Seiring berjalannya waktu yang tak pernah berhenti. Ulangan semesterpun datang (UAS), disaat itupun aku mulai belajar dengan giat supaya aku mendapatkan nilai yang kuinginkan, rutinas yang ada disekolahku jika ulangan akhir semester datang siswa/i kelas 1 dan 2 dicampur supaya tidak terjadi contek-menyontek.
Berawal dari duduk dibangku yang sama pada waktu ulangan, disaat itu pula entah kenapa hatiku ada rasa kagum dan suka kepada sosok kakak kelas, namun kekagumanku hanya bisa disembunyikan dalam diam.
Perasaan yang aneh, gemetar, dag-dig-dug tak menentu karena baru pertama aku duduk dengan lawan jenis yang tak kukenal namun semuanya itu aku harus bisa mengontrolnya dengan bersikap biasa saja.
Pada waktu ulangan berlangsung...
“Duhhh.. mana yah penghapusku” ucapku dalam batin.
(Berfikir: apa aku harus pinjem ke kakak kelas itu, tapi kan malu, tapi kalo gak pinjem gimana bisa aku lanjutin menjawab soalnya...yaudahlah terpaksa harus belajar berani lagian ini juga penting buatku).
“Kak maaf, apa boleh pinjem penghapusnya?”...ucapku pelan pelan.
“oh iyah boleh.”(sambil menyodorkan penghapusnya).
“terimakasih kak” ucapku.
“iyah sama sama” ucapnya.
Kekaguman dalam diam yang hanya kedua sahabatku yang tau, yang dibalas dengan kekecewaan yang besar, tak pernah ku sangka ternyata sahabatku membohongiku dari belakang. Kakak kelasku bernama aldo, dia adalah seniorku yang aku kagumi namun dia malah menyukai salah satu sahabatku yang bernama indri, tak tau waktunya kapan sahabatku malah menerima senior itu.
Awalnya mungkin aku tidak percaya kepada salah satu temanku yang mengatakan semuanya tentang mereka berdua kepadaku sebelum aku sendiri yang mendengar langsung pernyataan yang terucap dari mulut indri sendiri bukan orang lain.
“ indri apa benar kamu berpacaran dengan kak aldo?...” ucapku
“kata siapa” ucap indri
“ jawab jujur dri, jangan bohong karna aku paling gak suka kebohongan apalagi itu dari sahabatku sendiri, jika emang benar kenapa kamu tidak berterus terang kepadaku dari awal..jangan seperti ini!” ucapku.
“iyah baiklah saya akan berkata jujur kepadamu, tapi saya mohon jangan membencikuL, dia menyukaiku bukan kamu dan sayapun begitu menyukainya”. Ucap lirih indri
“tapi kenapa???..kamu tidak berkata jujur kepadaku dari awal L, astaghfirullahaladziim padahal kamu tau senior itu adalah orang yang kukagumi”... kecewa, kesal, dan marah kepada diri sendiri. (Ucapku dengan suara serak).
“mengapa dia seperti itu, apa salahku, mengapa dia tidak berterus terang kepadaku” tak pernah kuharapkan air matapun jatuh membasahi pipiku, mata dan hidungku memerah.
Kekaguman dalam diam namun rasa kecewanya itu nyata.
“Ikhlas, adalah satu kata yang penuh luka namun dari luka itu pasti ada hikmahnya dibalik semuanya”.
waktu yang terus berjalan tanpa hentinya, jam berubah menjadi hari, malam berubah menjadi siang dan begitupun sebaliknya, kenyataan yang harus kuterima dengan melapangan dada mengikhlaskan dan mengambil hikmahnya, bahwa aku bersyukur alhamdulillah karena dengan kejadian itu berarti Allah masih sayang kepadaku dan melindungiku dari hal yang haram yaitu perasaan yang tak seharusnya aku rasakan.
Bagaimanapun sikap sahabat baik dan buruknya dia, tetap dia itu adalah shabatku maka hal yang harus kulakukan ialah memaafkannya dan mengikhlaskan semuanya, jika dia bahagia aku akan ikut bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
perjalanan cinta
Teen FictionPerkenalkan namaku aira rahmawati aku adalah anak ke2 dari keluarga yg mempunyai 4 saudara, yg 2 laki laki dan 2 lagi perempuan, aku dari keluarga yang sederhana dan masih dibilang awam juga sih. Jika berbicara tentang agama, tentu saja agamaku ada...