19. Sudah Pergi

657 81 18
                                    

Kyuhyun mengerang frustasi, sudah belasan bahkan puluhan kali Kyuhyun menghubungi nomer Jiyoung namun tidak satupun telponnya dijawab. Kyuhyun juga begitu banyak mengirimkan pesan singkat, lagi lagi tidak dibalas oleh Jiyoung.

Dan sekarang Kyuhyun semakin panik karena nomer Jiyoung tidak aktif. Sebenarnya Kyuhyun sangat ingin pergi ke rumah Jiyoung untuk menemui wanita itu tapi pekerjaan sialannya ini menghalanginya untuk pergi.

Kyuhyun bisa saja tidak mempedulikan pekerjaannya tapi sudah beberapa kali Kyuhyun menyampingkan semua itu dan bersikap tidak profesional bahkan Kyuhyun sering mangkir menghadiri pertemuan penting dan membut client serta investornya kecewa. Maka dari itu untuk kali ini Kyuhyun harus sedikit bersabar, menyelesaikan semua pekerjaannya setelah itu ia bisa lebih leluasa menyelesaikan masalahnya dengan Jiyoung.

Kyuhyun kembali ke kantor setelah baru saja menemui investor untuk melakukan kerjasama atas pembangunan Big Golden Hotel yang akan dibangun di pusat ibukota.

Ketika baru tiba di ruangannya yang pertama kali Kyuhyun lakukan adalah mengecek ponselnya dan ia mengumpat. Tidak ada notifikasi pesan ataupun telpon dari Jiyoung.

Kyuhyun kembali keluar ruang kerjanya dan bergegas untuk pergi ke rumah Jiyoung. Kyuhyun tidak bisa menunggu terlalu lama untuk menyelesaikan semua kemelut yang menimpa hubungannya dengan Jiyoung. Semua masalah yang terjadi itu karena ulahnya, kalau saja Kyuhyun tidak memenuhi permintaan Mina untuk menciumnya tentu semua ini tidak akan terjadi.

Kyuhyun memang tolol.

Kyuhyun melirik arloji di tangannya, jam 6:47PM. Jiyoung pasti sedang istirahat di rumahnya. Mengganggu sebentar mungkin tidak mengapa.

"Mau kemana kau?" tanya Jaehan yang tidak sengaja berpapasan dengan Kyuhyun di loby gedung.

"Ke rumah Jiyoung" jawab Kyuhyun singkat.

"Kau baru kembali kan? Kenapa tidak istirahat dulu?"

"Kau pikir aku bisa duduk dengan tenang sedangkan Jiyoung mungkin sedang sangat marah padaku. Aku tidak bisa tenang Jae~ya. Aku harus menemuinya"

"Tapi Kyu, tidak harus sekarang, kau bisa menemuinya besok pagi kan? Masih ada hari esok"

Kyuhyun berdecih "Bahkan tengah malam pun aku tidak keberatan untuk bertemu dengannya. Aku tidak ingin dia semakin salah paham kepadaku" erangnya.

Jaehan menghembuskan nafas panjangnya. Jika sudah seperti ini, Jaehan tidak bisa lagi menahan Kyuhyun. Temannya itu memang sangat tolol bila salah paham tapi bisa jadi sangat gila bila Jiyoung yang berbalik salah paham.

"Baiklah. Perlu ku temani?" tawar Jaehan yang dijawab dengan gelengan kepala.

"Terimakasih tawarannya tapi aku ingin menemuinya sendiri. Aku pergi dulu" tolak Kyuhyun dan langsung melangkah meninggalkan gedung perusahaannya.

"Hati-hati Kyu" teriak Jaehan, Kyuhyun membalasnya dengan anggukkan.

Jaehan menghela napas, semoga saja sahabatnya itu bisa menyelesaikan semua masalahnya dengan Jiyoung. jaehan tidak tega melihat Kyuhyun yang bersikap tidak tenang.

Jaehan memilih kembali ke ruang kerjanya dan merampungkan pekerjaan terakhirnya hari ini. Jaehan jadi harus ikut pulang malam karena banyaknya pekerjaan yang terbengkalai akibat ulah Kyuhyun.

Sesampainya di ruangan, Jaehan langsung berkutat di depan laptop nya dengan ditemani banyak nya kertas kertas kontrak kerjasama perusahaan lain. Kemudian Jaehan membuka laci meja untuk mencari berkas yang sedang ia cari, namun yang Jaehan lihat pertama kali bukanlah berkas kerja melainkan sebuah amplop kecil berwarna putih.

Protective BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang