Bagian [ 2 ] "Tinta yang semakin pekat"

82 11 2
                                    


Akhirnya sang fajar menampakan wujudnya di ufuk timur, seperti biasa,ditemani dengan awan yang selalu memperelok seakan memanjakan mata untuk tidak berpaling dari pandangannya.

Ku langkahkan kaki ini keluar dari ranjang tempat tidur, demi menyambut sang fajar dan Menikmati eloknya sang bumantara, dari pijakan bumi nan kian semakin menua, dengan kedua bola mata ini bisa kuliat, betapa besarnya ciptaan sang maha kuasa.
Seakan menghasutku untuk tidak terlalu terlarut dalam kesedihan.

Waktu terus berlangsung bergerak tanpa berhenti sedikitpun, dan rasa ini terlalu lama menetap di sebuah rumah yang bernama sanubari. Rasa yang semakin menguat, tatkala bayanganmu kian menjelma di bawah dasar alam sadarku.

Akan aku rangkul rasa ini dengan erat, tanpa harus melihat kenyataan, bahkan aku siap menutup pintu hati sampai rapat - rapat, sebelum tanganmu mengetuknya kembali.

Di saat semesta menerjangkan batu ujian menjumpaimu.

Di saat kau merasa lelah dengan segala ketidakramahan dunia terhadapmu.

Di saat kau terpuruk dan resah tidak tau arah untuk kembali menuju jalan pulang.

Di saat kau merasa gundah sampai berujung diletak berawai.

Tengoklah kebelakang, aku masih berdiri ditempat terakhir kali kau tinggalkan. Menunggu sosok kehadiranmu yang belum tentu ada kepastian.karena aku percaya, suatu saat kau mesti kembali kedalam pelukkan tubuh ini.

Perilah kata yang pernah aku lontarkan tentang membuka lembaran baru, ternyata itu cuma sebuah bualan semata saja, HAHAHA.jujur saja, apakah kalian tega membohongi hati sendiri? Demi terlihat bahagia oleh orang yang kau tuju? Tak baik membohingi diri sendiri,apalagi membohongi soal perasaan,ehhhh kelepasan.

Tak perlu kau memasangkan senyum yang merekah kalo masih ada keterpaksaan di dalamnya, justru itu yang membuat dirimu terbunuh secara perlahan, bisa - bisa terjerembab dalam kesengsaraan. Mauuu? Kalo aku akan menjawabnya dengan tegas tidak mau. Karena duka ini juga belum selesai, apalagi nambah. Bagiku ini sudah lebih dari kata cukup. Kalo nambah makan mahh mauu wkwkwk asalkan jangan termakan oleh janji.

***

Tasikmalaya, 29 Desember, 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sesuatu Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang