—
Pagi-pagi buta, Azzura sebagai anggota keluarga termuda di sini sedang membangunkan kakak-kakaknya yang masih asik tidur. Korban pertamanya adalah Vio, karena kakaknya itu satu kamar dengannya. Jadi lebih mudah bagi Azzura untuk membangunkannya.
"Bangun bangun! Perawan ga boleh bangun siang!" Teriak Azzura di telinga Vio. Karena merasa tidurnya terganggu, Vio menoyor kepala Azzura untuk menjauh dari telinga. "Berisik bego."
"Bangun weh, udah jam enam." Jelas Azzura. "NGAPAIN JAM ENAM GUE LO BANGUNIN???" Tanya Vio cukup nyaring sehingga membuat Shane dan Olivia di kamar sebelah buru-buru berlari ke kamarnya.
"Kenapa kak?" Tanya Olivia. Shane menyinyiri Vio di sana, "Kaget bjir. Lo teriak pake suara lulove."
"Lulove apaan?" Tanya Olivia, Shane dengan senang hati menjawab. "Kembaran Kak Vio dong."
"Hah lulove apa si?" Tanya Azzura. Vio memasang jari telunjuknya di bibir, "Sst diam. Lulove itu Lucinta, dan itu ga penting. Mending mandi sono, bau terasi." Kemudian Vio pergi mengambil handuk dan berjalan dengan gaya sok sombong.
Sampai akhirnya kaki Vio keseleo dan jatuh terjungkal— Shane, Azzura menertawakan dirinya. Sedangkan Olivia menolong Vio dengan menahan tawanya.
—
Setelah kejadian memalukan tadi, kita skip saja sampai semuanya berkumpul di ruang tamu. Shera yang masih mengantuk bersandar di pundak Reycya, Sella dan Nesha berebut oreo, Aria asik menonton televisi yang menampilkan tayangan anime, Eufoni hanya memakan kue brownies buatannya dan Vio kemarin.
Vio sendiri sedang memainkan ponsel, Reycya ikut menonton anime dan sesekali menggoyangkan pundaknya yang digunakan Shera untuk bersandar. Azzura sedang meminum susu murni nasional yang dibelinya tadi. Shane dan Olivia yang sedang asik berghibah berdua.
Mereka saling fokus dengan urusan masing-masing hingga Reycya berteriak, "MAU MUNCAK." Teriakannya membuat Shera terkejut dan kepalanya hampir kejeduk dinding.
"Muncak apa?" Tanya Nesha.
"Naik gunung."
"Gunung apa?" Tanya Aria.
"JANGAN TRAVELING." Gas Sella spontan, sudah kebiasaan. "Ayo muncak, kan udah libur panjang." Ajak Eufoni.
"Muncak kemana?" Tanya Shera.
"Yang bagus dong, gue mau foto-foto ehehe." Sahut Shane.
"Merapi yuk." Jawab Aria enteng. Azzura berteriak di depan wajahnya, "LO NGAJAK MUNCAK APA NGAJAK MATI."
"Bercanda anjir."
"Gunung tertinggi yuk!" Ajak Reycya.
"HAH? PAPUA?" Tanya Olivia dengan nada agak tinggi. "KETINGGIAN ITU, NANTI GA KUAT." Sahut Sella, Nesha ketawa-ketawa sendiri. "Bromo mau gak?" Tanyanya.
"NAH ITU BAGUS TUH!" Setuju Vio, tapi kemudian ia bertanya-tanya lagi kepada adik-adiknya. "Kemana aja deh, jangan yang jauh."
"Sindoro Sumbing kak, paling tinggi di Jawa Tengah kayanya?" Ucap Shera. "Kurang menantang." Balas Nesha. "Alah nanti kamu juga ngeluh capek pasti." Ujar Shera tak mau kalah. Nesha memainkan dua alisnya untuk mengejek Shera.
"Semeru, eh Mahameru!" Usul Eufoni. "Itu atasnya Bromo kan?" Tanya Sella. Eufoni mengangguk. "Nah yaudah, situ aja. Taman Bromo Tengger kan di situ juga." Final Reycya.
Akhirnya mereka menyepakati untuk pergi ke Gunung Semeru. Aliasnya ingin ke Puncak Mahameru. Tapi masih ada satu hal yang akan mereka pertimbangkan dahulu.
"MUSIM HUJAN, KAPAN PERGINYA." Teriak Nesha. Shane memasang gaya seolah berpikir, "Kalo musim hujan gini tuh, di puncak ga bakal ujan! Cuma di bawah biasanya!" Jawabnya.
"Ah masa?" Tanya Aria. Olivia menyetujui jawaban Shane, "Biasanya sih iya! Tapi ga tau juga."
"Kalo tanggal 29 kelamaan ga?" Tanya Eufoni.
"Mungkin???" Sahut Sella. Azzura menepuk tangan karena mengerti pertanyaan Eufoni, namun sebelum ia menyahut, Reycya terlebih dahulu menjawabnya.
"Tanggal 29? Biar sekalian tahun baruan di sana kan?" Eufoni mengedipkan sebelah matanya ke Reycya. "Well, how can u tell!" Balas Eufoni. Reycya tersenyum bangga.
"Yaudah, jadinya kita tanggal 29 sampai 1 Januari nih?" Ucap Vio. Aria mengangguk, Azzura yang sedikit ragu memutuskan untuk bertanya, "Apa ga kelamaan?"
"Lah kan biasanya pendaki malah seminggu??" Ujar Olivia. "Oh oke.."
"Oke, fix ya kita berangkat tanggal 29 Desember pagi. Ayo siap-siap." Jelas Shera.
"Tenda ada berapa di rumah?" Tanya Aria, Sella menjawabnya dengan berhitung terlebih dahulu. "Empat— eh dua aja, yang satu bocor."
"Ya udah dua, kan sepuluh orang doang. Tendanya juga besar, cukup kan kalo lima banding lima?" Jelas dan tanya Shane. "Cukup kali? Ok." Sahut Nesha.
"Siap dik," Setelah rencana itu semua, keadaan kembali menjadi hening. Sampai tiba-tiba—
"HEH BELOM SARAPAN, GUE LAPER." Teriak Azzura.
—
p, 667 kata apakah krg banyak
KAMU SEDANG MEMBACA
climb and die
Horreurnyatanya memilih mendaki pada waktu itu merupakan hal yang salah.