*Author POV
"I-i-iya tapi.."- balas Teresa.
"Tapi apa sayang?"- tanya Bunda Anjani.
"Ti-ti-tidak jadi Bun.."- ucap teresa dan langsung beranjak pergi menuju kamarnya.
"Ada apa ya dengan kakak Bun?"- tanya Safi kepada Bundanya.
"Entah lah.. Bunda saja tidak tahu.."- jawab Bunda Anjani.
"Biarakan saja dulu Bun.. Safi.."- lerai Ayah Azril.
*Azka POV
Setelah Aku selesai mengantarkan Teresa, Aku langsung pulang ke rumah. Entah mengapa Aku merasa bahwa Teresa itu Jane. Jika dia bukan Jane, mengapa wajahnya begitu mirip dengan Jane. Tetapi ada satu hal yang membuatku berfikir bahwa dia bukanlah Jane. Dia gagap, tetapi bukan berarti Aku membencinya hanya saja rasanya begitu aneh.
Setelah sampai di rumah, Aku langsung memasuki rumah itu dan bergegas untuk menuju kamarku. Baru saja Aku akan menaiki anak tangga tetapi aku dihentikan oleh panggilan Ibuku.
"Azka.."- panggil Ibuku. Ibuku bernama Vega Adnaja.
"Iya Bu?"- balasku.
"Kau sudah pulang nak? Tumben pulang cepat.."- tanya Ibu Vega.
"Hehe.. Iya Bu.. Aku~"- ucapku, tetapi ucapanku terpotong oleh Ayahku.
"Biarlah dia pulang semaunya Bu.. Tak ada gunanya juga kita memperdulikannya.."- ucap Ayahku yang menghina diriku. Ayahku bernama Surya Adnaja.
Karena kesal, Aku akhirnya langsung pergi menuju kamarku dengan perasaan emosi. Aku sungguh kesal dengan Ayahku itu. Ayahku seakan tak menghargai kerja kerasku. Aku tidak ingin bergantung kepada perusahaannya. Aku hanya ingin memimpin sebuah perusahaan yang dibangun oleh kerja kerasku sendiri. Tetapi entah mengapa Aku merasa bahwa dia tak menghargai kerja kerasku selama ini.
Sesampainya Aku di kamar, dengan kesalnya Aku malah meninju tembok kamar. Entah ada apa dengan diriku sehingga Aku seemosi ini. Tiba-tiba ada yang berteriak memanggil namaku dengan embel-embel Kak.
"KAK AZKA!! KAK!! KAU DIMANA?!"- teriak Adik perempuanku sembari berlari mencari diriku.
Brak
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan kasarnya hingga menimbulkan suara gebrakan yang sedikit mengejutkan.
"Puja? Ada apa kau ini hem?"- tanyaku. Ya, dia Adikku yang bernama Tantra Puja Adnaja. Tiba-tiba Adikku berlari dari posisinya hingga menubrukku dan memelukku.
Grep
"Wohoho.. Tunggu sebentar.. ada apa dengan Adik kecilku ini hem?"- tanyaku sembari mencubit hidung Adikku. Tetapi setelah ditanya begitu, dia malah mengurai pelukannya dariku.
"Huh! Kau ini pura-pura tak tahu atau bagaimana?"- tanya dia dengan kesal sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Maaf.. Tapi sungguh Aku tak tahu apa kesalahanku.."- ucapku sembari memegang kedua telingaku.
"Kenapa kau selalu pulang malam Kak? Apakah kau tahu? Aku sangat merindukanmu.."- tanya Puja sembari menitikkan air mata. Sungguh, Aku tak tega melihat itu semua. Hatiku terasa tersayat ketika melihatnya menangis.
"Maafkan Aku.."- balasku sembari menghapus air mata di pipi Adikku.
"Kau mau apa hem? Nanti akan ku berikan sebagai tanda maafku.. bagaimana?"- lanjutku.
"Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua bersamamu Kak.. Boleh kan?"- ucap Puja dengan puppy eyes nya.
"Boleh.. Apapun untuk adikku tersayang ini.."- balasku sembari mencubit kedua pipi adikku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alresa [ON GOING]
Random⚠Sequel cerita "Jane" ⚠Baca dulu cerita "Jane" baru baca yang ini Teresa Ayu Zafaron, seorang gadis cantik yang merupakan anak ke-2 dari pasangan Zafaron. Bisa dibilang gadis ini sangat beruntung bisa terlahir di keluarga yang dibilang terpandang it...