1

272 46 0
                                    

Seorang gadis berparas sangat cantik tengah duduk di rerumputan tepat di belakang sekolahnya bersama dengan gitarnya. Ia sangat menyukai hal ini karena tanpa keramaian ia bisa berpikir jernih untuk belajar memainkan gitar. 

"Ini bagaimana sih?" gerutu gadis itu dengan memanyunkan bibirnya. Ia memetik senar gitarnya kembali untuk memulainya dari awal.

Harapan gadis itu bisa dapat lebih baik dari pada sebelumnya. Namun, nihil, justru lebih buruk dari sebelumnya. Akan tetapi, bukan Hwang Jisoo jika ia mau mengakui kelemahannya begitu saja.

"Ahh susah sekali!" gerutunya sambil menurunkan earphone dari telinganya. Angin berhembus sepoi-sepoi, menambah hawa dingin di sekitarnya.

"Jisoo!" Suara nyaring dari balik punggung membuatnya sedikit terkejut karenanya. Jisoo menoleh dan mendapati seorang laki-laki yang telah menjadi sahabatnya selama satu tahun ini.

"Ah, Tae! Kau mengagetkanku saja,” kata Jisoo seraya tersenyum kala mendapati sahabatnya tengah berdiri di hadapannya dengan nafas yang tersengal-sengal.

Sebut dia Kim Taehyung. Anak kedua dari Keluarga Kim yang tajir melintir seantero sekolah. Ia adalah anak dari pemilik sekolah elite yang ia tempati kurang lebih 2 tahun ini.

"Ayo, ikut aku,” kata Taehyung pada Jisoo masih dengan nafas tersengal. Jisoo menaikkan alisnya samar. Ia berpikir sejenak. Tak ada salahnya untuk ke kantin sebentar. Walaupun di sana ramai, aku yakin akan mendapat kursi karena Taehyung. Lagipula, aku juga harus mengistirahatkan otakku, kata Jisoo dalam hati.

Taehyung mendengus kesal pada sahabatnya ini karena tak kunjung memberi jawaban, padahal cacing di perutnya sudah minta makan siang yang enak. Taehyung menepuk pundak Jisoo sedikit kencang dan membuat yang ditepuk langsung terkejut.

"Ya!" Jisoo terlonjak.

"Kau mau atau tidak sebenarnya?" gerutu Taehyung menatap kesal Jisoo yang sedari tadi tak memberi jawaban untuknya. Taehyung sedikit tersenyum lalu berdiri sambil menepuk celananya.

"Ayo," jawab Jisoo menepuk pundak Taehyung lalu beranjak pergi mendahului. Taehyung mencibir Jisoo karena gadis itu malah meninggalkannya.
"Astaga! Hei, Jisoo! Tunggu!"

~oOo~

Benar saja. Kantin Kim International School sangat padat oleh siswa-siswi. Jisoo sempat khawatir ia tak mendapat kursi karena padatnya siswa di situ. Namun, kekhawatiran Jisoo seakan dijawab oleh teleportasi Taehyung. Maka Taehyung mencari siswi yang berada di meja paling ujung dekat jendela. Tempat itu adalah tipe tempat yang disukai Jisoo. Taehyung mengajak Jisoo menghampiri keempat siswi yang berada di meja itu.

"Permisi?" kata Taehyung dengan aura yang bisa dibilang berkarisma.

Siswi-siswi itu terkejut karena anak sang pemilik sekolah yang terkenal dengan suara indahnya menghampiri mereka. Jisoo melihat kejadian tersebut mendengus kesal. Siswa siswi disini semua berkelas. Tapi mengapa terlihat sekali mereka murahan? Batin Jisoo memutar bola matanya.

Siswi tadi langsung mengangguk tanpa berkata apa-apa. Taehyung tersenyum lalu mengajak Jisoo duduk di depannya. Jisoo menempatkan diri di kursi kantin yang Taehyung rebut dari Siswi tadi. Tepatnya merayu karena Taehyung tidak memaksanya.

"Aih nyaman sekali! Kim Taehyung-ssi, sebenarnya berapa modal keluargamu untuk membangun sekolah ini? Kantin saja kauberi kursi empuk seperti ini. Bagaimana dengan kamarmu sendiri?" tanya Jisoo memajamkan matanya. Taehyung mendelik sebal ke arah Jisoo.

"Yak! Berhenti berkata seperti kau dari kelas rendahan, Bodoh! Kau pikir aku tak tahu berapa milyar yang Hwang Joong Ki keluarkan untuk membuat film layar lebar yang laku hebat saat ini? Juga berhenti memanggilku terlalu formal. Aku tak suka kau memanggilku seperti itu,” jawab Taehyung sebal.

FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang