"Bangsat!! What the hell are you doing here?!" Teriakan yang penuh emosi itu menyentak sang gadis yang masih terlelap, gadis itu langsung membuka matanya dan terduduk dengan pening yang menyerangnya, lebih terkejut lagi melihat seorang pria tidur di ranjang yang sama dengannya. "Fa ... Fares.... Ke ... kenapa kamu di sini? Kenapa ... aku di sini?" Gadis itu terlihat bingung, wajahnya pelan-pelan berubah pucat dengan mimik ketakutan. "Lo sengaja kan?! Iya kan?!" Fares mendekat pada gadis itu, mencengkram kuat dagu gadis itu dengan wajah penuh amarah. "Jawab gue Ayya! Lo sengaja kan?! Lo ngejebak gue?! Iya?! Semua orang tau kalo lo naksir sama gue?! Dan semua ini rencana lo?! Bangsat. Lo. Lebih rendah dari pelacur, Ayya." "Aku ... aku juga ngga tau kenapa bisa di sini, Fares. Aku ngga tau." Gadis yang dipanggil Ayya itu sudah terisak. "Bullshit. Nothing happen beetwen us. Jadi, jangan pernah coba-coba ngambil kesempatan dari kejadian ini. Keluar dari kamar gue sekarang," ujar Fares dingin, membuat Ayya beranjak dari sana dengan isak tangisnya, namun suara pintu yang terbuka kuat membuat Ayya menghentikan langkahnya dengan jantung berdetak keras, menyadari dirinya dan Fares dalam masalah besar sekarang. "Faresta Elvan Adinata!! Kekacauan apa yang kamu buat di rumah?!" "Pah, Fares bisa jelaskan. Ini bukan seperti yang Papah lihat." Fares beranjak, namun ayahnya mengangkat tangannya. Meminta Fares untuk berhenti di tempat.
3 parts