3: Tamu adalah Raja

5 0 0
                                    

Ardan yang sedang bersiap menyalakan motornya diparkiran tak sengaja melihat Almira dan Ulan melintas melewatinya,"Al?" sapanya kepada Almira

Almira yang sedang asik berbincang dengan ulan pun langsung menoleh kesamping dan menemukan ardan yang sedang duduk diatas jok motornya "Eh,Ardan. iya,kenapa?" Ardan menunjuk jok belakang motornya yang kosong menggunakan lirikan matanya,"Pulang bareng,yuk?" Tawar Ardan

"Emang kita searah ya?"

Ardan dibuat kebingungan,ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal,"Searah gasearah gue bakal tetep anterin ko" Ucap Ardan seraya tersenyum kikuk

"Gimana?mau ga?" Tawar Ardan sekali lagi,Almira terdiam sebentar memikirkan tawaran Ardan,Almira menoleh kearah ulan,dan langsung menatap ulan seolah-olah sedang bertanya. Ulan yang paham pun langsung mengangguk. "Iya gapapa" ucap ulan

Almira pun kembali menoleh kearah Ardan. Lalu mengangguk mengiyakan.

"Yaudah ayo,nih pake dulu helm nya" ucap Ardan sambil memberi sebuah helm cadangan yang selalu ia bawa

Almira pun langsung menurut dan langsung memakaikan helm ke kepalanya. "Ayo naik" ujar Ardan. Almira pun langsung naik keatas jok motor Ardan.

"Udah?jalan ya?" Tanya Ardan

"Iya"

Selama diperjalanan Ardan banyak bertanya kepada almira. Mulai dari alasan mengapa ia pindah, apakah ia betah disekolah barunya dan masih banyak lagi. Tak jarang juga almira salah menjawab,Karna Angin dan suara kendaraan lainnya yang begitu kencang. Membuat suara Ardan terbawa angin,disaat Almira salah menjawab,Ardan hanya terkekeh pelan.

"Dimana alamatnya?" Tanya Ardan

"Perumahan melati indah blok C no 48" jawab almira.

Tanpa bertanya lagi,Ardan pun langsung berjalan menuju sana.

"Sampe" ucap Ardan sambil memberhentikan motornya tepat didepan rumah Almira. Almira pun langsung turun dan langsung memberikan helm Ardan kembali

"Nih helmnya,makasih,ya. Mau mampir dulu?" Ajak Almira

Ardan pun melirik sebentar Jam tangan yang melingkar ditangannya. Jam dua lewat. Ia pun terdiam sejenak, "Engga dulu deh,gue lagi ada urusan. Mungkin lain waktu gue bakal mampir", Almira mengangguk paham,"Oh,yaudah. Sekali lagi makasih,ya" ucap almira

"Iya, sama-sama. Yaudah,gue duluan ya. Salam buat nyokap bokap Lo. Assalamu'alaikum" ucap Ardan yang langsung menancap gas menuju markas tempat nya berkumpul bersama teman-teman nya.

Almira menatap lekat punggung Ardan yang kian terlihat makin jauh. "Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh"

Almira pun langsung bergegas masuk kedalam rumahnya,dan langsung mengunci pintu setelahnya. Saat sudah didalam,keadaan rumah sangat sunyi. Jika kalian bertanya, dimana Aldi? jawabannya adalah,Aldi sedang berkumpul dengan teman-teman nya dibase camp. Dan itu sudah biasa bagi Almira. Hampir setiap hari abangnya itu berkumpul dengan teman-teman nya. Ya,kalau tidak begitu, teman-teman nya lah yang bermain kerumah.

Almira langsung menaiki anak tangga menuju lantai atas,menuju kamarnya yang berada disebelah kamar Aldi.

Ia menjatuhkan bokongnya tepat ditepi kasur,menarik nafas dalam,menikmati sejuknya angin yang keluar dari air conditioner yang berada di kamarnya. Lalu ia mengeluarkan handphone dan dompet dari tas nya,lalu menaruhnya dinakas.

Almira merasa badannya sangat lengket,akhirnya ia memilih untuk mandi sebentar,dan berganti pakaian.

Setelah mengganti pakaian,ia pun segera turun untuk sekedar menonton tv diruang keluarga sambil memesan makanan. Saat sedang menunggu makanan, tiba-tiba terdengar suara ketukan-yang sebenarnya seperti gedoran- di pintu depan. Dengan malas Almira berjalan ke pintu depan untuk membukakan pintu,sebelum pintu rumah nya hancur hanya karena manusia tidak tahu diri yang mengetuk rumahnya kelewat kencang itu.

Betul saja perkiraan nya,pasti itu adalah sahabatnya,Devina. Siapa lagi manusia tidak tahu diri yang menggedor-gedor rumah orang sekencang itu selain sahabatnya?

"Kenapa tu muka?kusut amat kek baju Lo."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh." Almira berucap penuh penekanan,Devina nyengir. "Hehe, assalamu'alaikum Almira yang mukanya kusut kayak baju yang belum disetrika."

"Waalaikumsalam. Gak usah ngajak ribut, Udah ngegedor-gedor pintu rumah orang sembarangan,masuk ga ngucap salam,emang cocok banget Lo jadi depkoletor."

"Ya maaf,udah berasa rumah sendiri abisnya." ucap Devina masih cengengesan gajelas

Devina dan Almira masuk ke dalam rumah,sebelumnya,pintu sudah kembali dikunci oleh Almira. Almira kembali keruang keluarga,sedangkan Devina kabur ke dapur mencari makanan. Sangat tidak tahu diri.

Devina membuka kulkas,mencari makanan yang tersisa,tidak ada. Ia membuka frezzer,ada es krim. Langsung saja ia ambil dan langsung ia lahap.

"Al! gak ada makanan lagi apa di dapur?" Ujarnya yang telah kembali dari dapur,"Gue lagi pesen makanan" ucap almira malas dan langsung kembali memfokuskan pandangannya ke televisi

"Emang,ya,Lo tuh peka banget. kayaknya kita jodoh,deh,Al." Ucapan ngawur Devina sontak membuat Almira menempeleng kepala Devina kencang. "Najis,bego. Gue masih normal,ya."

Devina mengelus kepalanya yang terkenal tabokan dari Almira. lalu mendengus kesal dan ikut duduk disebelah Almira sambil masih asik memakan es krim hasil colongan nya tadi.

Ting tong

Terdengar suara bel dari pintu depan. Pesanannya sudah datang. "Dev,ambil sana" Almira mendorong bahu Devina untuk segera bangun, "Mager,Lo aja sana"

"Buruan,monyet!udah gua yang mesen,gua yang bayar,masa gua juga yang ngambil!"

Ocehan Almira tak digubris oleh Devina,Dia masih asik menonton tv. "Tamu adalah raja,udah,sih,sana ambil. kasian tuh abangnya nungguin."

Almira yang kesal pun menendang-nendang bahu Devina dan memekik kesal. "DEVINA CEPETAN!!!", Devina yang terkejut pun sontak langsung bangun dari duduknya dan langsung kabur menuju pintu utama. "IYA GUE AMBIL"

Devina terdiam sesaat sesampainya ia didepan pintu,mengatur nafasnya lalu membuka pintu yang sedari tadi sudah di ketuk-ketuk.

"Dengan mbak Almira?" Tanya driver itu

"Iya" ucap Devina dengan nafas yang masih terpenggal-penggal

"Ini makanannya. Sudah sesuai pesanan ya mba" Lalu ia mengambil makanan yang disodorkan sang driver, "Ok,terima kasih"

"Sama-sama,permisi" ucap sang driver yang langsung berjalan keluar menuju pagar

Dengan menutup pintu,lalu membuka kotak pizza yang dipesan Almira,mencomot satu dan berjalan santai kembali menuju ruang keluarga.

"Enak Bu?" sindir Almira setibanya Devina diruang keluarga yang sedang memakan pizza pesanannya. Devina tidak mempedulikan sindiran Almira,ia masih sibuk menghabiskan pizza yang sudah ia comot sebelumnya.

"Alhamdulillah,sesuatu,Bun. Istimewa."

Devina pun kembali duduk disebelah Almiea seraya menaruh kotak pizza itu diatas meja yang berada didekat mereka. "Nih pizza nya,bilang apa?" Ucap Devina. "Bilang apaan,jir!? Makasih!? Kemana-mana juga,tamu yang bilang makasih,bukan nyonya!" Ucap almira ngegas.

"Santay,sih,ngurat mulu Lo,mah"

"Ya lagian Lo! Uda jadi tamu ga diundang,gatau diri pula!" Ucap Almira kesal

"Tamu adalah raja! Gue kan tamu,berarti gue raja dong?ya suka-suka raja lah! Mau makan kek,mau berenang kek,mau molor kek, suka-suka raja!" Ucap Devina yang masih sibuk memakan pizza nya

Almira ikut mencomot pizza-nya, "Raja pale lo kupret!"

"Bodo"

***

Holllaaaa guyysss! Welcome back to my imagination!

DEVINA KAMU SUNGGUH TIDAK TEMPE DIRI!

salah,bego!

Iya,maap.

Gimana?part ke tiga Ardan dan Almira versi revisi? seru gaa?

Jangan lupa vomentnya. stay enjoy,guys! thank you!!

(8.01.20/26.12.20)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Its meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang