"Makanya,kalo sakit itu bilang. Gausah maksain buat masuk." Dari perjalanan pulang,hingga mereka berdua sudah berada dikamar Almira,yang terdengar hanyalah ocehan Aldi yang sibuk mengomeli Almira.
"Kalo udah sakit gini siapa yang rasain?lo juga kan!"
"Kalo dikasih tau tuh didenger!jangan keras kepala!"
Bukannya mendengarkan,Almira malah melamun. "Dek!" Tegur Aldi kesal
"iya,Bang,kenapa?" Almira menoleh, menampilkan raut wajah polosnya.
"Dari tadi dikasih tau malah bengong!" Ucap Aldi berusaha untuk bersabar menghadapi kelakuan adik satu-satunya ini. Almira hanya cengengesan. "Oh,iya,Bang! Gue punya satu permintaan nih", Almira bersiap dengan puppy eyes nya. "Kabulin,yaaa?"
Aldi menaikkan satu alisnya,"apa?"
"Gue minta,anak sekolah jangan sampe tau kalo kita adik kakak,yaa?Please!!"
Dengan kening yang berkerut,dan alis yang bertautan,Aldi bertanya,bingung. "Biar apa?"
"eh?" Almira menggaruk tengkuknya yang tak gatal,merasa bingung harus memberikan alasan seperti apa. Lalu mengeluarkan cengiran andalannya, "Ga biar apa-apa,sih,bang,hehe"
"Gak jelas. Berarti,engga. Udah,mending Lo istirahat." Ucap Aldi yang langsung keluar kamar almira
"Ish!bang Aldi gaasik banget sih!"
Almira menggerutu sebal karena permintaan nya tak dituruti oleh sang Kakak. Saking lama nya ia menggerutu,ia pun sampai tak sadar sudah tertidur pulas.
------------
Sore harinya...
"Dek,bangun. Udah jam berapa ini,Makan dulu,abis itu minum obat. Belum makan siang kan Lo" ujar Aldi sambil menepuk-nepuk pipi Almira pelan
"Erghh,apansih,Bang. Gue masih ngantuk juga" Almira mengucek matanya,serta menutup mulutnya yang menguap karena mengantuk. Lalu menutup matanya kembali untuk segera merasakan mimpi-mimpi indahnya lagi.
"Udah sore. Bangun. Gue itung sampe tiga kalo Lo belum bangun juga,gue seret paksa kebawah."
"Satu--"
"Dua--"
"Tig--"
"Iya-iya,gue bangun." Mau tak mau,Almira bangun dari tidur nyenyak nya. Dari pada diseret keluar kamar,kan? Dia mana rela tubuhnya terseret secara kasar. Ya,walaupun ia tahu Abang nya tak mungkin melakukan hal sekeji itu padanya,tapi,bisa saja Abangnya tiba-tiba berubah menjadi psikopat yang nekat.
"Nah gitu kek. Cuci muka,abis itu langsung turun kebawah,Gue tunggu."
Aldi duduk ditepi ranjang Almira,sedang kan Almira masih diam mengumpulkan kesadaran sepenuhnya. "Cepetan! ngapain masih asik duduk disini,hm?"
Almira mendengus kesal,melirik sinis ke arah Abangnya,lalu tersenyum semanis mungkin. "Abang-ku Tercinta,Renaldi Putra. Dari pada Lo gabut nungguin Gue cuci muka,mending Lo turun duluan kebawah. Gue pasti nyusul,bisa dimengerti perkataan Adik ter-cute mu ini,Abang?"
Aldi mengkerut kan keningnya,lantas mendengus lucu lantaran perkataan Almira yang terdengar penuh dendam.
"Yaudah,Gue turun duluan kebawah. Gue tunggu lima menit dari sekarang,kalo belum turun juga Cemilan Lo dikulkas Gue buang semua. Bisa disimak kedalam otakmu wahai Adik bangsat-ku?"
Almira membelalakkan matanya,lalu memukul bibir Aldi kencang. "Kasar!", Setelahnya,ia menarik tangan Abangnya,menyuruhnya untuk berdiri. Almira memasang kuda-kuda, mendorong tubuh Abangnya mendekat ke pintu yang telah ia buka lebar,lalu bersiap untuk melayangkan tanda kasih sayangnya,berupa tendangan kencang dibokong Aldi,yang membuat Aldi hampir tersungkur jika saja tak bisa menjaga keseimbangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Its me
Teen FictionDia yang sempurna kadang membuat ku berfikir 'apakah pantas aku bersamanya?'. Sifatnya yang sederhana dan humoris mampu membuatku nyaman saat berada didekatnya. Namun terkadang,ia pula yang membuatku ragu atas sikapnya yang kadang acuh tak acuh. Dia...