Prolog

39 15 14
                                    

Seorang gadis tengah duduk di atas kursi meja belajar dengan kepala yang hampir meledak. Bagaimana tidak? Di depannya sekarang sudah tertera rumus-rumus matematika yang harus ia pecahkan. Belum lagi, dari arah luar kamar terdengar suara bising yang tak henti-henti.

"Ribut banget sih!" decaknya.

Tak tahan, ia pun memilih untuk keluar dan mencari sumber suara itu.

Ckleeckk

Sesuai tebakan, suara bising itu tercipta dari kegaduhan anak-anak Rimfire.

"WOY LANG! AWAS AJA LO NYALIP GUE YA."

"GAK USAH DI DENGER LANG, CEPET, TANCAP LAGI GAS LO."

"EHH ITU DIKIT LAGI LANG, CEPET."

"CEFFAT LALANG, KAMU PASTI BISA!"

"EH ITU SNACK GUE YA, SINI!"

Brakk

Ia membanting buku setebal KBBI keatas meja. Cukup, emosi Gadis itu tak bisa ditahan lagi. Cowok-Cowok di depannya ini memang sangat menguras tenaga. Meresahkan!

"KALIAN BISA DIAM GAK SIH?!" teriaknya.

Namun teriakan gadis itu tetap kalah dengan seruan heboh dari mereka semua. Sungguh, mereka benar-benar cari masalah!

Gadis itu kemudian berjalan ke arah celokan TV lalu menarik kabel sambungan dari TV dan Play Station agar semua orang berhenti bermain. Ia lalu berdiri membelakangi TV sambil berkacak pinggang menatap semua laki-laki yang ada didepannya.

"EH ANJ-astagfirullah. Woy Ven! Kenapa lo cabut?!" tanya Langit— kakak laki-laki Venus.

"Makanya kalo orang ngomong tuh di denger!" jawab Venus.

"Apaan sih? Cok lagi cepetan. Orang lagi asik main juga," suruh Langit.

"Kak, Bisa gak sih mainnya jangan ribut? Aku lagi belajar, besok aku lomba Olimpiade," kata Venus.

"Yang namanya mabar itu 'No Ribut No Life' Ven," sahut Bambang dari samping, mengutarakan semboyan yang sering ia dengar.

"Ini juga satu. Diem! Aku gak suruh ngomong," sentak Venus.

Sedetik anggota Rimfire terdiam dengan sentakan Venus. Untuk perempuan seukuran Venus, ia adalah perempuan terberani yang pernah mereka temui. Bocah kelas 2 SMP bernama lengkap Venus Alesha memang anak pemberani dan menyukai tantangan. Selain itu, Ia juga memiliki otak pintar yang membuatnya sering di ikutkan dalam berbagai ajang olimpiade tingkat SMP.

Kakaknya bernama Langit Biru Athaya. Kakak satu satunya yang dimiliki Venus itu adalah cowok yang menjabat sebagai ketua di geng besar bernama Rimfire. Cowok dengan badan tegap serta rahang yang tegas membuat dirinya banyak digilai oleh kebanyakan cewek-cewek Indonesia. Juga sifatnya yang adil serta berjiwa kepemimpinan membuatnya terpilih sebagai ketua di geng itu.

"Galak pisan euy!" ujar Galing.

"Yaudah kali, lo tinggal pindah ke atas aja. Ribet banget." Langit lalu bergerak ke arah celokan kabel berniat untuk menyalakan kembali TV serta Play Stationnya yang dimatikan adiknya barusan.

"Aku laporin Mama nih," ancam Venus.

"Coba."

"MAMAAAAempphhh."

Dengan cepat Langit membekap mulut Venus agar Venus berhenti berteriak sebelum kedua orang tuanya bangun dari tidur siangnya.

Hampir saja nafas Venus habis jika ia tak segera mengigit tangan Langit.

"Aww, aduh, sakit Ven," ringis Langit.

"Lagian ngapain sih kayak gitu? Nafas aku hampir habis tau."

"Lo sih, dikit dikit ngadu, dikit dikit lapor. Dasar anak mami!" ledek Langit.

"Emang aku anak Mama. Yakali aku anak Tante."

"Dasar bocil."

"Kakak!"

"Trus mau lo sekarang apa?"

"Cuma satu, jangan ribut."

"Mana bisa sayang. Makanya kamu pindah aja diatas ya?" bujuk Bambang lagi.

"Diam!" Sekali lagi, Bambang kena damprat oleh Venus. Sabar ya Bam

"Iya bener kata temen gue. Ini udah frekuensinya. Lo sendiri yang milih kamar dibawah, yaudah kayak gini."

"Tau ah!"

Karna lelah berdebat dengan orang orang tak waras didepannya. Ia memilih untuk pergi saja ke lantai 2 agar bisa belajar dengan tenang. Ia kemudian mengambil bukunya lalu pergi menaiki tangga.

Memang Dia sendiri yang meminta kamar di lantai 1. Alasannya agar ia tak susah payah menaiki anak tangga setiap hari dan agar jarak dari kamar, ruang tamu, ruang makan, serta ruangan lainnya lebih dekat.

Saat melewati dapur, pandangannya sempat bertabrakan dengan salah satu anak Rimfire, adik kelas Langit yang sudah resmi menjadi bagian dari Rimfire. Bahkan kabarnya, Ia lah yang akan menggantikan posisi Langit jika Langit telah lulus dari SMA Sanubari.

***

Hai semua, maaf kalo ceritanya gak bagus, tapi aku usahain biar ceritanya gak ngebosenin kok.

Aku masih penulis pemula, jadi maaf ya kalo ada kesalahan dalam penulisan, maaf juga kalo pemilihan katanya kurang tepat.

Jangan lupa vote dan komen

Semoga sukaaa...

Secret CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang