Hari pertama.

130 8 13
                                    

Kepergian akan meninggalkan jejak yang biasa dikatakan sebuah kenangan, namun kali ini yang datang duluan adalah kenangan itu sendiri.

"kringggg"alarm pagi membangunkan ku diantara percakapan sibuk ibu dan bapakku saat pagi hari

Sebetulnya pagi ini adalah hari dimana aku pertama kalinya akan berseragam SMA, hari dimana semua kenangan akan kusambut, mungkin diantara para siswa nantinya, aku mampu untuk memiliki banyak teman.

"Dias..turun nak sudah pagi, ntar kesiangan sarapan" ibuku yang perhatian selalu membangunkanku disetiap tidurku setelah shalat subuh. Dengan nada bicara yang bahkan aku tidak bisa menggambarkanya dengan kata-kata.

Seperti biasa aku selalu sarapan bersama kakak perempuanku satu-satunya, ya karena kedua orang tuaku pasti sudah berangkat bekerja setelah aku mandi, disini bisa dikatakan aku adalah orang yang berpendirian mandi dulu baru sarapan.

Mempersiapkan peralatan yang nantinya akan aku bawa ke sekolah pertamaku, SMA Pelita.

Berangkat dengan mengendarai motor sendiri, meskipun belum memiliki SIM, namun jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh, dan juga sekolahku ini tidak dilewati bus sekolah membuatku terpaksa harus berurusan dengan Polisi yang menilangku pada saat aku pertama masuk sekolah.

"pak, udahlah ini sudah telat saya, saya baru masuk..bapak bawa aja ya motornya nanti saya ambil sekalian surat tilangnya ya." Reflekku mengatakan hal tersebut dengan bergegas menuju sekolah, ya karena memang pada saat itu sudah mepet waktu jam sekolahku.

Khawatirku menjadi kenyataan ketika aku melihat antrean didepan gerbang masuk sekolah, hal itu menandakan bahwa kala itu aku sudah terlambat masuk sekolah dihari pertamaku.

Kulihat dari badge yang ada dilengan mereka yang juga terlambat tak ada satupun yang berwarna hijau, menandakan murid kelas 1 disini. Namun ditengah-tengah keramaian tersebut datang guru yang sepertinya itu bagian tata tertib disana.

"aduuhhh..kenapa banyak sekali yang telat dihari pertama ini, kalian ini ga bisa disiplin datangnya apa?"

Menyeru kepada kami para siswa yang telat, sekaligus memusatkan perhatian kami di guru tersebut.

Kala itu para siswa yang telat dicatat satu-persatu untuk dimasukan kedalam buku pelanggaran mereka masing-masing, dan juga sebelum masuk kami disuruh untuk menuliskan kalimat janji tidak mengulang lagi sebagai hukuman.

Ditengah-tengah antrian itu aku melihat seorang siswi yang sedang kebingungan diluar gerbang sekolah dan sepertinya meminta satpam untuk membukakan gerbang yang sudah ditutup.

Dari kejauhan nampak badge dengan warna hijau, yang artinya itu juga sama sepertiku, murid tahun pertama.

"heee, kamu telat ga sekalian aja nanti jam istirahat berangkatnya..yaudah sana tulis dulu seperti ini nanti kalau sudah kumpulin ke saya, baru kamu boleh masuk" tegur guru yang tadi menyambut ketelatan kami.

Terlihat panik wajah dia, dengan terbatah-batah menjawab dan juga memandangi sekeliling dengan wajah yang cemas. Aku tahu dia juga memperhatikan badge semua siswa yang sama denganya.

Kala itu yang aku pikirkan hanyalah cepat-cepat menyelesaikan hukuman dan segera bergegas menuju kelas yang akupun tidak tahu dimana itu.

Dengan terburu-buru aku mengantarkan tulisan hukuman ini pada guru yang dari tadi memandangi semua siswa yang tengah dihukum. "Sepertinya aku diizinkan masuk kelas" kata ku dalam hati.

"kamu boleh masuk, tapi pergi dulu ke koperasi, beli badge mu" perintah guru tersebut, yang sseketika aku memegangi lengan kananku. Dan saat itu aku kaget bercampur heran, penasaran, yang aku rasakan dari rumah sudah aku pasang. Terpaksa aku beli lagi.

Sementara itu di papan pengumuman pembagian kelas yang ada di samping lobby sekolah, terlihat masih banyak murid yang tengah disibukan dengan mencari keberadaan kelas mereka masing-masing.

Aku mencoba membacanya dari belakang kerumunan, namun tidak ku temui juga kelas yang akan aku tempati. Tak lama aku mencoba menerobos masuk dengan menerobos, karena badanku cukup ramping dan tinggi aku sebenarnya mudah saja untuk melakukanya dari awal, hanya saja aku selalu mengantri terakhir, kasian yang lebih kecil dariku nantinya jika aku memaksakan diri, sungguh patriotik.

"hhmmm"sambil kutunjuk jariku ke satu persatu daftar siswa yang ada di masing-masing kelas untuk mempermudahku mencari. Dan akhirnya aku menemukan namaku, yang pada saat bersamaan jari ini tak sengaja berbarengan dengan salah satu murid juga yang kurasa satu kelas denganku. Dari yang kulihat pertama kali, putih wana kulit tanganya kontras dengan tanganku, segera aku menarik tanganku dan kulihat ternyata dia adalah siswi tahun pertama yang sama dihukum denganku tadinya.

"ehh maaf,aku tadi fokus nyari namaku" terkejut kelihatan dari wajahnya, yang sepertinya dia juga heran kenapa bisa bertemu dalam satu kelas.

"oiya gapapa, santai aja..kamu yang tadi didepan ya?" tanyaku mengalihkan pembicaraan yang juga mencairkan suasana canggung.

Singkatnya kami berdua berkenalan dan kutahu namanya ialahh Elsa.

Mentari BaruWhere stories live. Discover now