di sini, "Ah iya eonnie, bagaimana tentang mimpi dan dengungan suara itu apakah masih sering terulang? Sudah hampir satu tahun kau tidak membicarakannya denganku."

Mimpi itu,

Aku pernah bilang aku pernah mengalami kecelakaan bukan lima tahun yang lalu? Sejak siuman aku seringkali memimpikan seseorang sedang tersenyum di depanku sambil mengatakan 'aku mencintaimu.' awalnya aku tidak merasa terganggu tapi mimpi itu terbilang sangat sering muncul. Senyuman seorang pria yang bahkan aku tidak tahun senyuman milik siapa karena di mimpiku aku hanya bisa mengingat senyumannya saja dan tidak bisa mengingat wajahnya. Selain mimpi itu, aku sering terbangun di malam hari hanya karena mendengar sebuah suara berat mengatakan 'aku mencintaimu, berbahagialah.' seolah-olah orang itu benar-benar ada di samoing telingaku dan mngatakannya langsung karena itu terlalu nyata untuk disebut halusinasi.

Story of Destiny : Red String ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang