꧁ Selamat Membaca ꧂
⚫ ⚫ ⚫
Satu dari sekian banyaknya hal atau kegiatan yang bisa dilakukan, Bunga hanya menyukai satu. Setidaknya ada, itu terlihat sedikit lebih baik, 'kan?
Membuat pakaian mini untuk Keysa—ralat, untuk barbie milik adiknya itu. Membuat desain kemudian menggunting kain yang sudah dipola lalu menjahitnya dengan rapi. Semua Bunga kerjakan dengan sepenuh hati.
Meski dijahit secara manual menggunakan tangan, namun jahitan Bunga rapih. Kalau ibunya katakan; hasil jahitan Bunga rapi seperti dijahit menggunakan mesin jahit. Begitulah. Berlebihan memang menurutnya jika ibu sudah memuji-muji keterampilan menjahitnya.
Tidak hanya membuat pakaian-pakaian berbie, Bunga juga menggunakan kemampuannya itu untuk membuat berbagai macam aksesoris, seperti tas—totebag, slingbag—kontak pensil, bandana, dan lainnya. Jika sedang libur panjang sekolah, dia bahkan bisa menghabiskan waktu seharian untuk duduk dan menjahit kain-kain itu.
Dengan menjahit, Bunga merasakan ketenangan juga damai. Hobi yang sudah dia geluti selama lebih dari tiga tahun itu mampu mengalihkan pikirannya dikala kacau. Atau jika dia sedang dalam suasana hati yang buruk, maka menjahit adalah pelariannya.
Tidak ada yang mengetahui hobinya ini selain ibu dan Keysa, bahkan Friska saja tidak tahu. Jika dulu saat masih SMP Bunga bisa untuk sedikit memamerkan bakatnya ketika ada kegiatan di ekskul Tata Busana, namun sekarang tidak satu orang pun mengetahui keterampilannya itu.
Alasannya, selain tidak percaya diri, di sekolahnya sekarang pun tidak tersedia ekskul Tata Busana sebagai tempat untuknya mengasah keterampilan menjahit.
Jadi, cukup ibu dan adiknya saja yang tahu kelebihannya, orang lain tidak perlu mengetahui. Karena Bunga dapat memastikan, manusia 'seperti dirinya' tidak akan pernah dipandang baik, selalu diremehkan dan dianggap rendah meski sebanyak apapun kebaikan yang dia lakukan, juga kemampuan yang ada pada dirinya tidak akan pernah dianggap ada.
Ternyata benar, potongan kalimat; keadilan sosial bagi rakyat goodlooking adalah yang terjadi di zaman serba modern seperti sekarang. Mendapat perlakuan baik atau buruk, semua ditentukan oleh wajah. Hanya yang cantik dan tampan selalu dielu-elukan semua orang.
Ah, mengapa setiap saat Bunga selalu merasa insecure? Tidak di sekolah, tidak di tempat lain, bahkan di rumahnya sendiri pun kenapa ia harus merasakan perasaan seperti ini?
Bunga menengadahkan wajah, kedua matanya terasa panas. Dia mengedip-ngedipkan mata, menghalau air mata agar tidak mengalir bebas.
Persoalan tentang fisik adalah hal sensitif baginya, meski di depan orang-orang Bunga selalu bisa menahan diri untuk tetap diam saat dirundung. Namun, dia tidak sekuat itu, Bunga tidak setegar itu. Saat seorang diri, dia tetaplah manusia biasa. Bunga lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Yourself!
Teen Fiction❝Lo tuh nggak pantes untuk siapapun!❞ Adalah kalimat menyakitkan untuk dirinya dengar. Ditolak cinta pertama dan dihina karena fisik, membuat Bunga kehilangan kepercayaan diri. Ia membiarkan orang lain menghina dan mengganggunya tanpa mau membela d...