LIKE

9 1 0
                                    

Wilda sampai dirumah dengan selamat sehat aman sentosa.
Dan Seperti hari-hari biasanya, dia hanya seorang diri dirumah. Orang tuanya sudah bercerai dan kini ia tinggal bersama ayahnya, Kadang dia merasa kesepian di rumah sebesar ini dan hanya ia dan ayahnya yang tinggal di rumah ini. Wilda tidak dapat memungkiri sebenarnya dia begitu rindu dengan sosok ibunya yang sudah sejak SMP tidak pernah menemui dirinya, kadang Wilda bertanya kepada ayah pasal kabar ibunya, dan dengan tenang pak Bambang ayah Wilda menjawab bahwa ibunya baik-baik saja. Tapi bagaimana bisa Wilda merasa lega jika tidak dapat kabar langsung dari ibunya. Wilda pernah mencoba menghubungi ibunya, bukan sekali dua kali dia sering berusaha namun hasilnya sama saja ibunya tidak mau menjawab apapun yang Wilda kirimkan.

Beranjak dari ruang utama yang kelihatan sunyi, Wilda berjalan dengan menghembuskan napas berat menuju ke kamarnya. Begitu sampai dikamar Wilda tidak lupa menaruh tas dan sepatu ditempatnya. Tidak lama kemudian sebuah notifikasi chat diterima di ponsel Wilda

AYAH : Da, ayah kayaknya lembur sampe malem banget sayang. Ayah minta maaf ya, nanti Wilda makan dulu aja, ajakin Mbak Nina kalau Wilda gamau makan sendiri. Ya sayang?

"Yahhh, dari kemarin ayah lembur Mulu sih. Padahal Wilda pengen makan bareng."
Gumamnya, Namun setidaknya Wilda harus mengerti jika ayah lembur untuk memenuhi kebutuhannya. Hanya ayah yang saat ini menemani Wilda maka sebisa mungkin Wilda tidak banyak merengek dan berusaha menurut apa kata ayah serta tidak banyak protes supaya ayah selalu sayang padanya. Segera dia membalas chat WA dari ayahnya

Wilda Shazfa M : OKE AYAH, jangan lupa makan malam juga ya ayah. Lup sekebon buat ayah❤️❤️❤️❤️❤️

Selesai dengan membalas chat ayahnya dia memilih meninggalkan Hpnya untuk dicharge, lalu ganti baju dan turun menemui mbak Nina di bawah.
"Mbak naaaaa" panggil Nina saat melihat tidak ada mbak Nina di kamarnya mbak Nina.
"Ini kok sepi sih, mbak na dimana ya "
Wilda lalu berkeliling ke ruang tengah, ruang tamu bahkan dapur namun tak juga Wilda menemukan eksistensi mbak Na dimana-mana.

"Mbak Naaaaa" sekali lagi Wilda memanggil art rumahnya itu dengan suara yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Kali ini terdengar sahutan samar-samar yang Wilda yakini dari arah halaman belakang.
" Iya mbak Wildaaa " seperti itulah kira-kira yang Wilda dengar. Dan Wilda yakin sih itu suaranya mbak Nina.
Segera setelah itu Wilda melangkahkan kakinya menuju halaman belakang. Dari pintu Wilda dapat melihat mbak Na sedang mengambil sayuran hidroponik yang dua bulan lalu masih kecil-kecil, namun terlihat sekarang sudah cukup besar untuk dipetik.
"Mbak Na, Wilda panggil-panggil daritadi ngga denger-denger." Tanya Wilda, tidak lupa memberikan ekspresi sok ngambek. Tapi bercanda sih.
"Ngambil sawi mbak, sama selada." Jawab mbak Nina.
Mbak Nina ini meskipun ART namun sangat keren kalau soal menjaga makanan dan kesehatan, pokoknya setiap hari mbak Nina yang memastikan porsi makan Wilda harus seimbang. Kalau di lihat-lihat mbak Wilda ini masih seumuran ibunya, mungkin lebih muda sedikit. Meskipun sangat jarang bertemu dengan ibunya, Wilda tentunya tau persis usia ibunya.
"Mau bikin apa emangnya??" Tanya Wilda mulai kepo
"Pecel mau? Sama sambel kacang nanti." Jawab mbak Nina.
"Masih ada Toge sama kol di kulkas sama kacang" lanjutnya
"Ihhh mauuu, sama dikasih kemangi nggak mbak?" Tanya Wilda
"Masa pecel sama kemangi. Nggak nyambung dong mbak Wil" seloroh mbak Nina.
Loh iyakah? Memang nya kemangi bukannya biasanya juga dibuat pecel? Yang bisanya ijo-ijo apa dong? Tentunya Wilda sedang mengucapkan pertanyaan itu dalam hati,
"Oooh, yaudah terus Wilda bantu apa nih" tidak ingin menuntaskan kekepoannya tentang kemangi Wilda pun berinisiatif membantu mbak Nina Untuk memasak makan malam nanti mengingat hari sudah begitu petang.
"Bapak mau dimasakin apa mbak Wil?" Celetuk mbak Nina tiba-tiba
"Ayah lembur mbak, katanya suruh makan duluan sama Mbak Nina" jawab Wilda sedikit raut kecewa terlihat di wajahnya namun sedetik kemudian ia mengubah raut kecewanya itu dengan senyum lebar lima jari. Mbak Nina pun bukannya tidak menyadari kekecewaan anak majikannya itu, ia bahkan mengerti sekali betapa kesepiannya Wilda saat pulang sekolah dan dirumah tidak ada satupun orang tua yang menyambutnya atau saat Wilda  ditinggal pak Bambang bekerja di luar kota untuk urusan bisnisnya.
Mereka berdua pun melanjutkan apa yang sebelumnya tertunda seolah tidak terjadi apapun.

Sampai malam wilda bersama dengan mbak Nina, mulai dari memasak untuk mereka berdua makan, dilanjut nonton televisi diruang tengah mengobrol dan bahkan sekarang mbak Nina memakaikan masker diwajah Wilda. Kalau dipikir-pikir setelah mama pergi Wilda mungkin bisa tidak terlalu kesepian karena ada mbak Nina yang selalu menaninya juga, mbak Nina juga yang merawatnya dari kecil karena itu Mbak Nina sudah seperti keluarganya sendiri, tidak ada batasan antara dia dan mbak Nina, mungkin karena mbak Nina juga sebatang kara, jadi disinilah tempat yang akan selalu menjadi rumah dan keluarga untuk mbak Nina.
"Mbak Na, udah 15 menit belum sihh" ucap Wilda saat mbak Nina fokus nonton film ibu-ibu.
"Kurang dua menit Mbak Wil ." Jawab mbak Nina setelah menengok jam diatas televisi.
" His cuma dua menit, Wilda mau cuci muka sekarang ah." Kata Wilda
"Heeee, nanti sebentar. Nanti nggak maksimal dong maskernyaaa." Omel mbak Nina.
"Au ah, Wilda ngantuk mbakk." Ucap Wilda tidak mengiyakan anjuran mbak Nina. Jujur Wilda sebenarnya ingin menunggu ayah pulang. Tapi matanya sudah tidak bisa dikondisikan.

Setelah mencuci wajah sekalian gosok gigi Wilda naik ke kasurnya, dia juga berniat mengecek hp dulu sebelum tidur. Tapi ia lupa hpnya dari tadi sore sedang di charge. Diapun mengambil hpnya yang ada di nakas, mulai menghidupkan data, dan seperti yang Wilda duga, banyak notifikasi yang muncul setelah beberapa jam dia mematikan data selulernya. Diantara banyaknya notifikasi hanya satu yang membuat Wilda mematung seakan oksigen yang ada disekitarnya lenyap. Itu adalah notifikasi dari platform instagramnya, dimana disitu terlihat aku seseorang menyukai postingannya yang ia unggah beberapa bulan lalu.

ZidaneGntaa menyukai postingan anda. 3 hours

Wilda speechless dong,bahkan itu bukan postingan terbarunya lalu,, lalu apakah Genta juga sedang merindukan Wilda dengan mampir ke akun Instagram wildaaa? Yaampun pemikiran ini membuat Wilda gelisah dan tidak bisa tidur sepanjang malam. Lalu, bagaimana sikap Wilda jika bertemu dengan mantannya itu besok pagi? Eh atau ini hanya kebetulan. Atau Wilda saja yang terlalu berlebihan? Atau atau atauuu. atau itu terus bergema dikepalanya sampai ia tidak sadar jatuh terlelap menuju ke alam mimpi.

.
.
.




Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang