1

9.8K 980 318
                                    

INFAMOUS

.

.

.

YOONMIN

.

.

.

"Aku ingin kaya..." Guman Jimin entah untuk yang keberapa kalinya hari ini.

"Amin..." Jungkook, teman ditempat kerja sambilannya mengaminkan.

"Kerja!" Gerutu Seokjin, pemilik café tempat Jimin dan Jungkook bekerja paruh waktu.

"Hyung, apa salahnya berandai-andai ditengah hujan lebat seperti ini?" Jimin melirik Seokjin, sang pemilik 'MOON' café dan bakery .

"Benar, aku rasa pengunjung tidak akan ada yang datang lagi, sudah hampir jam Sembilan malam, mana mungkin ada pengunjung. Sudah paling benar untuk berkhayal hal-hal yang tak masuk akal" ucap Jungkook sambil memandang keluar pintu kaca transparan.

"Iya, kalian benar. Ayo berberes saja kalau begitu" Seokjin menyetujui, mulai memindahkan kue yang masih berada di etalase kaca ke lemari pendingin.

Kembali seruan tidak setuju terdengar dari kedua pekerja sambilan itu.

"Hari ini, giliran Jimin yang menutup café, kan?" ucap Jungkook sambil mulai mengelap meja.

Terdengar dengusan dari Jimin yang sedang membantu Seokjin menyimpan kue ke lemari pendingin.

Setelah berberes, Seokjin memilih langsung naik ke lantai atas, dimana dia tinggal. Jungkook sudah pergi pulang dengan menorobos hujan, meninggalkan Jimin yang masih sibuk menarik tirai jendela untuk menutup jendela kaca transparan.

Saat Jimin ingin kembali ke meja kasir untuk mengambil tas, pintu kaca itu terbuka, Jimin berbalik dan melihat seorang pria berdiri di depan pintu dengan beberapa orang berdiri di belakangnya, salah satu dari mereka, bertugas memayungi pria pucat yang berdiri di depan pintu.

"Kami sudah tutup" ucap Jimin sambil tersenyum sopan.

Dibalik senyum sopannya, Jimin merinding. Pikiran jelek sudah memenuhi kepalanya. Pria-pria di depannya ini muncul dengan pakaian serba hitam, beberapa pria mempunyai wajah yang sangat tidak ramah sedang memandang tajam padanya.

"Tapi di pintu masih buka" sela seorang dari mereka.

"Tapi..."

"Tidak apa." Ucap pria pucat itu sambil menatap Jimin lurus dan pergi meninggalkan café.

Jimin terdiam. Diantara suara hujan yang masih deras, suara pria pucat itu sangat menarik ditelinga Jimin. Suaranya Sangat 'dalam'. Jimin merinding.

.

.

.

"Ada apa? Kenapa ramai sekali?" Jimin menatap kerumunan yang terjadi tidak jauh dari café tempat Jimin bekerja. Banyak mobil polisi terparkir di daerah itu dan ada juga yang parkir tepat di depan café milik Seokjin.

"Ada penemuan mayat subuh tadi" ucap Seokjin yang berdiri di depan café.

"Hah?" Jimin membolakan matanya. Pagi yang cukup berat untuk diawali.

"Siapa yang meninggal, hyung?" tanya Jungkook ikut mengintip dari balik pintu café.

"Ahjussi pemilik gedung di seberang café kita. Aku kaget sekali saat melihat polisi muncul pagi-pagi di café dan menanyaiku beberapa hal" cerita Seokjin. "Bayangkan saja, baru bangun, belum mandi, hanya berniat ingin membuka jendela dan tiba-tiba polisi muncul di depan mukamu. Merusak pemandangan, merusak hari!"

INFAMOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang