36: SEMANGAT

2.6K 305 60
                                    


Gak semuanya harus dilewatkan dengan kesedihan dan keputus asaan.
-



  Sudah seminggu anak itu mengalami kebutaan dan seminggu itu juga sudah banyak percobaan percobaan bunuh diri yang dilakukannya walaupun kegagalan yang dia dapat kan. Hal itu juga membuatkan keempat orang itu harus menjaga anak itu lebih ketat lagi..

Bukan itu saja, papanya juga saat ini semakin merasa bersalah saat si bungsu membentaknya. Jangan ditanya kapan, karna apabila anaknya itu bangun dan membuka kelopak matanya dirinya akan sensitif kalau berdekatan dengan sosok papanya itu.

Selama seminggu ini juga dirinya hanya mau mendengar dan patuh akan omongan ketiga abangnya itu lagi lagi Rafael dan Arlan

Seperti saat ini, Arlan yang asik bercerita ke Faro tentang motor yang akan di belikannya untuk adeknya ini setelah anak itu mau operasi mata

Iya memang pendonor mata belum ada tapi bukan itu saja masalahnya, satu masalah lagi saat suatu malam mereka memberitahu si bungsu itu buat operasi mata, si bungsu langsung marah marah dan menangis karena gak mau operasi.

"Bang ngapain juga sih lo pengen beliin gue motor hm? Gue kan buta" ucap Faro yang diakhiri dengan nada yang pelan dan sendu

"Karna abang percaya kalau adek abang yang terlalu ganteng ini bisa melihat dunia lagi. Abang janji itu okey" ucap Arlan sambil memeluk si bungsu itu dengan erat

"Dengan cara operasi? aku gak mau bang itu sakit ngapain juga sih semua itu yang ada habisin uang kalian mending simpan buat tabungan jangan peduli dengan aku. Karna Fa...." ucapan Faro terhenti saat mendengar suara seseorang yang terlalu dingin. Dirinya tau itu siapa dan itu membuatkannya kaget sekaligus takut

"Apa adek gak mau lihat kita lagi? Adek gak mau main sama kita bertiga lagi? Abang gak peduli mau seberapa banyak uang keluar yang penting adek abang sembuh dan bisa kembali melihat dunia. Kalau abang di suruh milih harta atau kamu abang akan milih adek abang" ucap bang Farhan yang diakhiri lirih sambil mengecup puncak kepala adeknya itu

"T...tapi kalau operasi gak berjalan lancar gimana?" tanya Faro ketakutan

"Adek abang Rafa harus yakin lahh masa ngomong gitu sih katanya strong harus yakin dong kek abang Arlan yang jatuh pas balap.. eh" ucap Rafael malah keceplosan membuat kan Arlan menatap nya dengan tajam

"Arlan?" panggil bang Farhan dengan dingin

"Hmm ya jatuh dikit gapapa kok luka nya juga gak banyak" ucap Arlan gugup

"Hukum aja bang Arlan, bang Farhan ayo hukum" ucap Faro sambil tertawa. Ya sih dirinya gak melihat semua itu tapi gak semua hal yang di lewati harus dengan kesedihan harus semangat itu yang di fikiran Faro saat ini

Sementara ketiga abangnya itu malah tersenyum saat melihat si bungsu itu mulai maju tersenyum lagi.

"Gini baru adek abang yang selalu ceria jail ke semua hahaha.. ayo hukum bang Arlan!!!!" ucap Rafael semangat

"Ihh kok Faro gitu sih ke abang mu yang ganteng tiada tara ini" rengek Arlan sambil menggoyangkan tangan Faro pelan

"Dihh yang ganteng itu Faro, kalo abang Farhan, bang Arlan sama bang Rafael tu yang jelek uhh" ucap Faro sedikit menyombong

Alfaro David ©Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang