" Liburan musim panas, ingin bermain di pantai bersama? "
Aku sedikit terkejut mendengar ajakan Jaehyun pada telepon. Apakah ini mimpi?
" Dengan siapa? " tolong jangan katakan hanya berdua. Aku belum siap harus berbagi kamar dengan orang yang ku suka. Terjebak dalam zona teman itu sudah cukup hampir membuatku gila.
" Saudaraku. Bila kau ingin, kita pergi bersama. "
Syukur lah. Terima kasih ya Tuhan atas segala kemudahanmu. Aku akan pergi berlibur bersama dengan Jaehyun, ku harap semua akan berjalan dengan lancar.
Ternyata aku dan Jaehyun memiliki beberapa kesamaan. Kita sama - sama menyukai pantai dan alam. Sebenarnya hanya Jaehyun yang menyukai alam dulu, namun karena kita sering bersama oleh sebab itu aku juga ikut menyukainya.
Bermain di alam tidak seburuk pikiranku. Itu membuatku sangat tenang dan nyaman, terlebih bila ada Jaehyun di sisiku.
Pagi ini aku sudah bersiap dengan ransel besar yang berisi kebutuhanku selama berlibur. Ibu dan Ayah mengizinkan karena ada Jaehyun. Oh iya, aku hampir lupa bilang bahwa Jaehyun sering datang ke rumahku, begitu pula juga diriku sering datang ke rumahnya.
Sudah seperti anak kembar yang beda orang tua. Kita diberi sebutan seperti itu oleh teman - teman, saking seringnya bersama.
" Taeyong ayo, " sebuah mobil berhenti di hadapanku, dan saat tahu itu Jaehyun aku pun tersenyum dan segera memasukinya. Menyapa saudara Jaehyun yang sudah berbaik hati menerimaku untuk diajak liburan bersama.
" Kemana kita akan pergi Jaehyun? " tanyaku di tengah perjalanan.
" Busan, pantai Gwangalli. "
" Uwah Busan? Aku akan mati kebosanan di sini. " kataku mengasal seraya menyandarkan diri ke jok mobil. Busan itu sangat jauh, aku tidak menyukai perjalanan menuju ke sana.
" Kan kau ada aku, apakah tetap mati kebosanan? " Jaehyun terkekeh pelan. Dia mencubit kedua pipiku hingga aku memekik kesakitan. " Kau sibuk dengan buku novelmu, ya sama saja. " ujarku sedikit melengos.
" Kau cemburu dengan buku novel? "
" Yak apa maksudmu— " mulutnya dibekap oleh Jaehyun. Pria itu menyuruhku untuk tetap diam atau dia akan melempar diriku keluar mobil bila tetap berisik dan berteriak sembarangan.
Akhirnya aku diam, tanganku bersedekap dan mulutku masih setia dibekap olehnya. Lantas aku gigit jari Jaehyun hingga ia berteriak terkejut dan langsung menyerangku dengan sebuah gelitikan.
" Taeyong bodoh, kau mau mati di dalam mobil? "
Mataku berkedip untuk beberapa saat setelah bangun dari tidur panjangku. Hal pertama yang aku lihat adalah wajah Jaehyun. " Kau mengejutkanku! " kataku seraya menjauhkan wajahnya dari hadapanku. Tidak baik untuk kebaikan jantung.
Jaehyun menarik perlahan tanganku. Aku menurut, ternyata kita sudah tiba di Busan. Astaga aku dapat mencium bau pantai sekarang. Ya Tuhan Taeyong, kau memang sangat suka melebih - lebihkan.
" Ayo bermain di pantai. " ajak Jaehyun dengan senyumannya. Aku mengangguk, tapi sebentar, aku harus mengambil kamera. Walau kenangan dengan otak sudah cukup, tapi aku ingin mengenangnya juga dengan media.
Setelah kamera berada digenggamanku. Aku menarik tangan Jaehyun untuk bermain di sekitar pantai. Awalnya aku hanya membasahi kaki dengan air ombak. Namun saat aku melihat Jaehyun, pria itu sudah berganti pakaian dan akan pergi menyelam sendiri.
" Taeyong, aku keren kan. " katanya seraya menyindirku yang hanya bermain di pesisir. Aku memotret dirinya dari jarak dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia ⚝ Jaeyong ✓
Historia Corta『 end! sad romance // short 』" Kau bilang peran kekasih dan sahabat itu sama, yang membedakan hanya rasa. Untuk apa aku memiliki kekasih bila aku mendapatkan keduanya pada dirimu? Lagi pula aku hanya mengetestmu kemarin, dan ternyata berhasil. " kat...