Tiga puluh hari lalu, dia mengatakan ... "Lebih baik kita berpisah. Aku nggak bisa hidup dengan perempuan yang selalu mementingkan ego-nya.": Pintu mobilnya tertutup rapat, beberapa kontainer berisikan barang-barangnya sudah tersusun rapi di bagian belakang. Dia pergi. Tanpa lambaian tangan dan senyum yang biasa muncul di wajahnya. Sementara aku? Aku hanya berdiri, menatapnya pergi tanpa tahu ... apakah dia akan kembali ke rumahi? Atau selamanya menjadikan 'kami' sebuah kenangan.