Jung Yerin
Hari ini aku sengaja untuk bangun lebih siang dari biasanya untuk memastikan apakah makhluk aneh bernama Jeon Wonwoo yang dua hari lalu mengajakku bertemu di kafe ini sabar untuk menunggu atau tidak. Rupanya saat sampai di kafe yang ia maksud setelah memberikan alamat kafe tersebut kepadaku dia tidak ada. Bahkan aku harus rela menunggunya hampir satu jam, kenapa aku tidak pergi saja? Entahlah. Aku melihat sekeliling cafe yang bernuansa klasik dan menenangkan pilihan makhluk itu, aku akan sering ke kafe ini mungkin setelah ini jika suntuk. Aku tidak bihing dengan duduk di salah satu kursinya saja dan melihat pejalan kaki yang berlalu lalang diluar -karena kafe terletak di sebuah jalanan yang jarang dilalui oleh mobil ataupun kendaraan lain. Yang membuatku sedikit bingung adalah kafe ini letaknya tidak jauh dari. Rumah sakit temoatku bekerja tetapi mengapa aku tidak pernah menemukannya? Ah pasti karena aku tidak pernah keluar dari rumah sakit selain saat berangkat dan pulang.
Aku membuka ponselku dan menekan kontak milik makhluk menjengkelkan bernama Jeon Wonwoo yang terletak tiga baris teratas. Aku sudah menghubunginya berulang kali tetapi tetap saja dia tidak pernah menanggapi panggilan telepon ku. Astaga.
"Permisi nona, apa ada lagi yang ingin anda pesan?" Tanya seseorang yang sama seperti sebelumnya, sepertinya ia pelayan kafe ini. Kalau kulihat-lihat sepertinya pekerja di kafe ini semuanya adalah pria. Nilai tambahnya adalah mereka semua tampan, kenapa aku selalu bertemu dengan pria tampan akhir-akhir ini-kecuali Jeon Wonwoo, dia hany makhluk aneh yang ingin segera kuhilang kan dari penglihatanku.
"Latte dan satu red velvet tart." Ucapku dan langsung diangguki oleh pria tampan itu, saat aku lihat sepertinya mereka jika disatukan dapat membentuk boy group. Visual mereka bukan main. Apa suatu hari aku bisa menikahi satu pria yang seperti mereka?
Bicara tentang pernikahan, aku jadi mengingat tentang si takdir benang merah yang sampai sekarang masih kuragukan kebenarannya. Aku mengingatnya, bahwa di kelingkingku tidak tersemat benang apapun sedangkan di kelingking milik orang lain sepertinya ada. Bahkan yang paling mengejutkan adalah benang merah milik Yewon dan Hansol yang dapat kulihat, benang mereka saling tersambung dan warna merahnya sangat pekat. Astaga beruntungnya dirimu sepupu menyebalkan dapat dijodohkan dengan wanita jelmaan malaikmat seperti Kim Yewon. Tunggu. Apa aku mempercayainya? Ah entahlah aku merasa bingung sendiri memikirkannya.
"Ini nona, sesuai dengan pesanan dan keduanya manis seperti yang membawakannya." Aku yang sedang melamun lantas tersadar mendapati suara yang sama sekali tidak asing ditelingaku. Sedikit geli sebenarnya saat mendengar langsung dari makhluk ini. Jeon Wonwoo mengatakan bahwa dirinya manis? Astaga image cool miliknya langsung luntur begitu saja di otak ku.
"Aku menunggumu satu jam dan kau datang dengan mengucapkan kata-kata seperti itu? Astaga gendang telingaku saja langsung bergetar keras saat menangkap suaramu." Ejekku yang rupanya diterima dengan senang hati olehnya. Dasar makhluk aneh.
"Aku sejak tadi berada di atas memperhatikanmu."
Memperhatikanku? Dia? Tunggu, mengapa pipiku terasa memanas dan jantungku tidak normal seperti ini. Astaga Jung Yerin jangan karena sudah lama tidak mendengar kata-kata tersebut dari lawan jenis kau jadi tidak normal seperti ini. "Maksudku memperhatikan tingkah bodohmu yang sangat kesal menunggu ku, kau harus tahu aku menunggu jauh lebih lama daripada dirimu. Asal kau tahu dokter Jung." Kesalnya, ah rupanya dia membalasku. Apa aku harus meminta maaf padanya? Kenapa? Dia yang salah karena membuatku menunggu juga maka dari itu aku tidak ingin mengakui kesalahanku.
"Langsung pada intinya Jeon Wonwoo-sshi."
"Kau benar-benar hanya bisa melihatku Jung Yerin-sshi?" Apa maksudnya? Ya tentu aku bisa melihatnya. Apa ada lagi yang sepertinya.
Dia mengangguk, "menurutmu tempat ini terlihat sepi atau ramai pengunjung?" Pertanyaan aneh macam apa ini? Bukankah dia dapat menyimpulkannya sendiri. Apa aku harus menjawab pertanyaan tiba-tiba nya ini?
"Terasa tenang karena sepi pengunjung. Kau tidak bisa menyimpulkannya sendiri?"
"Menurutku disini ramai, dan berisik. Disana ada yang sedang tertawa terbahak-bahak dan di sisi sana ada yang sedang menangis karena salah memutuskan sesuatu." Okay, ini sedikit membuatku merinding. Apa maksudnya makhluk halus? Astaga ini yang disebut hidup lebih berwarna rupanya, benar-benar menyeramkan.
"Jangan membuatku takut Jeon Wonwoo, disini tidak ada siapapun selain aku dan dua pelanggan itu."
Bukannya meminta maaf karena membuatku merinding, makhluk ini hanya terkekeh dan seenaknya menarik gelas minuman yang masih utuh belum ku sentuh sejak diberikan pelayan tadi. Kurang ajar. Sialnya lagi dia bukan hanya menariknya saja dan malah meminum latte yang kupesan itu. "Katakan apa yang ingin kau bicarakan kepadaku." Titahku yang membuatnya langsung menghentikan acara mencuri minuman milikku.
"Ah, ini milikmu ya? Akan kupesankan kembali kau tenang saja. Jun-a, aku pesan yang seperti ini satu saja!!" panggilnya kepada salah seorang pramusaji yang sama yang tadi melayaniku. Sepertinya mereka dekat.
"Kau merasa terganggu atau tidak saat dapat melihat benang-benang itu, menurut beberapa rekan ku setelah kau bisa melihat benang-benang itu kau akan bisa melihat apa yang kami lihat sebagai para pengubah takdir. Apa ada sesuatu yang kau lihat selain benang-benang ini?" Hal lain ya? Ah aku ingat.
"Melihatmu bukankah juga aneh Wonwoo-sshi?" tanyaku yang hanya dibalas gelengN kepala olehnya. Apa aku salah? Sepertinya iya.
"Maksudku hal lain yang menurutmu diluar nalar." Aku menggelengkan kepala tanpa mengalihkan tatapan darinya. Tatapannya seperti tidak percaya dan sepertinya memang akan ada sesuatu yang terjadi kepadaku.
Jeon Wonwoo menarik tanganku dan melihat cincin yang katanya adalah benda yang sangat sulit di cari. "Kau harus berjanji akan mengatakan segalanya kepadaku jika terjadi apa-apa Jung Yerin-sshi." Aku selalu heran mengapa setiap ucapan dari mulutnya selalu membuatku seperti orang yang rindu akan kasih sayang kekasih, belakangan ini aku jadi mudah terbawa perasaan karenanya.
Aku tidak langsung dibolehkan pergi olehnya, melainkan ia kembali membawakh ke suatu tempat yang lagi-lagi terasa sangat asing bagiku. Saat ini kami berada di depan sebuah rumah sakit besar yang letaknya cukup jauh dari ibukota. Bisa-bisanya aku menurut saat dibawa sejauh ini oleh makhluk asing. Sepertinya aku harus benar-benar menemui Jung Eunji untuk konsultasi apakah aku terhipnotis oleh makhluk aneh ini atau aku memang letak otakku sedikit bergeser. jeon Wonwoo yang awalnya terlihat sangat bosan langsung berdiri ketika netranya mendapati sesuatu dari dalam rumah sakit. Seorang pria jangkung berjalan mendekati kami, kembali aku harus mengatakan bahwa kenalan Jeon Wonwoo sangat tampan. Tidak bisakah ia mengenalkan satu kepadaku untuk kujadikan kekasih?
"Jae! Aku membawanya hari ini." Apa yang makhluk aneh maksud itu aku? Hei kau pikir aku ini barang, sembarangan mengatakan aku membawanya. Akan tetapi ekspresi yang kutangkap dari pria di deoanku saat ini berbeda, ia menghela napas berat dan tangannya ia gunakan untuk mengusap wajahnya kasar. Hei apa kau menyesal bertemu denganku tuan tampan?
"Aku sudah bilang untuk tidak berurusan dengan manusia, Win..." Desisnya yang tentu saja dapat ku dengar dengan jelas. Tunggu... Apa si tampan ini juga bukan manusia sepertiku. Astaga, bagaimana bisa lelaki tampan sepertinya tidak dapat dimiliki.
"Aku juga menginginkan seperti itu Jae, tapi otakku tidak bisa berhenti memikirkan cara agar manusia yang satu ini tidak bernasib sama seperti manusia sebelumnya." Ucap Jeon Wonwoo atau yang di sebut si makhluk tampan dengan nama Win itu. Mengapa sebutannya seperti itu?
"Kau... Astaga Win. Apa yang kau ingin tahu?"
"Lebih baik kau mengenalkan diri dulu kepadanya Jae, agar lebih mudah menjelaskannya nanti." Eh, dia menyuruh si tampan ini mengenalkan diri? Jeon Wonwoo-sshi aku berjanji tidak akan menagih hutangmu yang tadi kalau dia benar mengenalkan diri. Tidak apa kalau dia makhluk aneh seperti Jeon Wonwoo, asal tampan aku akan bersedia berada di sisinya setiap saat. Astaga, sadar Jung Yerin kau bisa menjadi salah satu pasien tempat kerjamu jika seperti ini.
"Hong Jisoo, salam kenal." Ucapnya ramah. Yaampun senyumnya sukses membuatku kakiku lemah seperti pudding. "J-jung Yerin, salam kenal." Bodohnya dirimu Jung Yerin, mengapa kau bisa tertatih seperti itu? Tapi aku berani bersumpah dia manis dan tamoan dalam satu waktu. Yak Jeon Wonwoo! Apa hukum menikahi makhluk yang berbeda?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Destiny : Red String ✔
FantasiKonon, di jari kelingking setiap orang ada benang merah yang tak kasat mata, yang akan terhubung dengan jodohnya. Hanya dengan jodoh sejatinya saja. Benang tersebut bisa saja sangat panjang dan dua orang yang benang merahnya saling terhubung bisa sa...