Part 1

15 1 0
                                    

.
.
.
Holaaaa
Ini cerita lanjutan kisah Jane
Semoga suka yah
Jangan lupa dukung aku dengan VOTMEN
HAPPY READING♡
.
.
.

*Author POV

Kringgggggg
(Alarm berbunyi)

"Eughh.."- lenguh seorang gadis. Tidurnya sudah terusik tetapi dia enggan untuk membuka matanya.

Ceklek

Datanglah wanita paruh baya yang memasuki kamar gadis itu. Wanita paruh baya itu kemudian menuju jendela dan membuka tirainya. Perlahan-lahan cahayapun mulai memasuki seluruh kamar itu.

"Bangun sayang.."- ucap wanita paruh baya itu sembari mengusap kepala sang gadis. Tiba-tiba gadis itu membuka matanya. Sungguh terkejut dia melihat sang Bunda sedang ada di hadapannya. Gadis itu langsung duduk dari posisinya.

"Bu-bu-bu-bunda?"- tanya gadis itu atau dia kerap di sapa Teresa. Dia Teresa Ayu Zafaron, seorang gadis yang bermasalah dalam bicaranya atau orang-orang biasa menyebutnya dengan gagap. Teresa sebelumnya tidak ada masalah dalam cara bicaranya namun, setelah terjadi suatu tragedi dia menjadi seperti ini. Para medis biasa menyebutnya dengan gagap neurogenik.

Gagap neurogenik adalah gagap yang disebabkah oleh gangguan pada otak, saraf, dan otot yang terlibat dalam kemampuan berbicara. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit, misalnya stroke.

"Iya sayang ada apa?"- tanya sang Bunda. Bundanya bernama Anjani Zafaron atau kerap di sapa Anjani.

"Umm.. Kenapa bu-bu-bu-bu-Bunda ada di-di-disini?"- tanya Teresa.

"Untuk membangunkanmu sayang.. Kau tak ingat? Hari ini Kamu kan akan wawancara.."- jelas Bunda Anjani.

"Oh.. i-i-iya Bun.. lu-lu-lupa.. heheh.."- balas Teresa.

"Ya sudah.. Sana mandi.."- ucap Bunda Anjani. Setelah mengucapkan itu Bunda Anjani kemudian pergi meninggalkan Teresa sendiri.

*Teresa POV

Setelah Bunda pergi dari kamarku dan adikku, Aku langsung beranjak untuk mandi. Setelah selesai mandi, ku tatap diriku di pantulan cermin.

Mengerikan

Satu kata yang dapat mendefinisikan kondisi wajahku saat ini. Mata sembab, bengkak serta lingkar mata yang terlihat hitam. Itu semua akibat dari tingkahku semalam. Semalaman Aku menangis, menangis akan apa yang sudah terjadi di hari pernikahanku yang batal itu.

Bukan untuk menangisi pria yang tidak bertanggungjawab itu, tetapi menangisi apa yang telah hilang. Semua harta yang tersisa lenyap begitu saja karna ulah pria itu dan keluarga sang pria. Rumah sederhana yang menjadi satu-satunya harta yang tersisa kini sudah lenyap disita oleh pihak Bank. Bahkan kebun teh itupun sudah dijual oleh Ayahku demi pernikahan ini.

Kini Aku dan keluargaku tinggal di Jakarta demi mengais rezeki walaupun hanya sedikit. Aku dan keluargaku tinggal di rumah kontrakan kecil. Aku tak ada masalah dengan itu, yang terpenting semuanya berkumpul.

Di keluargaku belum ada yang mendapatkan pekerjaan di kota besar ini. Baru aku seorang yang bisa sampai dipanggil untuk wawancara. Semoga saja semuanya dilancarkan dan Aku bisa diterima.

Ku gunakan make up seadanya untuk menutupi kekacauanku pagi ini. Dan yah akhirnya tertutupi juga. Aku hanya menggunakan rok span hitam panjang dengan kemeja berwarna putih serta tak lupa jilbab pasmina berwarna hitam bertengger di kepalaku untuk menutupi rambutku.

Alresa [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang