Part. 8 : #DETEKTIF.

37 13 48
                                    

HALLO!

APA KABAR PARA PENDUKUNG BIRU?! SEMOGA SEMUANYA BAIK-BAIK SAJA YA^^

JANGAN LUPA MAKAN, MANDI, SHOLAT BAGI YANG BERAGAMA MUSLIM. JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN KALIAN DI MASA PANDEMI INI^^

WAJIB TINGGALIN VOMENTNYA YA^^ SEPERTI BIASA, RAMEIN SPAM NEXT BIAR AKU BISA LANJUTIN CERITA BIRU SAMPAI TUNTAS. AKU JANJI BAKAL BIKIN SEKUEL BIRU KALO KALIAN DUKUNG AKU TERUS^^

SAYANG KALIAN BANYAK-BANYAK ❤❤

HAPPY READING ❤❤

8. DETEKTIF.

"Kita memang kecil. Tetapi, bukan berarti kita lebih kecil dari semut. Jika semut saja mampu bekerja sama untuk merintis masalah mereka, bagaimana dengan kita?"

-Biru Alezkar Dizzeo-

_____________________________________________

          BEGITU bel pulang berbunyi, Hayla bergegas menghampiri kelas IX-A, yakni kelas milik Biru.

          Sebelum memasuki ruang kelas IX-A, tepat sekali ia bertemu dengan Biru dan Green di ambang pintu, mereka hendak angkat kaki dari ruang kelas. Senyum Hayla merekah saat itu juga, berbeda halnya dengan Biru yang justru menatap Hayla dengan tatapan sulit di jabarkan.

          "Biru nanti jadi anterin Hayla kan?" tanya Hayla, memastikan sekali lagi.

         "Nah, kebetulan banget Hayla dateng ke sini, Biru enㅡ"

          "Gue enggak bisa La, maaf," kata Biru memotong cepat kalimat Green yang nyaris dilontarkan pada Hayla.

          "Kok enggak bisa?" Hayla menautkan alisnya.

          "Tadi katanya bisa, kok sekarang enggak bisa?"

          "Biru bercanda kan?" tanya Hayla, namun tak mendapat respon apapun dari Biru.

          "Hayla tau kok kalo Biru cuman bercanda." Hayla tertawa kecil, menganggap bahwa perkatan Biru bukanlah suatu ukara yang serius.

          Saat ini Biru tengah mengenyami perasaan kalang kabut, hanya sekedar mencari alasan yang tepat untuk Hayla. Tak mungkin juga Biru mengatakan bahwa pulang sekolah nanti ia dan Green akan berkunjung ke rumah Black, membahas soal kekalahannya dalam lomba balap sepeda dua minggu yang lalu. Biru yakin seratus persen tanpa diragukan bahwa Hayla akan memilih untuk ikut, jika ia mengetahui alasan yang sebenarnya. Daripada seperti itu, mending tidak usah tahu kan?

          "Auah, gue enggak denger. Kesumpelan perban kasa," serah Green tak ingin ikut merasakan pusing.

          "Biru cuman bercanda kan?" Hayla mengguncangkan lengan Biru dengan pelanㅡsetelah beberapa menit lamanya tak kunjung mendapat jawaban apapun dari Biru.

          Lamunan Biru tersadar ketika mendengar pekikan kecil dari Hayla. Perlahan, kepalanya tertoleh ke arah samping, tepatnya pada Hayla yang tengah menunjukkan ekspresiㅡmeminta jawaban dengan segera.

BIRU (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang