Untukku,
Ibu adalah pemilik senyum paling indah.
Ketika aku keluar dari rahimnya, bibirnya melengkung meski matanya merintih.
Ketika aku terbangun dini hari, senyumnya terjaga meski matanya lelah.Ibu itu, adalah pembohong paling ulung di dunia.
Ketika kami cuma punya sebungkus nasi, ibu hanya mengambil satu sendok dan menyuruhku menghabiskannya.
Padahal, aku tau sejak tadi ibu terus-terusan minum karena lapar.
bagiku, ibu adalah petarung paling tangguh.Ketika seluruh dunia membenci, cuma ibu yang berani menentangnya sendiri.
Juga ketika aku disakiti, ibu datang memelukku dengan tangis yang berderai.Meskipun kadang ia marah ketika aku berbuat salah.
Tapi nasi panas tetap tersedia diatas meja.
Seragam sekolah tetap terlipat rapi di lemari.
Mana mungkin kan aku bisa membenci?Untuk ibu, mama, bunda, umi, dan semua panggilan yang tersemat untuknya.
Mereka tetap orang yang sama.
Yang akan tetap tinggal disisimu ketika yang lain memilih pergi.Aku merasa beruntung karena bisa menyebut nama yang indah setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
POEM
PoetryKadang, orang lebih suka bercerita atau memendam. Memilih untuk membagi sesaknya bersama atau berusaha melupakannya. Mungkin menurutnya, menulis pun untuk apa. Hanya jadi tumpukan sampah. Makanya kalau kalian lihat cover ini, hurufnya berantakan. Ka...