Aris awalnya hanyalah mahasiswa biasa yang ingin menyelesaikan pendidikannya dengan normal seperti teman-temannya yang lain. Bagi Aris hidupnya cukup normal. Merokok, begadang, nongkrong dengan teman, masa bodoh dengan keluarga ataupun lingkungan, semua ia lakukan selama tidak merugikannya. Perkenalannya dengan Musa, seorang bocah penghuni terminal kota, membuat sudut pandang Aris tentang hidupnya berubah. "Kata Aki, hidup tuh cuma sekali, Bang. Jadi jangan disia-siakan. Meski kita miskin, kudu tetap bahagia." Kalimat dewasa dari seorang anak jalanan itu berhasil menghipnotis Aris dan membawanya dalam kisah yang tak pernah ia bayangkan tentang kehidupan mereka yang kadang masih terabaikan.