Friday Night

38 9 53
                                    

Malam natal tepat tanggal 24 Desember, mereka hanya berdiam diri di rumah karena tidak tahu mau kemana. Lagian hari ini pasti orang-orang sedang merayakan natal bersama keluarganya. Pukul sembilan malam yang hening, padahal sekitaran jam tujuh tadi lumayan banyak suara-suara kembang api.

Shera mengeluh kepada kakaknya, "Kak Vio, perut aku sakit." Bukan Vio malah Nesha yang menjawab, "Hamil." Shera menatapnya nyalang.

Olivia menawarinya minyak kayu putih, "Nih pake biar anget." Reycya yang paling dekat jaraknya dengan Olivia menyalurkan botol minyak kayu putih itu ke Shera.

"Temenin." Pinta Shera, Azzura berdiri dan ikut menemani kakaknya. "Ayo gue temenin."

Sembari menunggu Shera di dalam kamar mandi, Azzura membuka gorden untuk melihat langit. Gelap, tidak ada bulan. Mungkin tertutup awan. Bintang pun tidak memunculkan dirinya di langit.

"Bintang aja bisa insecure." Gumam Azzura. Ia menutup gorden kemudian membukanya lagi saat melihat sebuah sinar melesat dengan cepat. "Hah apaan itu?"

Azzura membuka jendelanya, menengok ke kanan dan ke kiri. Barangkali ada pencuri atau apa. Masalahnya, di belakang sini tidak ada tetangga. Hanya kebun kosong yang pemiliknya sudah tiada.

Azzura kembali memfokuskan pandangannya ke depan dan ia melihat kepala yang berdarah-darah, tanpa bola mata sehingga mata itu terhuni oleh belatung.

"SIALAN?!" Ia buru-buru membanting jendela dan menutup gordennya rapat-rapat. Ia merasakan tangan seseorang hinggap di bahunya, "SETAAAN!"

Hampir Azzura terjatuh karena kesandung meja, untungnya ada Shane, Olivia, Eufoni dan Aria yang menahannya. "Lo kenapa?" Tanya Aria. Azzura menunjuk-nunjuk jendela dengan ibu jarinya, "Ada setan!"

Eufoni memasang tampang tidak percaya, "Setan? Ngaco ah, jangan ngomong aneh-aneh." Azzura menekankan kalimatnya, berusaha meyakinkan saudarinya. "Sumpah gue liat dia di sana!"

Kemudian Azzura menyadari sesuatu, "SHERA! SHERA MANA?"

Olivia menjawab pertanyaan Azzura, "Udah di kamar tuh ditemenin Sella sama Nesha, tadi katanya kamu dicariin ngga ada."

"T-tapi gue dari tadi di sini.." Shane bersembunyi di balik punggung Aria. "TAKUT SETAN."

"Diem heh, malam Jumat Kliwon." Bisik Aria. Shane masih berteriak di telinga Aria, "YA KARENA MALJUM KLIWON MAKANYA ADA SETAAAN."

"GAUSAH DIPERJELAS," Teriak Aria. Tangannya mencoba membungkam mulut Shane. "Balik dulu ke ruang tamu yuk?" Ajak Olivia, ia agak merasa merinding di sini.

Olivia, Eufoni dan Shane berjalan lebih dahulu. Meninggalkan Aria yang membantu memapah Azzura, "BERAT, LO MAKAN APA."

"Makan ati." Aria mendengus, sembari memapah Azzura. Ia menyempatkan untuk menoleh ke belakang dan, sama seperti Azzura.

Aria melihat tubuh— yang tentu saja tidak utuh. Kepalanya diangkat di tangan hantu itu, lalu wajah penuh belatung itu tersenyum.

"ANJIR BENERAN SETAN," Dengan sekuat tenaga, Aria menyeret Azzura untuk segera menuju ruang tamu.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

climb and dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang