Uncle Tiway

7K 623 26
                                    

"nono, hari ini taeyong samchon mau ke rumah kita lohh"

jeno yang sedang asik duduk diatas karpet dengan legonya pun menoleh ke sang bunda.

"taeyong samchon?"

"iyaa, taeyong samchon. nono emangnya lupa?"

mark melihat respon jeno yang seperti orang bingung mengernyitkan dahi.

"nono, beneran lupa taeyong samchon?" tanya mark sambil menghampiri dan mendudukan dirinya disebelah jeno.

"taeyong samchon itu.... siapa bunda?"

"taeyong samchon itu kakak laki-lakinya bunda. ternyata nono beneran lupa ya sama taeyong samchon."

jeno mengangguk polos membuat rambutnya sedikit bergoyang. hal itu membuat mark terkekeh gemas disusul kecupan dikedua pipi jeno.

memang terakhir jeno bertemu dengan taeyong sekitar satu tahun yang lalu. kakaknya itu harus melakukan perjalanan bisnis ke luar kota selama satu tahun penuh. membuat pertemuan jeno dan taeyong berkurang. tapi mark tak menyangka bahwa anaknya akan lupa dengan satu-satunya paman yang ia miliki.

kemarin taeyong sudah menyelesaikan semua pekerjaannya dan hari ini taeyong berniat mengunjungi kediaman adiknya terlebih dahulu baru lusa ke kediaman orangtua mereka. mark yang mendengar hal itu sangat senang, ia juga sangat merindukan kakak satu-satunya itu.

ting tong

"kayanya itu taeyong samchon, bunda buka pintunya dulu. nono bisa kan beresin mainan nono sendiri?"

"bisa bunda."

"anak pintar!" mark mengelus kepala jeno kemudian berjalan kedepan untuk membukakan pintu.

ceklek

"hyung!"

mark langsung saja menerjang tubuh taeyong dengan pelukan erat yang dibalas juga oleh taeyong.

"mark kangen!"

"hyung juga kangen."

mereka asik saling berpelukan melepas rindu hingga melupakan eksistensi seseorang selain mereka berdua.

"ekhem"

sadar ada orang lain selain dirinya dan taeyong, mark melepaskan pelukan mereka dan menatap seseorang disamping kakaknya.

"hallo." sapa mark canggung sekaligus malu karena bisa-bisanya ia tidak sadar ada orang lain disini.

"hallo eum— mark?" sapa balik orang tersebut sambil tersenyum.

"iyaa—"

"kita ngobrolnya didalem aja." potong taeyong sadar melihat kecanggungan diantara mereka.

"ah iya! ayo hyung silahkan masuk." mark mempersilahkan taeyong dan orang tersebut untuk masuk.

jeno masih membereskan mainannya yang berserakan dimana-mana.

"nono, taeyong samchon udah dateng. ayo kasih salam dulu." mark mengintrupsi kegiatan jeno.

jeno berdiri menatap tamu yang baru saja datang.

"hallo samchon."

mark tersenyum, "bunda ke dapur dulu, nono disini sama taeyong samchon okey?" kemudian mark berlalu meninggalkan ruang tamu.

"hei jagoan, apa kabar?" taeyong menghampiri jeno namun taeyong merasa ada yang aneh dengan sikap jeno.

dulu setiap kali jeno bertemu dengan dirinya maka jeno akan senang dan terus menempeli dirinya.

tapi mengapa sekarang jeno seperti orang bingung dan pendiam?

"jeno kok diem aja?" tanya taeyong heran.

"samchon siapa?" pertanyaan polos jeno membuat taeyong melongo.

"hei jagoan masa lupa sama samchon?"

"jeno gatau." ucap jeno sekenanya.

taeyong memutar otak, apa yang membuat keponakannya ini lupa dengan dirinya. setelah berpikir beberapa saat akhirnya ia menemukan jawabannya.

"kalo gak inget taeyong samchon berarti jeno inget dong uncle tiway?" tanya taeyong dengan senyum merekah. ia yakin pasti kali ini jeno mengingat dirinya.

"uncle tiway?" beo jeno, ia seperti mengingat nama ini.

dan...

"UNCLE TIWAY!"

jeno ingat siapa itu uncle tiway, paman kesayangan jeno. langsung saja jeno memeluk taeyong dengan erat.

hmm memang ibu dan anak tak beda jauh.

"jeno sekarang inget?"

jeno mengangguk didalam pelukan.

mark yang kembali membawa nampan berisi makanan dan minuman terheran dengan jeno yang memeluk taeyong sangat erat. terlihat wajah hyungnya yang sedikit memerah karena tercekik oleh pelukan jeno.

"nono jangan kenceng-kenceng peluknya kasian samchon gak bisa napas tuhh." sahut mark sambil meletakan nampan dimeja ruang tamu.

"bunda, ini uncle tiway bukan taeyong samchon!"

"hah?"

"hahaha iya hyung minta jeno buat panggil hyung uncle tiway makanya dia gatau taeyong samchon itu siapa." jelas taeyong.

"kok gitu sih hyung? jeno jadi gak sopan nanti. itu kan panggilan temen-temen hyung."

"gapapa kok, biar keren aja. iya gak jagoan?" ucap taeyong sambil melirik jeno.

"iyaa uncle tiway paling keren pokoknya!" sahut jeno mengangkat ibu jarinya.

mark hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan hyung dan anaknya. bahkan sekarang jeno sudah duduk dipangkuan taeyong.

"hyung, gamau kenalin ini siapa?" tanya mark.

"ohiya hyung lupa hehe."

taeyong melirik sekilas orang tersebut, berdehem sebentar.

"ini doyoung, kim doyoung. calon istri hyung."

"APA?!"

"bundaaaa gak boleh teriak-teriak!" protes jeno.

"ups! iya maaf sayang bunda abisnya kaget." ucap mark kikuk.

"kenapa kaget?" tanya taeyong aneh.

"kok bisa?" mark balik bertanya.

"ya bisa lah! emangnya kamu doang yang mau nikah? hyung kan juga mau." ucap taeyong mendengus.

"gak gitu, aku cuma kaget aja. abisnya pulang-pulang langsung bawa calon istri hehe."

taeyong hanya merotasikan mata mendengar jawaban mark. mark tetaplah mark, adiknya yang selalu menyebalkan bahkan disaat statusnya sudah menjadi ibu dan istri orang.

mark beralih sepenuhnya ke doyoung.

"hallo hyung, aku mark lee tapi sekarang mark jung. salam kenal, semoga hyung gak nyesel ya mau jadi pendamping taeyong hyung." ucap mark memperkenalkan diri sekaligus mengisengi kakaknya itu.

"mark lee!" sahut taeyong kesal.

"hallo mark, aku kim doyoung dan yaa mungkin sebentar lagi akan menjadi lee doyoung? hahaha." ucap doyoung tekekeh.

taeyong yang mendengar ucapan doyoung merona, pipinya perlahan memerah.

"wahh seorang lee taeyong bisa salah tingkah juga ternyata." ledek mark.

"yak! mark lee!"

"mark jung!"

"aish! bener-bener kamu ya!"

kemudian ruang tamu tersebut sudah ramai oleh pertengkaran kakak adik tersebut.

🌼🌼🌼

sekarang aku taedo shipper, pindahan kapal dari kapal sebelah😂😂

gak ada revisi jd maklumin aja ya kalo banyak typo(s)

Mein Sohn [Jaemark ft. Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang