Tragedi📌

218 28 17
                                    

Di dalam ke gelapan malam tanpa ada cahaya bintang di atas langit, hanya terdengar gemercik hujan dan petir yang menyambar seakan dunia malam ini begitu murka pada seluruh makhluk yang hidup di jagat raya.

Di dalam sebuah rumah mewah nan megah di situ lah tragedi kriminal perampokan yang menimbulkan korban jiwa.

terdengar sebuah jeritan dan teriakan bercampur sebuah dentuman kecil suara yang berasal dari sebuah senapan, yang di pegang seseorang laki-laki berbadan tinggi nan kekar.

Dor!
Satu peluru meluncur dan mengenai kepala seorang pria yang mencoba melawan para perampok itupun, seketika kepalanya  pecah dan ber ceceran di mana-mana.

“Suamiku, Hiks.” Satu teriakan dan tangisan itu pun lolos dari mulut perempuan dalam genggaman pria yang sangat keji.

“Lanjutkan pekerjaan kalian nanti, kita bermain-main dulu dengan perempuan ini, hahhahahaha,”Ucap pria berbadan tinggi besar itu yang tak lain adalah dalang dari perampokan ini.

Pria itu merogoh sakunya mengambil sebuah pisau kecil yang tersimpan di dalam saku baju yang dia kenakan, menggoreskan benda runcing itu di punggung seorang wanita yang ada di genggamannya,

Frustasi mungkin itu lah kata yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi wanita yang ada di genggaman nya.

Selesai dengan beberapa goresan yang dia buat, membanting badan wanita itu di atas kasur.

Terlihat sangat jelas beberapa berca darah segar berceceran di atas sprei yang semula berwarna putih sekarang berwarna merah darah, pemilik darah itu tak lain dan tak bukan adalah pria yang sudah di tembak kepalanya tadi.

Tak berakhir sampai di situ penderitaan wanita itu alami, Badan yang sudah mulai lemas dan wajah yang muali frustasi karena melihat suaminya meregang nyawa dengan tragis di hadapan nya, belum lagi badan indahnya menjadi korban nafsu biadab para perampok itu, dengan brutal dan kasar mereka melakukan hal kotor dengan bersamaan,

Perampok itu tak henti-hentinya mengeluarkan tawa kegirangan tanpa merasa sedikit pun dosa di benak nya, Sudah hampir 2 jam, Wanita itu melayani nafsu biadab mereka.

Kondisinya sangat memprihatikan kehilangan semua hal yang membuatnya bahagia selama ini, mereka dengan kejam sudah merenggut semua kebahagiaan di dalam keluarga kecil nya.

Jlebbb!
Tanpa basa-basi pisau itu menancap sempurna di leher wanita itu, saat mereka merasa puas dalam permainannya.

“Arghh!” Lengkingan suara itu lolos sebelum nyawa melayang, satu tetes air mata jatuh, tanpa menutup kelopak mata menampilkan mata indah menatap ke salah satu sudut ruangan.

“Hahahahhaha.” Tawa itu lagi-lagi lolos dari mulut mereka saat mereka berhasil merenggut nyawa seorang tanpa dosa dan lagi-lagi dengan cara yang tragis.

Beberapa menit setelah suara tertawa itu berhenti.

Salah satu perampok memulai pembicaraan,
“Bos, kenapa kita tidak mengambil harta yang di miliki oleh tubuh mereka? lumayan bos, kita bisa menambah penghasilan malam ini.”

“hahahah ide yang bagus.” Tersenyum miring, dan merogoh kantung celana mengambil sebuah benda pipih itu,

Matanya tertuju oleh satu nomor dan jarinya menekan nomor itu.

Sekitar 15 menit dia mengobrol dan berbincang.

Setelah itu, perampok itu menutup panggilan, membalikkan badan, menatap ke arah anak buahnya dan memberi pengumuman pada mereka.

“Baiklah, setelah saya pikir kan, saya putuskan kalian ambil organ jantung dan ginjal ke dua mayat itu!, dan satu lagi untuk wanita itu jngan lupa ambil juga bagian bola mata.. kalian mengerti?”
Mengangkat satu alisnya ke atas.

“Lakukan dengan cepat dan hati-hati. sebelum matahari terbit semua ini harus Klian selesaikan.”Lanjutnya dan melangkah kan kaki keluar dari ruangan itu, meninggalkan anak buahnya.

Tanpa mereka sadari, seorang anak kecil berusia sekitar 7 tahun yang bersembunyi di sebuah sudut ruangan itu, sedari tadi mengawasi dan mengintai kelakuan keji mereka, dengan tubuh mungil yang gemetar menutup mulut dengan kedua tangan, dia melihat langsung tragedi sadis yang orang-orang itu lakukan kepada kedua Manusia yang sudah mendidiknya dari bayi hingga sekarang, mereka dengan keji malah membunuh kedua manusia yang di kirim Tuhan untuk nya.

Setelah mereka puas menguras habis harta di rumah megah ini, mereka bergegas pergi dan kabur menggunakan mobil Jeep berwarna hitam.

Saat suara langkah kaki menghilang dan terdengar suara mobil menjauh, anak itu berlari dan menangis sekencang-kencangnya.
“Mama, Hiks hiks.”

Anak itu memeluk erat tubuh wanita yang sudah memberinya kehidupan dan sekali-kali anak itu berusaha menggoyangkan tubuh wanita yang sudah terbujur kaku dan terlihat bekas-bekas sayatan yang mengeluarkan darah segar, anak itu terus memanggil - manggil dengan sebutan “mama”, berharap wanita itu bangun dan membalas pelukannya, namun semuanya sia-sia tidak ada respon oleh wanita itu.

“Maa bngun, Rey takut sendiri, hiks hiks.” menggoyangkan badan wanita itu berharap sedikit ada keajaiban. Namun NIHIL

“Rey berjanji ma, suatu saat jika Rey dewasa, Rey juga akan membunuh mereka dengan tangan Rey, seperti yang mereka lakukan pada mama dan papa.” Ucapan itu lolos dari mulut polos bocah kecil itu, dan tetes air mata pun lolos dari mata bulat nya tetes demi tetes, petir tiba-tiba menyambar seakan-akan menjadi saksi janji seorang anak bernama Rey.

_______________________.
Masih. Penulis amatir :)
HAPPY READING 😻

Love Rey PesicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang