Part 2

8 1 0
                                    

*Author POV

"Jane?!"- tanya Pak Azka dengan tegas tetapi tatapannya teduh seakan mata itu berbicara bahwa dia sangat merindukan sosok Jane. Perlahan dia berjalan ke arah Teresa. Setelah sampai di depan Teresa, dia langsung memegang wajah Teresa dengan kedua tangannya.

"Jane.."- ulang Pak Azka sembari memegang wajah Teresa. Terlihat matanya berkaca-kaca. Teresa yang tidak tahu apa-apa, dia hanya menatap Pak Azka dengan tatapan bingungnya. Tiba-tiba dia langsung memeluk Teresa dengan begitu eratnya. Teresa merasakan ada hal aneh yang mengganjal di benaknya. Teresa merasa bahwa pelukan ini sudah tidak asing.

"Ma-ma-maaf Pak."- ucap Teresa sembari mendorong tubuh Pak Azka yang sedang mendekapnya. Terlihat Pak Azka menatap Teresa dengan pandangan bertanya.

"Kamu kemana saja Jane?"- tanya Pak Azka.

"Benar apa kata hati saya bahwa kamu itu masih hidup.."- lanjut Pak Azka. Teresa yang bertambah bingungpun akhirnya mengangkat suaranya.

"Sa-sa-saya bukan ja-ja-Jane!"- tegas Teresa. Tiba-tiba saja Teresa merasakan pusing di kepalanya dan dia melihat bayangan seseorang yang mirip wajahnya seperti Pak Azka namun bayangan itu tidak terlalu jelas. Teresa kemudian memegangi kepalanya karena pusing. Dia merasa bahwa di sekitarnya sudah mulai buram sehingga dia sedikit terhuyung ke samping. Pak Azka yang melihat itu langsung panik.

"Jane.. Jane.. Kamu kenapa hem?"- tanya Pak Azka sembari memegangi pundak Teresa. Kemudian Pak Azka langsung membawa Teresa ke sofa yang ada di ruang wawancara ini. Pak Azka langsung mengambilkan air putih untuk Teresa.

"Minum ini.."- ucap Pak Azka sembari menyodorkan gelas berisi air kepada Teresa. Teresa yang melihat itu langsung menerima gelas itu dari Pak Azka dan langsung meminum airnya.

"Apakah sudah membaik?"- tanya Pak Azka. Teresa yang mendengar itu langsung menganggukkan kepalanya.

Pak Azka yang melihat itu langsung menggenggam tangan Teresa.

"Kau tahu.. Saya sudah menunggumu begitu lama.. dan akhirnya semua do'a Saya terjawabkan hari ini.."- ucap Pak Azka.

"Ta-ta-tapi Aku bu-bu-bukan Jane Pak.."- jelas Teresa.

"Tidak mungkin! Wajahmu begitu mirip dengan Jane.."- ucap Pak Azka. Terlihat jelas di wajahnya bahwa dia begitu sedih setelah mendengar jawaban dari Teresa.

"Pa-pa-pak.. Aku bu-bu-bukan Jane.. ta-ta-tapi Aku Teresa.."- balas Teresa hati-hati kerena takut menyakiti hati Pak Azka.

"Baik lah.. sebentar.. saya lihat profil mu.."- ucap Pak Azka sembari membuka profil milik Teresa.

"Benar.. kau memang Teresa Ayu Zafaron.. mungkin Saya saja yang terlalu berharap akan kehadirannya lagi disisi Saya.."- ucap Pak Azka setelah membaca profil milik Teresa.

"Be-be-benar Pak.. sa-sa-saya Teresa Ayu Zafaron.."- balas Teresa.

"IPK mu tinggi juga yah.. walaupun kamu memiliki kekurangan tetapi kamu menutupinya dengan kecerdasan.. sungguh saya begitu terkesan.."- jelas Pak Azka. Kemudian sesi tanya jawab pun dilakukan. Setelah beberapa menit akhirnya sesi itupun berakhir.

"Oke.. kau menjawabnya dengan begitu mulus tanpa adanya keraguan.. Saya terkesan dengan jawaban darimu tadi.. Jadi kamu bisa mulai bekerja disini besok sebagai sekretaris Saya.."- ucap Pak Azka yang begitu terkesan akan jawaban dari Teresa.

"Ba-ba-baik Pak.. te-te-terima kasih.. pe-pe-permisi.."- balas Teresa. Kemudian Teresa membalikkan badannya dan  berjalan menuju pintu untuk keluar dari ruangan itu. Tetapi setelah Teresa menggenggam knop pintu, dia dihentikan oleh suara dari Pak Azka.

Alresa [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang