MCMM 3

27 2 1
                                    

Setelah selesai acara akad nikah yang berlangsung dengan khidmat dan syahdu serta diiringi derai air mata keluarga dan sahabat-sahabat pengantin wanita, kini saatnya ramah tamah sebelum pengantin masuk kamar untuk istirahat dan persiapan resepsi setelah isya nanti.

"Selamat ya sayang. Akhirnya elo sudah menjadi pacar halalnya Erick," Wina yang sore itu mengenakan gamis, khimar dan cadar berwarna hijau lembut, memeluk sahabatnya dan mengucapkan selamat. "Baarakallaahu Laka Wa Baaraka 'Alaika Wa Jama'a Bainakuma Fii Khoir (Semoga Allah memberi keberkahan padamu, memberi keberkahan atasmu, dan semoga Dia mengumpulkan di antara kalian berdua dalam kebaikan)"

"Selamat Qoriku sayang. Akhirnya kalian berdua sudah jadi pasangan halal. Semoga keluarga kalian menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah ya." Khansa menyusul memberi ucapan selamat.

"Qoi.. selamat ya cantik sudah jadi istri sepupu gue yang jelek ini. Semoga elo nggak nyesel kawin sama dia." Kali ini sang princess, Gladys dengan kebaya bernuansa hijau muda yang membalut ketat tubuh indahnya memberi selamat kepada sahabat sekaligus istri sepupunya.

"Elo ngucapin selamat, doanya jelek amat sih Dys. Masa gue yang gantengya melebihi Daniel Hanney lo bilang jelek sih. Emang elo saudara gue paling laknat." Omel Erick sambil menerima pelukan dari Gladys. "Gue doain lo dapat suami yang lebih jelek dari gue."

"Sialan lo! Betewe, nanti pas resepsi siapa yang jadi pendamping gue, Rick?"

"Lo liat aja nanti. Pastinya sih gantengan gue daripada dia. Iya kan sayang?" Erick mengerling pada Qori.

"Tenang aja Dys, nggak jelek kok."

"Awas aja lo kalau pasangan gue jelek." Ancam Gladys kepada Erick.

"Emang kalau ganteng, elo mau gue jodohin sama dia?" Tiba-tiba Erick menjadi serius.

"Whoaaa... urusan jodoh nanti dulu deh. Gue masih mau menikmati hidup melajang. Gue belum selesai keliling dunia. Gue belum ngerasain safari di Afrika. Gue belum puas traveling dan kejar karir. Jadi jangan ngomongin jodoh dulu ya, bro." Elak Gladys, yang buru-buru menjauh dari pasangan pengantin yang tergelak melihat sikapnya.

"Qori cantik.. selamat ya sayangku. Akhirnya kalian bisa melakukan hal-hal enak dengan halal." Kali ini Ayu dengan gamis dan khimar nuansa hijau memberi selamat. "Semoga gue cepat dapat keponakan dari kalian ya."

"My cute Qoi... congrats ya sayang. Akhirnya doa lo di sepertiga malam dikabulkan Allah. Semoga kalian saling mencintai karena Allah dan together till jannah." Intan dengan gamis dan khimar nuansa hijau bertabur bunga-bunga kecil, memeluk erat sahabat sekaligus sepupunya. Air matanya menetes tak henti-henti. Dulu Qori lah yang mengajaknya hijrah. "Gue pasti bakal kehilangan teman curhat. Karena waktu lo nanti akan lebih banyak buat suami lo. Rick, tolong jagain sepupu gue ya. Jangan lo sakitin dia. Kecuali di malam pertama nanti."

"Makasih sayang. Gue doain elo dan kak Haidar cepat menyusul ya. Jangan ditunda-tunda lagi ya." Qori balas memeluk sepupunya dengan erat.

"Ah anjir, kenapa gue ikutan sedih sih liat Qori dan Intan. Padahal dari tadi gue berhasil menahan nih air mata supaya nggak netes." Omel Gladys sambil terisak.

"Dys, bahasa kamu diperhalus dong. Kamu kan sudah bukan anak sekolahan." Tegur Wina dengan suara lembutnya.

"Iya nih Gladys... jangan anjir-anjir mulu kenapa." Sahut Ayu dan Khansa bebarengan.

"Jadi perempuan itu bicaranya nggak boleh kasar. Nanti nggak ada yang mau lho jadi pacar lo." Ucap Khansa

"Sialan lo Sa, ngedoainnya gitu amat. Gue berubahnya nanti aja deh pas mau cari suami," sahut Gladys santai. "Cukup bang Ghif dan bang Gibran yang ngomelin gue. Elo nggak usah ikut-ikutan."

MENGEJAR CINTA MAS-MASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang