Mengapa Bunda Marah

14 2 0
                                    

Bunda terlihat sangat beda sekali ketika aku sedang sakit. Jikalau aku tidak sedang sakit dia selalu memarahiku entah hal sekecil pun dia pasti memerahiku.

Dulu waktu kecil aku berkata kepada Tuhan, ya Tuhan aku salah apa sama bunda hingga dia selalu memarahiku, apakah dia sangat membenciku dan tidak ingin mempunyai anak sepertiku.

Saat aku kecil aku masih ingat waktu itu aku masih duduk di bangku SD, mau berangkat sekolah dan aku di haruskan sarapan dulu sedangkan temanku sudah menunggu ku.

Aku buru-buru memakan nasi dan telor itu. Namun aku tidak menghabiskannya karena aku sudah kenyang.

Lalu aku bilang sama bunda :

" Bunda aku kenyang, aku berangkat dulu ya

" Ooh gitu udah di masakin tapi gak pernah di habisin, kamu itu minta makan enak terus.

Anak gak pernah bersyukur, masih banyak orang yang di bawahmu tapi gak bisa makan ngerti gak kamu.

Seketika bunda memarahiku di depan temanku itu. Betapa malunya aku sampai temanku itu tau kalau aku di marahi bundaku.

Dalam hatiku aku tidak boleh menangis, aku harus kuat dan menahan air mata ini.

Waktu jam sekolah aku masih saja terbayang-bayang perkataan bunda.

Apakah bunda tidak sayang kepadaku sehingga dia memarahiku di depan temanku.

Ketika aku sudah pulang kerumah. Aku tidak mau makan, selera makan ku sudah hilang. Dan dulu aku suka banget bermain di tepi sungai belakang rumahku, meskipun aku tidak bisa berenang.

Seperti biasa ku sendirian di sungai dan sedang melamun. Ketika itu ayah sudah pulang dia mencariku. Lalu dia memanggilku.

" Onya kenapa kamu sendirian disana.

Lalu dia mendekati ku

" Onya awas jangan ke sungai lagi bahaya loh gak ada orang sama sekali nanti kamu bisa-bisa di seret sama hantu sungai.

Lalu ayah menggandengku mengajak ke dalam rumah.

" Onya kamu udah makan ?

" Belum yah

" Makan dulu

" Iya nanti aja

" Jangan nanti, kasihan perut kamu nanti kamu malah sakit loh

" Iya nanti aku bakal makan kok

Ketika itu ayah bercerita tentang masa kecilku.

" Nak dulu kamu waktu masih bayi kamu itu sering sakit-sakitan.

Ketika kamu sudah sembuh, muncul lagi penyakit baru. Jadi kamu gak boleh sampek telat makan ya nanti kamu sakit lagi.

Kamu tau gak sepeda motor kalau gak di isi bensin pasti bakal mati gak bisa jalan begitupun dengan manusia kalau manusia tidak makan dia juga akan mati.

Ayah gak mau Sampek anak ayah kenapa". Ingat itu pesan ayah

"Iya ayah. Jawabku

Kenapa ayah selalu sayang padaku dia tidak pernah memarahiku sekalipun beda dengan bunda.

Ketika ayah dan bunda sudah tidur saat sore hari aku ke dapur untuk mengambil piring dan sendok aku aku ambil sedikit bumbu masakan lalu aku oleskan ke piring ku seakan aku sudah makan.

Kata ayah kalau orang tidak makan dia bakal mati. Aku kan ingin mati jadi aku harus lakukan ini.

Begitu naif nya onya kecil yang tidak tau apa-apa dan dia berharap dia mati agar tidak di marahi bunda lagi.

Ketika ayah bangun dia tanya
" Kamu udah makan malam Onya
" Udah ayah,
" Oalah yaudah anak pinter.

Ayah selalu berkata kalau aku anak pinter tetapi bunda selalu bilang kalau aku anak bodoh.

Dari perkataan mereka aku bisa menilai kalau yang sayang sama aku cuma ayah. Dan bunda gak sayang sama aku

Kenapa bunda selalu jahat kepadaku, kapan yah bunda bisa memperlakukan aku baik seperti dia memperlakukan adik.

ONYA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang