senja merah keemas - emasan mulai membentuk ruang. Dan di dalamnya aku merenung, lalu kuambil pena dan secarik kertas, pena menari - nari di atas hamparan kertas putih yang perlahan - lahan mengukir sebuah nama dia. iya. Dia, yang akan kuceritakan. Dia yang menghantarkan huruf - huruf yang sesungguhnya tak kukenali. Dia yang mungkin sejatinya cinta sejatiku. Dan di dalam ruang renung inilah aku menceritakan dia seraya menunggu kedatangannya.