» 1 • About Her

64 9 1
                                    

Buat memahami lebih lanjut konsep dari ABBLS The Series ini, kalian bisa cek di Instagram aku @/q1dzncvt yaa! Di sana ada tambahan penjelasan tentang ABB mulai dari all about perkuliahan di ABB, apa-apa aja yang ada di ABB, sampe ke funfact-nya. See you di sana!

Kelas sejarah yang membosankan di awal tahun ajaran baru.

Javier mendengarkan penjelasan Pak Bagus dengan setengah minat. Fokusnya tak tertuju pada materi yang tengah dijelaskan oleh dosennya yang terkenal killer itu. Sejak tadi atensinya terpusat ke objek yang ada di sampingnya.

Prima. Gadis itu tertidur dengan kepala yang tergeletak di atas meja. Ia tidur menghadap ke arah Javier. Wajahnya tampak damai ketika tertidur.

Javier jadi teringat dengan kejadian tadi pagi ketika dirinya tidak sengaja bertemu Prima. Gadis itu pasti kelelahan. Ia bahkan baru selesai bekerja pukul empat pagi. Javier kini tidak heran lagi jika selama ini Prima mempunyai kebiasaan suka tidur di kelas.

Javier lalu mengintip kertas folio yang tertindih Prima. Itu adalah tugas merangkum yang belum selesai. Gadis itu sepertinya tertidur ketika sedang merangkumnya secara diam-diam.

Javier melirik jam dinding yang terpasang di atas papan tulis. Masih tersisa tiga puluh menit sebelum kelas berakhir. Cowok itu lalu mengeluarkan salah satu bukunya yang pernah ditorehkan tinta oleh Prima.

"Yu, Ayu!" Javier berbisik pada Ayu yang duduk di depannya.

"Apaan, sih?" sahut Ayu.

"Lo ada kertas folio sisaan nggak?"

"Nggak ada, bye!"

Javier berdecih. Cowok itu lalu menoleh ke belakang. Ada Juna yang sedang membaca buku sejarah. Entah membaca betulan atau hanya pengalihan rasa bosan.

"Jun," panggil Javier pelan.

Juna mendongak.

"Lo ada kertas folio sisaan nggak?"

"Ada, bentar." Juna lalu membuka tasnya dan mengambil selembar kertas folio kosong. Ia lalu menyerahkannya pada Javier.

"Buat apaan, Jav?" tanya Juna penasaran.

"Ada lah," jawab Javier sok misterius. Juna pun mengangkat kedua bahunya. Ia tak masalah jika Javier tidak ingin memberi tahu.

Javier lalu berbalik ke depan. Cowok itu menatap tulisan tangan Prima yang ada di bukunya. Ia mengamati tulisan itu betul-betul. Tak lama kemudian ia meraih pulpennya.

Javier menyalin rangkumannya pada kertas folio kosong tersebut. Cowok itu menulis dengan meng-copas cara menulisnya Prima. Jangan ragukan Javier soal ini. Menjiplak tulisan seseorang adalah salah satu kelebihannya. Ia bahkan bisa membuatnya sama persis seperti tulisan orang aslinya. Terlebih tulisan tangan Prima cukup mudah untuk dicontoh. Jadi tidak ada masalah untuk itu.

Bel tanda berakhirnya kelas berbunyi. Tepat sekali dengan Javier yang selesai menuliskan kalimat terakhir dalam rangkumannya. Pak Bagus lalu meminta para mahasiswanya untuk mengumpulkan tugas mereka.

Javier menatap Prima yang masih tertidur. Cowok itu tersenyum kecil. Ia lalu beranjak berdiri dan mengumpulkan tugas miliknya dan milik Prima──eh, maksudnya tugas milik Prima yang disabotase olehnya.

📷📷📷

"KOK, KALIAN NGGAK BANGUNIN GUE, SIH?!"

Aruni dan Ayu tersentak kaget dengan seruan Prima barusan. Aruni bahkan harus menepuk-nepuk telinganya untuk beberapa saat karena berdengung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABBLS | #5 KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang