O1

7.9K 744 279
                                    

Note:
Bahasa jepang : tulisan lurus
Bahasa Indonesia : tulisan miring

Pada suatu hari yang cerah, terlihat (name) dan sahabatnya, Amane sedang berjalan.

Saat Amane mulai menyebrang, (name) melihat Amane akan tertubruk mobil yang sedang melaju kencang.

Seharusnya mobil itu berhenti karena lampu jalan sudah menunjukkan warna merah.

(Name) segera berlari untuk menyelamatkan Amane, soalnya Amane budeg daritadi diteriakin gak dengar-dengar.

Amaneee! Awasss!” Teriak (name), ia berlari dan mendorong sahabatnya menjauh, sayangnya (name) tidak sempat menyelamatkan dirinya sendiri.

Astaga! (Name) ngapain sih kau?!” Amane memangku kepala (name) sembari mengusap surai (name).

Perlahan air mata terjatuh dari mata Amane, dengan tangan yang sudah bergetar (name) menghapus air mata Amane.

Kau kan sahabatku, ah tidak... Kau sudah seperti saudaraku... Tentu aku menolongmulagian goblok banget, udah aku teriakin... Dasar budeg”  lirih (name), gila aja udah sekarat masih sempet sempetnya ngeledek.

(Name) tersenyum kecil kemudian menutup matanya, tangan yang sempat menyentuh wajah Amane terjatuh begitu saja.

Tidak, please (name) sialan lo! buka matamu dan bangunlah, jangan tinggalkan aku! Siapapun tolong panggil ambulans!!” Teriak Amane parau.

•••

(Name) kembali membuka matanya, padangannya sedikit buram dan berat, “oh masih hidup” gumamnya dengan suara lirih.

Ia melihat sosok orang sedang duduk di sampingnya.

“(name)! Syukurlah kau sudah bangun!”

(Name) POV

Perlahan aku membuka mataku dan seseorang terlihat menungguku, ih sejak kapan Amane jadi cakep?

“(Y/n)! Syukurlah kau sudah bangun!”

Suaranya mirip seperti Shinobu, ah tak mungkin aku pasti halusinasi. Pengelihatanku masih sedikit buram dan kepalaku sakit.

Aku pun duduk secara perlahan lalu mengerjapkan mataku berkali-kali dan wow dia Shinobu.

Aku tanya aja kali ya?

3rd person POV

“ekhem, siapa?” (name) bertanya dengan suara serak.

“Are? Ini aku Kochou Shinobu, kembaranmu—apa kau lupa?” tanyanya dengan nada sedikit panik.

“Hah?” muka (name) pas ngomong ini sudah dipastikan burik banget.

“Setahuku kau hanya pingsan saat melawan iblis tetapi tidak sampai hilang ingatan” Shinobu menyentuh dahi (name).

Srak!

Terdengar suara pintu digeser.

“Waaahh! (Name)-sama syukurlah kau sudah sadar” ujar Aoi sembari memberi (name) minum.

(Name) sudah paham keadaan langsung bertindak senormal mungkin.

“Aoi-chan, kau tidak perlu seformal itu padaku...” (name) meneguk airnya.

“Baik, aku panggil (name)-chan saja bagaimana?”

“Boleh banget” (name) langsung sumringah, Aoi ikut tersenyum kemudian pamit pergi.

“Aku ingin berjalan-jalan keliling dulu” ucap (name) pada Shinobu.

Ia berdiri dan berjalan dengan langkah gontai sembari melihat-lihat kediaman kupu-kupu.

Tiba-tiba (name) mendengar teriakan nyaring dari sebuah kamar, “TIDAKK! AKU TAK MAU MINUM OBAT ITU! OBAT ITU PAHIT!”

(Name) lantas segera menarik pintunya tapi tidak bisa, mendorongnya tapi tetap tidak bisa.

“Huh gimana si ini bukanya?!” (name) berujar gedek, dia terus menarik dan mendorong pintu itu sampai dia sadar bahwa pintunya—

Digeser.

“Owalah—eh, ada apa ini?" (Name) mendapati Aoi sedang mengejar Zenitsu yang menolak minum obat.

“(Name)! maaf mengganggu waktu istirahatmu tapi anak ini tak mau minum obatnya” Ucap Aoi sambil membungkuk beberapa kali.

“Santai saja Aoi-chan! kau pasti Zenitsu kan?” (name) menunjuk pemuda dengan surai kuning yang tidak lain adalah Zenitsu.

“I-iya” ucapnya bergetar saat merasakan aura tidak enak dari (name).

“Nah Zenitsu-san, minum obatnya atau kau racuni kau hingga kamu tak bangun lagi?” (name) tersenyum.

“H-ha'i Kochou-san” ia meneguk obat itu dalam sekali teguk.

“Ara ara~ ternyata saudariku menakutkan juga ya, padahal kau baru sadar” Shinobu menepuk pelan bahu (name).

“E-eh? Kochou-san ada dua?!” Ucap trio kamaboko serempak.

“Haha, aku saudara kembar Shinobu, aku Kochou (name), yoroshiku onegaishimasu” (name) nyengir.

“Aku Tanjirou, ini Zenitsu, dan itu Inosuke. Yoroshiku Kochou-san.”

“Panggil aku dengan namaku saja” (name) mengibaskan tangannya.

“Ha'i (name)-san” Tanjirou tersenyum lebar membuat (name) mleyot.

“Kalau begitu aku pergi dulu ya~ mau ke teras” (name) segera berlari ke arah teras.

“(NAME)-CHANNNN! HALOOOO!” seseorang memeluk (name).

Woi! Lu saha?” (name) refleks memakai bahasa Indonesia.

Maklum soalnya saru setengah tahun terakhir ini dia ke rumah paman bibinya di Indonesia, Ibu ayahnya ada pekerjaan di luar kota jadi (name) dititip ke rumah paman dan bibinya.

(Name) juga betemu Amane yang kebetulan sama seperti dirinya.

Lupa ma temen ndiri, parah deh.

Owh, si Amane toh... Lah Amane?! Kok lo disini juga?

“Aku nyusul kamu karena udah seminggu sejak kematian kamu dan aku ga tahan lagi aku kangen kamu, jadi aku nyusul kamu deh” ucap Amane nyengir tanpa dosa.

[A/n] note: satu hari di dunia Kimetsu No Yaiba sama dengan satu minggu di dunia asli.

“Gila ya? Sekarang tinggal dimana?” (name) menghela nafas pelan.

“Tempat kang cilok.

“Anjir? Kok bisa?” bisa PDKT nih, Giyuu termasuk dalam list husbu (name).

“Entahlah, aku tiba-tiba jadi adik Giyuu.”

“Hm? Kalau aku tiba-tiba jadi kembarannya mbak Nobuk.”

•••
[ T B C ]

Revisi: 12th April 2022

⇘ : : ⌗𝐒𝐡𝐢𝐧𝐨𝐛𝐮'𝐬 𝐓𝐰𝐢𝐧 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫﹆꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang