ଘ• Mars???

7 4 2
                                    

Mars Aksara Ghovaro,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mars Aksara Ghovaro,

Arsitek terkenal dimasanya. Dengan wajah tampan, alis tebal menajam, kelereng hitam pekat, hidung mancung, tubuh tinggi tegap serta kulit coklat eksotis, oh dan jangan lupakan gelar S.Ars yang melekat pada dirinya.

Namun, semua itu tak membuat Mars selolok berbahagia. Rasanya hampa. Hatinya kosong. Ia tersenyum namun tak ada binar cerah yang melingkupinya.

Mars menjatuhkan tubuhnya pada ranjang. Merasakan empuknya pulau kapuk. Ia kembali menghembuskan nafas gusar.

"Ya Allah susah bener!!" Mars menjambak rambutnya frustasi. Katakan ia gila, karna memang ia sudah gila!

Bayangan gadis itu tertawa, menangis, merengek, merajuk, tersenyum, dan..kecewa terus berputar bak kaset rusak. Ia merasa sangat bersalah dan menyesal.

Andaikan waktu bisa diputar kembali. Andaikan waktu itu ia tak egois. Andaikan ia mau mengalah. Andaikan ia tak berlaku otoriter. Andaikan..andaikan...

Astagfirullah..

Mars beristigfar ia tak boleh berandai-andai karna itu sama saja ia menyesali takdir Yang Maha Kuasa.

Mars mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"halo gi, lo udah nemuin keberadaannya?"

"sabar dude. pelan pelan oke? untuk sekarang gue belum nemuin, gatau besok atau lusa. lo yang sabar"

Mars mendengus mendengar kalimat Gio yang selalu sama ketika ia bertanya tentang hal itu, "sebenernya lo niat kagak sih bantuin gue!? kalau kagak niat mending gausah nawarin! gue bisa cari sendiri tanpa bantuan siapa pun!" Mars terlampau emosi.

Gio hanya menggeleng mendengar respon Mars yang kalang-kabut. Sejujurnya ia sudah menemukan keberadaan gadis itu namun ia memilih bungkam agar Mars sendiri yang menemukannya dan membujuk gadis itu.

"udah marahnya?" tanya Gio tenang

Tut..

Mars menutup sambungan telepon. Berbaring menyamping menarik guling serta memejamkan mata.

Mars tertidur.



Gio tengah menikmati jamuan makan yang diadakan oleh calon mertuanya. Makanannya dimasak langsung oleh Nyonya Gerald dan Nona Gerald tentunya.

Istimewa.

Setelah Mars memutuskan sambungan sepihak ia langsung menerima panggilan dari Fresia, tunangannya. Dan sekarang, disinilah ia berada. Di rumah Keluarga Geraldi.

Fresia menyikut lengan Gio, "kau tenang sekali, huh?"

"memang ada yang perlu dikhawatirkan?" tanya Gio enteng.

Fresia mendengus, "kau tak menyadari tatapan papah padamu?"

Gio mengangkat pandangannya dan benar Tuan Geraldi tengah menatapnya datar. Gio menggulirkan netranya untuk menatap Fresia, "papah mertua kenapa?"

Virgo & MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang